Korelasi efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Riyadhul Jannah Ciseeng Bogor

(1)

KORELASI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DENGAN KINERJA GURU

DI SMP RIYADHUL JANNAH CISEENG BOGOR

Skripsi

Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Oleh :

ALAM MAFTULLAH NIM: 106018200736

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Alam Maftullah, Nim: 106018200736, Korelasi Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru di SMP Riyadhul Jannah Ciseeng Bogor. Skripsi dibawah bimbingan

Drs. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011.

Dalam lembaga pendidikan, hasil pembelajaran yang baik tentu sangat diinginkan. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan secara berkesinambungan. Untuk mencapai itu semua, kepala sekolah dan para guru harus menjalankan peran masing-masing secara benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Riyadhul Jannah Ciseeng Bogor. Masalah ini difokuskan pada efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Riyadhul Jannah dan seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-April 2011 di SMP Riyadhul Jannah Ciseeng Bogor. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskritif lebih menitikberatkan pada pengumpulan data empiris, kemudian diolah menggunakan statistik guna menjawab permasalahan yang ada atau tidaknya hubungan kedua variable yang diteliti dan prediksi berapa besar kontribusi variable bebas terhadap variabel terikat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Riyadhul Jannah yang berjumlah 31orang. Hasil uji validitas dapat diketahui bahwa dari 34 item pertanyaan tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah terdapat 19 item yang dinyatakan valid dan 15 item dinyatakan tidak valid, sedangkan dari aspek kinerja guru yang terdiri dari 31 item pertanyaan terdapat 18 item yang dinyatakan valid dan 13 item dinyatakan tidak valid. Sampel yang diambil dari populasi sebanyak 15 guru. Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik sampel random, yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data yang digunakan adalah teknik kuesioner, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil perhitungan data diperoleh angka korelasi 0, 60 dengan angka determinasi 36 % berada pada kategori cukup dari perhitungan angket-angket kepala sekolah dan guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Riyadhul Jannah dengan tingkat korelasi dalam kategori “Cukup”, sehingga perlu adanya peningkatan.

Kepala sekolah SMP riyadhul jannah perlu terus meningkatkan kepemimpinannya agar terus dapat meningkatkan kinerja guru-guru dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, workshop ataupun seminar yang berkaitan dengan keterampilan-keterampilan pemimpin dalam memimpin pendidikan.


(6)

ii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Segala puja dan puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah mengajarkan manusia dengan qalam (pena) dan mengjarkan manusia apa yang tidak diketahuinya, sehingga manusia dapat hidup dengan cahaya ilmu dan pengetahuan.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya dalam kehidupan, penerang kegelapan, dan penyegar kegersangan. Semoga kita termasuk umat yang mendapatkan syafa’at di yaumil akhir nanti. Amin

Penulis banyak mengucapkan terimakasih, terutama kepada :

1. Prof.DR. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bpk. Drs. Rusdy Zakaria, M.Ed. M.Phil. dan Bapak Muarif SAM, M.Pd. Kajur dan Kaprodi KI-MP yang telah memberikan nasehat, arahan, dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini serta rekomendasinya untuk melakukan penelitian.

3. Bpk.Drs. Hasyim Asy’ari, Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya secara khusus atas keikhlasan dan kesabaran dalam memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis.

4. Kepada para dosen program studi MP yang telah mendidik dan membimbing selama kuliyah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Staf perpustakaan utama UIN syarif Hidayatullah dan fakultas tarbiyah, yang telah membantu dan mencari serta mampu menyediakan buku-buku sumber dan dokumen-dokumen yang terkait dengan penulisan skripsi ini.

6. Semua staf guru-guru SMP Riydhul Jannah Ciseeng Bogor, khususnya bapak Acep Syarifuddin S. Ag, selaku Kepala Sekolah SMP Riyadhul Jannah, yang telah banyak membantu penulis untuk mendapatkan data dan informasi mengenai judul skripsi penulis. 7. Kepada Ayahanda H. Imin dan Ibunda Hj. Elis yang sangat hamba cintai dan sayangi,

dengan do’a, kasih saying, perhatian, dukungan moril maupun materil serta kerja keras merekalah penulis dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini. Juga kepada


(7)

kaka-kakaku tercinta Aa hasan, Harun, Harja, Harto, Tatang Erlangga, Adam, Teh Aan (Almh), Teh Een, dan keponakan-keponakanku yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis. Dengan tetesan air mata penulis mengucapkan terimakasih kepada mereka dan berharap menjadi kebnggaan buat mereka.

8. Sahabat-sahabat KI-MP angkatan 2006 kelas A. Jalal S. Pd, adi, fahad, aldyan S. Pd, khalidatunnur S. Pd, candra S. Pd, eka agustini S. Pd, ina muhdiana S. Pd, dewi purwati, alwani S. Pd, andika S. Pd, ana fitriana, Diana, angga, affah, armidiz, diki, encef, fahri, faridun, fa’I, budi, aep, dina, diyah, Fatimah, eka setiawati, astir S. Pd, indah S. Pd, hamna S. Pd, yuyu S. Pd, shifroh S. Pd, anik, aulia, qonita, kamilah dan seluruh kawan-kawan MP B atas bantuan, dukungan, dan masukan yang diberikan kepada penulis khususnya dalam penulisan skripsi ini. Semoga persahabatan kita tidak akan goyah walau diterpa angin dan badai.

9. Kawan-kawanku senasib dan seperjuangan di kosan khususnya asep aziz, dzakir, udil, aang, maja, rizal, serta kawanku tercinta fadly, tami, pian yang senantiasa memberikan kenyamanan dan semangat selama penulisan skripsi ini. Semoga persahabatan kita dapat menggerakan dan melangkahkan kita pada kebaikan.

Tak lupa penulis juga mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis hanya dapat mendo’akan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini semoga menjadi amal shalih yang akan dibalas oleh Allah SWT. Dengan balasan yang berlipat ganda. Tentunya skripsi ini masih belum sempurna, oleh kiranya kritik serta saran sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis akan karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pembaca, Amin.

Jakarta, 23 Mei 2011


(8)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. DAFTAR ISI ………. DAFTAR TABEL ……… ABSTRAK ………

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah ……….

B.Identifikasi Masalah ………...

C.Pembatasan Masalah ………..

D.Rumusan Masalah ………..

E. Manfaat Penelitian ……….

BAB II KAJIAN TEORI

A.Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah

1. Pengertian Efektifitas ………....

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ………

3. Pengertian Kepala Sekolah ………

4. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif ……….

5. Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah ……….

B.Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru ………

2. Indikator Kinerja Guru ……….

3. Langkah-langkah Peningkatan Kinerja Guru ………

4. Faktor-yang mempengaruhi kinerja guru ………..

5. Penilaian Kinerja Guru ………..

Kerngka Berpikir………. 1 9 9 9 10

11 11 16 24 31

33 38 46 47 48


(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ……….

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………..

C. Metode Penelitian ………..

D.Variabel Penelitian ………...

E. Populasi dan Sampel ………...

F. Teknik Pengumpulan Data ………....

G.Instrumen Penelitian ………...

H.Teknik Uji Instrumen ………...

I. Teknik Pengolahan Data ………....

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.Gambaran Umum Sekolah

1. Letak Geografis SMP Riyadhul Jannah Ciseeng Bogor ………..

2. Profil Sekolah SMP Riyadhul Jannah Ciseeng Bogor ………….

3. Visi , Misi dan Tujuan SMP Riyadhul Jannah ……….

4. Keadaan Guru, Tenaga Kependidikan dan Karyawan ………….

B.Deskripsi Data ………..

C.Analisa Data ……….. D.Interpretasi Data ………

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ………

B.Saran ………...

51 51 51 52 52 52 53 57 57

60 61 61 62 64 65 68

70 71


(10)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kisi-kisi Instrumen Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah…...….. Tabel 2 : Kisi-kisi Instruman Kinerja Guru ….………... Tabel 3 : Interpretasi Product Moment ………..

Tabel 4 : Data Guru dan Tenaga Kependidikan SMP Riyadhul Jannah ..….. Tabel 5 & 6 : Skor frekuensi kepemimpinan kepala sekolah tertinggi……...

Tabel 7 & 8 : skor frekuensi kepemimpinan kepala sekolah terendah……... Tabel 9 & 10 : skor frekuensi kinerja guru tertinggi……….. Tabel 11 & 12 : skor frekuensi kinerja guru terendah………

Tabel 13 :Daftar jumlah nilai hasil angket korelasi variabel X Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dan variabel Y Kinerja Guru ... Tabel 14 : Korelasi variabel X dan variabel Y ………..

57 60 64 67 69 70 71 71

72 74


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai serta sikap yang secara lengkap sesuai dengan kebutuhan anak didik. Dengan demikian sekolah merupakan wadah untuk membentuk kepribadian anak menuju kedewasaan. Namun fungsi tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dan kerjasama dari semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan. Sekolah juga merupakan wadah atau sarana yang menyiapkan dan mencetak generasi-generasi bangsa untuk dapat bersaing dalam ilmu pengetahuan dan kemajuan zaman sehingga mampu berperan dalam kehidupan konteks sosial.

Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, akibat berkembangnya ilmu dan teknologi yang sangat cepat, dan disertai macam-macam tuntutan kebutuhan dari berbagai sektor ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan atau sekolah. Seperti terjadinya kesenjangan antara pendidikan dan lapangan kerja. Menyadari hal tersebut, setiap kepala


(12)

meningkatkan kualitas pendidikan. Agar tuntutan perubahan yang mempengaruhi pendidikan dapat dihadapi sesuai dengan kebutuhan.

Salah satu perubahan yang mendasar dalam organisasi pendidikan adalah sistem manajemen yang sentralistis berganti menjadi sistem manjemen desentralistis melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.1

Keberhasilan sekolah sebagai akibat adanya kerjasama yang baik antara komponen-komponen dalam pendidikan terutama pemimpin dan yang dipimpin. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing baik pemimpin maupun yang dipimpin atau bawahan saling terkait satu dengan yang lainnya dalam satu kesatuan (integratif) dan saling bekerjasama untuk mencapai kepentingan bersama pula.

Hal ini menuntut perubahan berbagai komponen dalam organisasi pendidikan dan juga kepemimpinannya. Artinya, dalam situasi yang tidak menentu, penuh dengan tuntutan perubahan dan ketidakpastian diperlukan keahlian manajerial yang baik yang dapat mengembangkan keahliannya dalam bidang kepemimpinan.

Era desentralisasi adalah era perubahan sistem yang semula seluruh sistem berada di pusat pemerintahan, itu berlimpah dan berada ditiap-tiap daerah untuk mengelola sistem pemerintahan daerahnya. Desentralisasi ini memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengelola daerahnya masing-masing. Desentralisasi juga memberikan peluang besar kepada para pemimpin untuk mengembangkan nilai-nilai dan sikap kepemimpinan. Berbagai tantangan dan ancaman yang datang silih berganti menuntut perlunya keteguhan sikap dan kecerdasan menangkap peluang dan merancang masa depan. Oleh karena itu diperlukan pemimpin profesional yang selalu siap dengan berbagai perubahan dan memiliki komitmen kualitas.

2

1

Aan Komariah dan cepi triatna, visionary leadership,menuju sekolah efektif, (Jakarta: PT Bumi Askara, 2005), h.74

2

Rosady Ruslan, Manajemen publik Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda, 2003). h. 78

Oleh karena itu diperlukan seorang pemimpin yang mampu membimbing, mengarahkan,


(13)

menggerakan dan berpengaruh terhadap para pengikutnya dalam rangka mencapai tujuan. Selain itu ada beberapa faktor yang menjadikan seseorang dapat dikatakan sebagai pemimpin seperti kepribadian dan kecakapan dalam hal membangkitkan inspirasi para bawahannya.3

Keberhasilan dan kegagalan pemimpin itu ditentukan oleh bagaimana gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin itu sendiri. Gaya kepemimpinan akan tampak dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal membangkitkan semangat yang tinggi terhadap guru-guru, cara kerjasama yang harmonis dalam sekolah, dan memberikan motivasi untuk maju kepada guru-guru. Apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan atau dipakai dalam mengelola suatu lembaga pendidikan itu tepat maka akan mempunyai pengaruh dan sumbangsi yang baik bagi guru-guru, karyawan dan peserta didik. Sebaliknya apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu lembaga pendidikan itu tidak tepat maka akan memberikan pengaruh yang tidak baik bagi guru-guru, karyawan dan peserta didik. Selain itu kepala sekolah harus mampu menjalankan kepemimpinannya

Kepemimpinan kepala sekolah harus benar-benar mampu mengatur dirinya dan mampu menyatupadukan seluruh komponen sekolah termasuk guru dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah. Dengan peran yang dimilikinya kepala sekolah harus bisa menjalin hubungan kerja dan hubungan pribadi dengan anggota sekolah baik secara individu maupun kelompok. Kepala sekolah harus memandang semua anggota sekolah sebagai satu kesatuan yang di dalamnya terdapat timbal balik atas hasil yang diinginkan bersama. Dengan demikian kepala sekolah mampu memaknai kepemimpinannya sebagai kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok dalam sekolah agar bersedia melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan.


(14)

secara efektif, sehingga seluruh pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.

Kepemimpinan yang efektif bagi kepala sekolah itu dapat tercermin pada fungsinya sebagai pimpinan sekolah atau leader, dan tercermin dalam fungsinya sebagai manager. Fungsi kepala sekolah sebagai leader, dimana kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas.4 Kemampuan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi.5 Sedangkan fungsi kepala sekolah sebagai manager dapat dilihat dari fungsinya dalam merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan para bawahan.6

Dalam buku psikologi kepemimpinan karangan Pandji Anoraga. diuraikan bahwa kepemimpinan yang efektif adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud menggerakan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehendak pemimpin itu.

Berdasarkan itu bahwa kepala sekolah sebagai manager adalah kepala sekolah sebagai perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali.

7

Dengan memiliki pengaruh dan motivasi yang besar seorang pemimpin dalam hal ni kepala sekolah dapat melakukan tindakan-tindakan

4 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h.115

5 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h.115

6

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah;Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2007),cet. Ke-7,h.94-95

7


(15)

seperti memberikan perintah, teguran, anjuran dan saran kepada guru-guru yang akan dikuti dan dilakukan dengan senang hati. Dengan begitu tujuan yang telah direncanakan akan dapat tercapai.

Dalam lembaga pendidikan, hasil yang baik tentu sangat diinginkan. Oleh karena itu lembaga pendidikan menginginkan adanya peningkatan mutu pendidikan. Untuk mencapai itu semua, tidak terlepas dari peran guru sebagai unsur utama dalam proses pendidikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Muhammad Surya “ Tanpa guru pendidikan hanya akan menjadi slogan muluk, karena segala bentuk kebijakan dan program pada akhirnya akan ditentukan oleh kinerja pihak yang berada di garis terdepan yaitu guru” (no teacher no education, no education no economic and social development). 8

Dalam lingkungan sekolah manusia merupaka aktor penting yang memegang peran dalam melaksanakan pendidikan karena unsur manusia menentukan akan ketercapaian tujuan yang diharapkan. Ungkapan yang dikemukakan oleh Muhammad Surya sangat tepat, bahwa yang menentukan keberhasilan dan ketercapaian tujuan pendidikan adalah guru. Guru merupakan aktor utama yang berperan dalam proses pendidikan. Tanpa adanya guru pendidikan tidak akan berjalan dan bahkan tidak ada yang namanya pendidikan. Di samping guru merupakan komponen terpenting dalam sebuah pendidikan dan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan, guru juga menjadi titik utama yang akan dikambing hitamkan ketika sebuah pendidikan tidak mencapai tujuan dengan baik. Hal ini banyak terjadi di sekolah-sekolah ketika sekolah mendapati siswa-siswinya banyak yang tidak lulus pada saat ujian nasional (UN). Guru menjadi sorotan utama dalam kegagalan tersebut. Ini merupakan hal yang banyak terjadi bahwa guru bukan hanya sebagai


(16)

penentu keberhasialan pendidikan tetapi juga sebagai penentu kegagalan sebuah pendidikan. Kegagalan ini disebabkan karena sumbangsi dan kinerja guru sangat minim atau kurang terhadap proses pembelajaran.

Ukuran keberhasilan guru, secara sederhana ialah apabila peserta didik bertambah gairah belajar, bila hasil belajar peserta didik meningkat, bila disiplin sekolah membaik dan bila hubungan guru, orang tua, dan masyarakat mesra.9

Berkenaan dengan standar kinerja guru, Piet A. Sahertian dalam Depdiknas (2008: 21) bahwa, standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3)

Dengan ukuran seperti ini, guru mampu meningkatkan pendidikan dan membawanya menuju kependidikan yang maju dan berkualitas, karena harapan agar guru mampu memperlihatkan kinerja yang baik itu tercermin pada ukuran-ukuran keberhasilan guru sebagai pengajar dan pendidik dalam sekolah.

Seorang guru dalam mengerjakan tugasnya dengan baik, seringkali ditentukan oleh penilaian terhadap kinerjanya. Penilaian tidak hanya dilakukan untuk membantu mengawasi sumber daya organisasi namun juga untuk mengukur tingkat efesiensi penggunaan sumber daya yang ada dan mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki. Penilaian terhadap kinerja merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja guru, bagian-bagian yang menunjukkan kemampuan guru yang kurang dapat diidentifikasi, diketahui sehingga dapat ditentukan strategi dalam meningkatkan kinerjanya.

9

Departemen Agama, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan.h.12


(17)

pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru.10

Unesco dalam laporan The International Commission on Education for Twenty-first Century, menyatakan bahwa untuk memperbaiki mutu pendidikan, sangat ditentukan perbaikan perekrutan, pelatihan, status sosial, dan kondisi kerja (kinerja) para guru. Mereka membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan, karakter personal, prospek profesional, dan motivasi yang tepat jika ingin memenuhi ekspektasi stakeholder pendidikan. (Jacques Delors, 1996). Penentu kualitas proses dan hasil pendidikan terletak pada kinerja “perilaku mengajar” para guru. Tanpa ada kinerja guru, semua upaya untuk membenahi pendidikan akan kandas.

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Dengan cara seperti inilah kinerja guru dapat dilihat berhasil atau tidaknya.

11 Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi kerena dengan itu akan tercapailah tujuan yang diharapkan. Jabatan guru merupakan sebuah profesi, selain dituntut untuk memiliki keahlian dan keterampilan guru juga harus memiliki dedikasi dan tanggumg jawab yang tinggi guna mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Tidak hanya itu,

10

Deddy Wara Susandi, Peningkatan Kompetensi dan kinerja guru sekolah, diakses tanggal Jakarta: Kamis, 19 Agustus 2010, 16:40 WIB, dari

11

Deddy Wara Susandi, Peningkatan Kompetensi dan kinerja guru sekolah, diakses tanggal Jakarta: Kamis, 19 Agustus 2010, 16:40 WIB, dari


(18)

guru juga harus bekerja keras dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Disamping itu guru hendaknya memiliki tingkat kepribadian yang yang dapat menjadi cerminan bagi peserta didik.

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak akan bisa dilakukan orang-orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Untuk menjadi guru tidak mudah, diperlukan syarat-syarat khusus apalagi sebagai guru yang benar-benar professional, harus menguasai betul seluk beluk dunia pendidikan, pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui massa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.12

Sejalan dengan hal di atas, bahwa kinerja guru merupakan hal terpenting dalam sebuah proses pendidikan, penulis mendapati kejadian Dengan berbagai tugas guru yang begitu banyak dan berat maka dituntut peran dan kontribusi kepala sekolah untuk bisa membimbing dan mengarahkan guru dalam menjalankan tugasnya. Di sini akan terlihat fungsi kepala sekolah secara optimal. Tugas dan kewajiban guru akan semakin berkembang maka perlu adanya hubungan yang baik dengan kepala sekolah. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sangat bergantung kepada kepemimpinan kepala sekolah, jadi kepala sekolah dituntut untuk memiliki sifat kepemimpinan yang baik sebagai panutan atau cerminan terhadap bawahannya. Kepala sekolah harus mampu membangun semangat yang tinggi, tanggung jawab tinggi dan tidak terpaksa dalam melaksanakan tugasnya sebagai kepala sekolah. Karena peran kepala sekolah dirasakan sangat perlu dalam membantu para guru dalam meningkatkan kinerja para guru. Oleh karena itu kepala sekolah perlu terus membina, membimbing dan mengarahkan para guru.

12

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya,2005), cet ke-17 h-5


(19)

tentang fenomena kinerja guru yang kurang berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Ini terjadi ketika penulis melakukan observasi di SMP Riyadhul Jannah Ciseeng Bogor. Penulis menemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan kinerja guru di SMP tersebut. Dengan cara melihat dan wawancara dengan salah satu guru di sekolah itu. masalah-masalah yang ada diantaranya: kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran, serta kinerja guru dalam disiplin tugas. Di sekolah ini terlihat adanya masalah kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran. Pembelajaran dimana guru masih ada yang belum membuat persiapan pembelajaran sebelum mengajar. Selain itu juga terlihat masalah yang berhubungan dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari guru yang belum dapat mengkondusifkan keadaan kelas menjadi tenang ketika ada siswa yang melakukan keributan di kelas.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru juga belum menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga yang terjadi pembelajaran terasa membosankan bagi siswa dan kinerja yang dihasilkan guru pun belum optimal. Dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Penulis melihat guru hanya melakukan evaluasi pada saat akan ujian. Ketika kegiatan pembelajaran di kelas guru tidak melakukan evaluasi, sehingga yang terjadi pada siswa selalu tidak ada persiapan untuk belajar dikelas. Begitu juga dalam disiplin tugas. Dalam hal ini penulis melihat guru belum mengikuti peraturan yang ditetapkan di sekolah. Ini dapat terlihat ketika guru tidak hadir dan tidak memberikan tugas kepada guru piket untuk pembelajaran siswa. Sehingga kinerja guru dalam disiplin tugas pun belum optimal.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk mengangkat judul:


(20)

Kinerja Guru SMP Riyadhul Jannah

(Korelasi Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru di SMP Riyadhul Jannah Ciseeng Bogor)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis memetakan beberapa masalah yang berhubungan dengan kepemimpinan sebagai berikut:

1. Efektifitas kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatan kinerja guru

2. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan

3. Rendahnya kinerja yang dimiliki para guru sehingga loyalitas kerja guru

kurang memuaskan

4. Kurangnya efektifitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap guru sehingga menimbulkan ketidakdisiplinan guru dalam mengajar

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang menyimpang, maka perlu diberikan batasan-batasan, baik mengenai permasalahan dalam penelitian ini maupun istilah-istilah yang dipergunakan sesuai dengan judul yang dikemukakan. Untuk membatasi masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis membatasi permaslahannya pada permasalahan (korelasi efektifitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru)


(21)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalahnya menjadi :

1. Bagaimana efektifitas kepemimpinan kepala sekolah di SMP Riyadhul jannah?

2. Bagaimana kinerja mengajar guru pada SMP Riyadhul jannah? 3. Upaya apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja mengajar guru E. Manfaat Penelitian

Sedangkan kegunaan atau manfaat dari penelitian tersebut adalah:

1. Penelitian ini dapat memeberikan sumbangsih pemikiran dan informasi bagaimana berkontribusi dalam bidang pendidikan. 2. Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak sekolah

terutama kepala sekolah dan guru-guru, untuk meningkatkan kinerja dan peran mereka dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.

3. Secara khusus untuk penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman yang akan membuat penulis termotivasi untuk terus membantu dan peduli terhadap dunia pendidikan.


(22)

SKRIPSI

Kinerja Guru SMP Riyadhul Jannah

(Korelasi Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan

Kinerja Guru di SMP Riyadhul Jannah)

Oleh: Alam Maftullah

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN

ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(23)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah 1. Pengertian Efektifitas

Kata efektifitas dalam kamus lengkap bahasa Indonesia baerasal dari kata efek, yang mempunyai arti akibat/ pengaruh. Selanjutnya berkembang menjadi efektif yang berarti tepat guna, manjur atau mujarab.1 Menurut Zakiah Drajat, efektifitas yaitu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana sesuatu yang direncanakan atau diinginkan itu dapat terlaksana atau tercapai.2

Dari dua definisi di atas mengenai efektifitas, dapat diambil kesimpulan bahwa efektifitas adalah cara yang digunakan dan hasilkan yang diinginkan sesuai dengan rencana awal. Definisi di atas juga secara eksplisit menyatakan bahwa efektivitas itu menunjukkan pada kemampuan seseorang atau lembaga merealisasikan tujuan. Jadi, dalam lembaga pendidikan (sekolah) dapat dikatakan efektif atau berhasil apabila sekolah tersebut mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai keinginan dengan tepat sasaran dan tepat guna.

1

Tim Ganece Sains Bandung, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung: Penabur Ilmu,2001),cet. Ke 1,h. 101

2


(24)

2 2. Kepemimpina Kepala Sekolah

Para peneliti atau ilmuan biasanya mempunyai pandangan atau pendapat yang berbeda mengenai pengertian kepemimpinan, ini didasasarkan pada pandangan pribadi mereka sendiri. Bahkan Stogdil membuat kesimpulan bahwa: there are almost as many definitions of leadership as there are persons who have attempted to define the concept.3

Kepemimpianan diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat, prilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja sama antarperan, kedudukan dari suatu jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pangaruh.4 Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena yang kompleks sehingga amat sukar untuk dibuat rumusan yang menyeluruh tentang arti kepemimpinan.5

“ Leadership is interpersonal influence exercised in a situation, and directed, through the communication process, toward the attainment of a specified goal or goals.” (Tannembaum, Weshler & Massarik,1961; h.24)

Dalam suatu pengertian atau definisi terkandung suatu makna atau nilai-nilai yang dapat dikembangkan lebih jauh, sehingga dari suatu pengertian atau definisi dapat diperoleh suatu pengertian yang jelas mengenai sesuatu. Satu definisi kepemimpinan yang bermacam-macam mengemukakan:

6 Pendapat lain mengemukakan kepemimpinan adalah suatu seni (art), kesanggupan, (ability) atau teknik (technique) untuk membuat sekelompok orang atau bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut atau juga simpatisan dalam organisasi informal mengikuti dan mentaati segala apa yang dikehendakinya, membuat mereka begitu antusias dan bersemangat untuk mengikutinya atau bahkan berkorban untuknya.7

3

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah;Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,(Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007),cet. Ke-7,h.17

4

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah;Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya…,h.17

5

Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,(Jakarta, pt. Rosdakarya, 2003), h. 204

6

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah;Tinjauan Teoritik dan permasalahannya,(Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007),cet. Ke-7,h.17

7

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosdakarya,2000), cet. Ke-10,h. 26


(25)

dalam menggerakan, mengarahkan, sekaligus mempengaruhi pola pikir dan cara kerja setiap anggota yang dipimpinnya agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.8

Sedangkan menurut Vaughan & Hogg, menyatakan bahwa kepemimpinan didefinisikan sebagai “leadership is getting other people to achieve the group’s goals”.

Kepemimpinan diartikan seni karena di dalamnya mengandung kegiatan yang muncul dari diri seorang pemimpin, bagaimana dia menarik simpati orang-orang agar bersedia berada di jalur kepemimpinannya. Setiap orang mempunyai pengaruh terhadap orang lain atau sebaliknya. Dalam diri seorang pemimpin itu harus terdapat jiwa kepemimpinan yang akan mendukung dirinya sebagai pemimpin. Banyak orang yang menjadi pemimpin tetapi banyak juga yang tidak mengerti tentang kepemimpinan.

9

Dalam buku kepemimpinan dan supervisi pendidikan karangan Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian hingga atau rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu.

dengan demikian kepemimpinan adalah usaha menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan bersama (kelompok). Dengan kata lain ciri adanya kepemimpinan apabila adanya elemen-elemen atau keberadaan anggota yang dipimpin dan ada yang memimpin dengan kesepakatan bersama tentang tujuan yang hendak dicapai. Seseorang dapat dikatakan sebagai pemimpin itu dikarenakan orang tersebut dapat menggerakan orang lain untuk ikut dengannya dalam mencapai sesuatu.

10 Sedangkan menurut Gary Yukl masih ada beberapa definisi tentang kepemimpinan yang saling berbeda, yang ia kutip dari beberapa

8

Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Dalam Organisasi Pembelajar,(Bandung:Alfabeta, 2009), cet.ke-2,h.120

9

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah,cet. Ke- 1,th 2007,h.67 10

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, cet. Ke 2,th.1988, h.1


(26)

4

pendapat pakar yang mengkaji maslah kepemimpinan. Beberapa definisi tersebut adalah:

a. Leadership is the behavior of an individual when he is directing the activities of a group toward a shared goal.(Hamphill & Coons,1995,p.7)

b. Leadership is interpersonal influence, exercised in communication process, toward the attainment of a specified goal or goals.(Tannembaum, Weschler & Massarik, 1961,p.24)

c. Leadership is a process of influencing the activities of an organized group toward goal achievement.(Rauch & Behling, 1984,p.281)

d. Leadership is the initiation and maintenance of structure in expectation and interaction.(Stogdill, 1074,p.411)11

Adapun pendapat lain mengenai definisi kepemimpinan yang diungkapkan oleh Robert E. Coffey. Kepemimpinan merupakan proses pengarahan, memberi motivasi atau semangat dan tenaga kepada bawahan, menyepakati komitmen sebagaimana yang diharapkan pemimpin.12

Dari berbagai definisi kepemimpinan tersebut, pada umumnya mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan perilaku dari seorang pemimpin dalam rangka mengarahkan, menggerakan, mempengaruhi, dan mengendalikan para bawhan agar senantiasa mengikuti apa yang dikehendaki oleh pemimpin itu. Dengan demikian inti kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang lain atau bawahan, tanpa bawahan tidak ada yang namanya pemimpin.

13

Pendapat lain dari D.E McFarland (1978) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan, atau memengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.14

Setiap pemimpin harus mampu mempengaruhi, mengoordinasi, memberi arah kepada para bawahan yang dipimpinnya. Pemimpin juga

11

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah,cet. Ke- 1,th 2007,h.68 12

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah…,h.69 13

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah;Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,(Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007),cet. Ke-7,h.34

14

Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,(Jakarta, Rosdakarya, 2003), h. 204


(27)

harus mampu menampilkan gaya kepemimpinannya dalam memimpin agar bawahan dapat terpengaruh oleh perilaku dan gaya dari pemimpin itu. Pada setiap pemimpin mempunyai ciri atau gaya yang berbeda-beda yang merupakan corak atau warna dari kepemimpinan yang ia tampilkan.

Pada hakikatnya seorang pemimpin merupakan barometer keberhasilan organisasi, oleh karena itu kemampuan seorang pemimpin harus benar-benar terlihat dalam mempengaruhi, menggerakan, dan mengkoordinasi sumber daya potensial yang ada di organisasi merupakan peranan yang penting bagi seorang pemimpin untuk dapat merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Hersey dan Blanchard mengatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku yang ditampilkan pada saat mempengaruhi aktivitas orang lain atau bawahan dalam organisasi. Perilaku kepemimpinan yang ditampilkan oleh seorang pemimpin secara konsisten di depan para bawahnnya, merupakan ciri dari gaya kepemimpinan orang tersebut. Oleh karena itu gaya kepemimpinan selalu tampil berbeda-beda antara pemimpin satu dengan pemimpin yang lainnya.15

Dijelaskan oleh Gibb, ada empat unsur utama dalam kepemimpinan yaitu: (1) pemimpin yang menampilkan kepribadian pemimpin, (2) kelompok, (3) pengikut yang muncul dengan berbagai kebutuhannya, sikap, serta masalah-masalahnya, (4) situasi, yang meliputi keadaan fisik dan tugas kelompok.

Tiap masing-masing pemimpin baik pemimpin pendidikan maupun pemimpin-pemimpin organisasi lainnya memiliki ciri tersendiri dalam memimpin lembaganya, ciri tersebut didasarkan pada bagaimana seorang pemimpin mampu menampilkan prilaku atau gaya kepemimpinannya terhadap bawahan.

16

15

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah,cet. Ke- 1,th 2007,h.69-70 16

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah,cet. Ke- 1,th 2007,h.73

Keempat unsur tersebut akan mempengaruhi efektivitas kepemimpinan. Seorang pemimpin tergantung oleh kekuatan pada dirinya, kekuatan para anggotanya dan kekuatan pada situasi.


(28)

6

Selain empat unsur di atas, menurut Wexley dan Yuki, kepemimpinan efektif merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dan keberhasilan organisasi. Tiga aspek kepemimpinan dalam organisasi adalah sifat-sifat pemimpin, perilaku kepemimpinan, dan kekuasaan serta pengaruh pemimpin.17

3. Pengertian Kepala Sekolah

Begitu banyak pendapat yang dikemukakan oleh para pakar mengenai pengertian dari kepemimpinan. Dan dari sekian banyak pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan tentang pengertian kepemimpinan. Bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mangajak, menuntun, dan menggerakan orang lain agar bersedia mengikuti apa yang diperintah oleh si pemimpin. Tindakan ini dilakukan guna pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama. Jadi dalam suatu kelompok organisasi atau sekolah harus ada yang namanya pemimpin dan yang dipimpin agar terdapat proses mempengaruhi dan dipengaruhi untuk mencapai tujuan kelompok tersebut.

Kepemimpinan juga mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan itu menyangkut sebuah proses pengaruh sosial antara seseorang atau lebih yang dilakukan secara sadar dan sengaja oleh seseorang terhadap orang lain untuk menjalankan aktvitas-aktivitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.

Jika kita berbicara mengenai kepemimpinan pendidikan, hendaklah kita berusaha memahami bahwa dalam pelaksanaan tugas itu ada seseorang yang berfungsi sebagai pemimpin. Ia adalah orang yang dapat bekerja sama dengan orang lain dan yang dapat bekerja untuk orang lain.

Dalam sebuah organisasi diperlukan akan adanya seorang pemimpin yang dapat menjadi panutan untuk mencapai tujuan. Dalam lembaga pendidikan atau sekolah seorang pemimpin itu dinamakan kepala

17


(29)

sekolah, Kepala sekolah merupakan pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan yang berfungsi merencanakan, menorganisasikan, mengendalikan, mengarahkan, dan sebagai pembuat keputusan dalam lembaga tersebut. Dengan adanya pemimpin sekolah atau kepala sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dipimpinnya dengan harapan pencapaian yang lebih baik. Karena kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah, kepala sekolah juga merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh sekolah menuju tujuannya. Sejauh mana kemajuan dan perkembangan sekolah dalam pendidikan dan pengajaran itu gambaran sejauh mana pula peran dan fungsi kepala sekolah di dalamnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Siagian (1994:49) sebagai berikut:

Arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia itu. Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi yang bersangkutan. Perumus dan penentu strategi dan taktik tersebut adalah pimpinan dalam organisasi tersebut.18

Kepala sekolah adalah seorang pemimpin, dalam hal ini dia menjadi pemimpin pendidikan, maka kepala sekolah harus mengetahui fungsi atau tugasnya sebagai pemimpin, seperti yang dikemukakan oleh Keberhasilan atau kesuksesan pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola organisasi pendidikan dipengaruhi oleh kemampuan untuk melakukan kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan

(actuating) dan pengawasan (controling) terhadap semua operasional

tingkat satuan pendidikan. Keberhasilan sekolah dalam meraih mutu pendidikan yang baik banyak ditentukan melalui peran kepemimpinan kepala sekolah.

18

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung, Remaha Rosdakarya, 2007),h.158-159


(30)

8

Wahjosumijdo dalam bukunya kepemimpinan kepala sekolah, ada serangkaian tugas yang perlu dilaksanakan oleh seorang pemimpin adalah:

a. Membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan; b. Mengomunikasikan gagasan kepada orang lain; c. Dengan berbagai cara memengaruhi orang lain;

d. Seorang pemimpin adalah seorang yang besar yang dikagumi dan mempesona dan dibanggakan oleh para bawahan.19

Aktivitas kepala sekolah antara lain terjelma dalam bentuk memberi perintah, membimbing, dan memengaruhi kelompok kerja atau orang lain dalam rangka mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efesien.20

Kepala sekolah merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam pelaksanaan perjalanan sekolah dari waktu ke waktu. Sebutan “paling bertanggung jawab “ ini tidak dimaksudkan untuk melegitimasi atau memandang wajar jika segala sesuatunya menjadi pekerjaan atau dikerjakan oleh kepala sekolah. Dia adalah orang yang bertanggung jawab baik ke dalam maupun ke luar. Ke dalam” dia bertanggung jawab untuk memberdayakan guru, staf sekolah, tenaga teknisi, dan siswa. Ke luar” dia bertanggung jawab kepada pengguna sekolah dan secara kedinasan keatasannya.

Seorang kepala sekolah akan tampak terlihat berjalan fungsinya ketika seluruh aktivitas-aktivitas kepala sekolah itu dapat dilakukan dengn baik. Misalnya ketika melakukan perintah kepada bawahan, membimbing, menagarahkan serta memengaruhi para bawahan dalam hal ini guru dan staf sekolah. Ini merupakan cerminan dari sekian banyaknya aktivitas seorang kepala sekolah.

21

Dengan kata lain, semua pengguna jasa pendidikan menggantungkan harapan mereka pada diri seorang kepala sekolah. Cepatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan diiringi dengan perkembangan teknologi, ini semakin menuntut peran seorang kepala sekolah untuk tanggap dalam menghadapi semua ini. Kepala sekolah harus mampu

19

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah;Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,(Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007),cet. Ke-7,h

20

Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,(Jakarta, Rosdakarya, 2003), h. 205

21

Sudarwan Danim,Menjadi Komunitas Pembelajar,(Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran), Jakarta, Rosdakarya, 2003. H. 77


(31)

menciptakian suasan belajar di kelas jadi kondusif dalam arti siswa dan guru merasa nyaman ketika proses pembelajaran berlangsung.

Fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan ialah menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang baik, dan melaksanakan supervisi sehingga guru-guru bertambah dalam menjalankan tugas-tugas pengajaran dan dalam membimbing murid-murid.22

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti diungkapkan Supriadi (1998: 346) bahwa: “Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, kinerja para guru dan menurunnya perilaku nakal peserta didik”. Dalam pada itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah.

Peran kepala sekolah sangatlah penting buat guru-guru dalam hal membangkitkan semangat mereka dalam mengajar dan membimbing peserta didik. Peran ini dapat terlihat ketika seorang kepala sekolah mampu menciptakan kondisi belajar di lingkingan sekolah terasa nyaman buat guru-guru dan juga peserta didik.

23

Kutipan di atas sesuai dengan pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.24

22

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, cet. Ke 2,th.1988, h.19

23

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaha Rosdakarya, 2007),h. 24-25

24

Banyak sekali peran dan tugas yang harus dilakukan kepala sekolah, ini menuntut bahwa kepala sekolah memang harus benar-benar orang yang memiliki kemampuan memimpin pendidikan.


(32)

10

Selain bertanggung jawab pada tugas-tugas di atas, kepala sekolah juga dituntut untuk memiliki kemampuan sebagai seorang pemimpin. Sebagaimana dikemukakan oleh Koontz, dalam bukunya management,

cetakan ketujuh, bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin

pendidikan harus mampu:

a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.

b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.25

Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor penentu utama pemberdayaan guru dan peningkatan mutu proses dan produk pembelajaran. Kepala sekolah adalah orang yang bertanggung jawab apakah guru dan staf-staf sekolah bekerja secara optimal? Karena banyak terjadi dalam diri kepala sekolah kurangnya perhatian terhadap kerja para guru dan staf sekolah.

Di sisi lain, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah bersifat ganda, yang satu sama lain memiliki kaitan erat, baik langsung maupun tidak langsung. Tugas-tugas dimaksud adalah mengkoordinasi, mengarahkan, dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokoknya yang sangat kompleks, yaitu

a. merumuskan tujuan dan sasaran-sasaran sekolah; b. mengevaluasi kinerja guru;

c. mengevaluasi kinerja staf sekolah;

d. menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi sekolah; e. membangun dan menciptakan iklim psikologis yang baik antar

komunitas sekolah;

f. menjalin hubungan dan ketersentuhan kepedulian terhadap masyarakat;

25

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah;Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007),cet. Ke-7,h.105


(33)

g. membuat perencanaan bersama-sama staf dan komunitas sekolah;

h. menyusun penjadwalan kerja, baik sendiri maupun bersam-sama;

i. mengatur masalah-masalah pembukuan; j. melakukan negosiasi dengan pihak eksternal; k. melaksanakan hubungan kerja kontraktual;

l. memecahkan konflik antarsesama guru dan antarpihak pada komunitas sekolah;

m. memotivasi guru dan karyawan untuk tampil optimal;

n. mencegah dan menyelesaikan konflik dan kerusuhan yang dilakukan oleh siswa;

o. mengamankan kantor sekolah;

p. melakukan fungsi supervisi pembelajaran atau pembinaan professional;

q. bertindak atas nama sekolah untuk tugas-tugas dinas eksternal; r. melaksanakan kegiatan lain yang dapat mendukung oprasi

sekolah.26

Esensi dari kepemimpinan kepala sekolah adalah kepengikutan guru dan staf-staf sekolah. Kepala sekolah sangat mungkin menjadi tidak berdaya, jika guru dan staf tidak mampu menjadi pengikut yang secara total berniat mengabdikan diri pada kepentingan pendidikan di sekolahnya.27 Di samping itu kepala sekolah harus mampu menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, mengelola sumber-sumber, bekerja sama dengan orang tua murid dan keluarga serta mambuat kebijakan dan praktik kerja yang manjur bagi perbaikan prestasi siswa.28

Tidak semua kepala sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas serta fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh pemimpin pendidikan. Orang yang memegang jabatan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan. Hal ini mungkin benar, tetapi kepemimpinan itu sendiri bukanlah fungsi jabatan. Title kepala sekolah belum menjamin , bahwa kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan.29

26

Sudarwan Danim,Menjadi Komunitas Pembelajar,(Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran), Jakarta, Rosdakarya, 2003. H. 197-198

27

Sudarwan Danim,Menjadi Komunitas Pembelajar,(Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran), Jakarta, Rosdakarya, 2003. H. 181

28

Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,(Jakarta, Rosdakarya, 2003), h. 211-212

29

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, cet. Ke 2,th.1988, h.25


(34)

12

Tidak mudah menjadi seorang kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan jabatan yang memiliki tugas/fungsi dan tanggung jawab yang begitu besar. Apalagi menjadi seorang kepala sekeolah yang benar-benar ideal atau profesional. Sebab menjadi kepala sekolah yang ideal itu harus memiliki kelebihan-kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh para bawahan (guru-guru), dan staf sekolah. Dalam buku Visi

Manajemen Sekolah yang dikarang oleh Sudarwan Danim, dikemukakan

bahwa seorang yang menjalankan fungsi kepemimpinan dalam hal ini kepala sekolah harus memiliki persyaratan atau sifat-sifat sebagai berikut.

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Memiliki inteligensi yang tinggi.

c. Memiliki fisik yang kuat. d. Berpengetahuan luas. e. Percaya diri.

f. Dapat menjadi anggota. g. Adil dan bijaksana. h. Tegas dan berinisiatif.

i. Berkapasitas membuat keputusan. j. Memiliki kestabilan emosi. k. Sehat jasmani dan rohani. l. Bersifat prospektif.30

Dalam kepemimpinan terdapat istilah leader dan manager. Kepala sekolah harus mampu berperan sebagai manager dan juga mampu berperan sebagai leader atau pemimpin.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manager, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.31

Fungsi ini sesuai dengan yang ditetapkan dalam penilaian kinerja kepala sekolah, kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinananya dengan baik, yang

30

Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,(Jakarta, Rosdakarya, 2003), h. 205-206

31

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaha Rosdakarya, 2007),h.103


(35)

diwujudkan dalam kemampuan menyusun program sekolah, organisasi personalia, memberdayakan tenaga kependidikan, dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal.32

a. Merencanakan, dalam arti kepala sekolah harus benar-benar memikirkan dan merumuskan dalam suatu program tujuan dan tindakan yang harus dilakukan;

Dalam buku kepemimpinan kepala sekolah karangan Wahjosumidjo, bahwa fungsi kepala sekolah sebagai manger adalah:

b. Mengorganisaikan, kepala sekolah harus mampu menghimpun dan mengoordinasikan sumber daya manusia dan sumber-sumber material sekolah, sebab keberhasilan sekolah sangat bergantung pada kecakapan dalam mengatur dan mandayagunakan berbagai sumber dalam mencapai tujuan;

c. Memimpin, kepala sekolah mampu mengarahkan dan mempengaruhi seluruh sumber daya manusia untuk melakukan tugas-tugasnya yang esesnsial. Dengan menciptakan suasana yang tepat kepala sekolah membantu sumber daya manusia untuk melakukan hal-hal yang baik;

d. Mengendalikan, dalam arti kepala sekolah memperoleh jaminan, bahwa sekolah berjalan mencapai tujuan. Apabila terdapat kesalahan di antara bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut, kepala sekolah harus memberikan petunjuk dan meluruskan.33

Berdasarkan uraian tersebut di atas, seorang manjer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali.34

32

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…,h.106 33

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah;Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007),cet. Ke-7,h.95

34

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah;Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya…, h.95

Dengan demikian keberadaan seorang manajer dalam sebuah organisasi itu sangat dibutuhkan, sebab organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya manusia, memerlukan manajer yang memiliki visi sebagai perencana, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Stoner ada delapan macam fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organisasi, yaitu:


(36)

14

a. Bekerja dengan, dan melalui orang lain;

b. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan;

c. Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan;

d. Berpikir secara realistuk dan konseptual; e. Adalah juru penengah;

f. Adalah seorang politisi; g. Seorang diplomat; dan

h. Pengambil keputusan yang sulit.35

Dari kedelapan fungsi manajer yang dikemukakan oleh Stoner tenteu saja boleh digunakan oleh setiap manajer apa pun termasuk kepala sekolah.

Selain yang di atas yang dikemukakan oleh Stoner, terdapat empat kemampuan yang juga harus dimiliki oleh manajer atau kepala sekolah. Yaitu:

a. mampu menggerakan motivasi bawahan,

b. mampu memberikan tugas kepada bawahan sesuai dengan keahliannya masing-masing atau mampu menempatkan orang-orang pada tempat yang benar,

c. mampu memberikan reward, jika seseorang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, hendaklah seorang manjer memberikan reward kepada orang tersebut,

d. mampu memberikan contoh yang baik,36

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tanaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi.37 Missal, kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-sifat (1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggung jawab,(4) berani mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa besar, (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan.38

Peran kepala sekolah dirasakan amatlah besar dalam memberdayakan mayarakat dan lingkungan sekitar. Orang tua,

35

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah;Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,(Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007),cet. Ke-7,h.97

36

Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik,(Jakarta, Gema Insani Press, 2003),h.16-17

37

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung, Remaha Rosdakarya, 2007),h.115

38


(37)

masyarakat, dan lingkungan sekitar banyak menaruh harapan kepada kepala sekolah, sebab kepala sekolah merupakan kunci dari keberhasilan sekolah dalam mendidik putra-putri bangsa. Dengan tugas yang begitu berat yang harus dipikul oleh seorang kepala sekolah, maka kepala sekolah harus benar-benar dalam menjalankan roda kepemimpinannya sebagai pemimpin pendidikan, agar harapan yang digantungkan oleh seluruh pengguna pendidikan dapat tercapai sesuai yang diinginkannya

.

4. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif

Di atas telah banyak dijelaskan atau diuraikan tentang arti dari kepemimpinan dan arti dari kepala sekolah, serta tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah. Kepala sekolah akan dikatakan efektif apabila kepemimpinannya berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan dalam tujuan sesuai sasaran utama tujuan pendidikan. Kepemimpinan seseorang akan sempurna ketika seorang tersebut mengerti makna yang sesungguhnya dari kepemimpinan. Ketika kepala sekolah memahami ini maka seorang kepala sekolah akan menjalankan roda kepemimpinannya sesuai dengan makna dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan.

Keefektifan sekolah mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek-aspek perilaku organisasi yang terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa dan personil sekolah lainnya. Sergiovanni (1987:33) mengetengahkan pendapat Etzioni, 1964 dalam Sagala (2006:65) mengatakan, bahwa keefektifan adalah derajat sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya.39

39

Brampu, Artikel : Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif menuju perubahan Dengan kata lain bahwa efektifitas merupakan tolak ukur dari keberhasilan yang dicapai oleh suatu organisasi. Seorang pemimpin atau kepala sekolah dapat dikatakan efektif apabila kepala sekolah tersebut berhasil mencapai tujuan sesuai dengan yang telah direncanakan.


(38)

16

Dalam suatu penelitian tentang kemampuan kepala sekolah di Florida dalam Sagala (2006;70) menyimpulkan bahwa kepala sekolah yang efektif adalah ia memiliki kompetensi yang mampu menciptakan sekolah yang efektif. Hasil penelitian Lezotte (1987) mengutarakan bahwa dalam kurun lima tahun terakhir ini prospek meningkatkan pendidikan yang lebih efektif menjadi lebih cerah semenjak Amerika melakukan perubahan sekolahnya dengan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu sekolah untuk keefektifan organisasi sekolah.40

Pendapat lain yang mengemukakan standarisasi dalam mengukur karakteristik keefektifan kepala sekolah dalam melakukan perubahan adalah Sergiovanni,1987:34 dalam Sagala (2006:70) yaitu: produktivitas, efisiensi, kualitas, pertumbuhan, ketidakhadiran, perpindahan, kepuasan kerja guru, motivasi, semangat, kepaduan, keluwesan dan adaptasi, Perencanaan dan perumusan tujuan, internalisasi, keahlian manajemen dan kepemimpinan keseluruhan, manajemen informasi dan komunikasi, kesiagaan, pemanfaatan lingkungan, penilaian oleh pihak luar, stabilitas, penyebaran pengaruh, dan latihan dan pengembangan.

41

a. Yakin akan tugasnya

Fokus dari kriteria keefektifan, dapat disimpulkan kembali bahwa penekanan pada dedikasi guru yang tinggi, kepemimpinan sekolah yang kuat, harapan-harapan bagi siswa dan staff, pemantauan kemajuan siswa secara konsisten, iklim belajar yang kondusif dan positif, kesempatan belajar yang cukup, keterlibatan orang tua siswa dan masyarakat dalam menyusun program sekolah.

Menurut Jamal Mahdi, terdapat beberapa karakteristik pemimpin yang efektif seperti:

1) Memilik sasaran yang jelas dan mampu melaksanakannya

2) Tenang dan mampu menahan diri 3) Bertanggung jawab

40

Brampu, Artikel : Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif menuju perubahan

41

Brampu, Artikel : Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif menuju perubahan


(39)

b. Mengenali staf dan anggotanya c. Cekatan dan penuh inovasi d. Member keteladanan dan contoh42

Sesungguhnya keyakinan akan tugas, kemampuan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dan berani berkorban untuk mewujudkannya merupakan kunci bagi setiap pemimpin dalam mengendarai roda kepemimpinananya. Hal ini akan mendorong orang-orang yang dpimpinnya termotivasi untuk berada di bawah intruksi pimpinan itu. Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan harus memiliki jiwa atau karakter seperti ini, agar guru-guru serta staf-staf sekolah semangat dalam menjalankan tugas dan perintah yang diberikan kepala sekolah.

Salah satu sifat yang dapat memperkuat keyakinan seorang kepala sekolah akan misi dan visi yang dilaksanakannya adalah merasa dirinya diamanahi kepemimpinan. Perasaan seperti ini sangat mempengaruhi keyakinan akan kemampuan memimpinnya, merasa dipercaya untuk memimpin merupakan kekuatan untuk melakukan kepemimpinannya. Selain harus merasa diamanahi atau dipercaya untuk memimpin, seorang kepala sekolah juga harus dapat mengenalli para bawahan atau staf sekolah. Bila ini mampu dilakukan oleh seorang kepala sekolah akan tercipta keselarasan yang ideal dalam bertugas atau bekerja.

Cekatan merupakan sifat yang penting yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, seperti cekatan dalam bertindak atau mengambil keputusan. Di samping cekatan dalam mengambil keputusan, seorang bkepala sekolah juga harus memiliki daya inovasi yang tinggi agar suasana sekolah tidak cenderung statis. Jadi, kepala sekolah adalah unsur penting dalam sebuah pendidikan karena dengan kepemimpinannya yang baik bukan tidak mungkin para guru-guru dan staf akan selalu mendukung

42

Jamal Mahdi, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh, (Bandung: Syaamil Cipta Media, 2001) hal. 23


(40)

18

program sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus mampu menjadi teladan yang baik bagi para bawahan.

Ukuran yang biasanya digunakan mengenai efektivitas pemimpin adalah sejauh mana unit organisasi dari pemimpin tersebut melaksanakan tugasnya secara berhasil dan mencapai tujuan-tujuannya.43

Dalam buku Visionary leadership yang dikarang oleh Aan Komariah dan Cepi Triatna, mengemukakan seorang pemimpin yang efektif mampu membangun motivasi staf, menentukan arah, menangani perubahan secara benar, dan menjadi katalisator yang mampu mewarnai sikap dan prilaku staf.

Kefektifan seorang dalam hal ini kepala sekolah itu dapat diukur dari pencapaian kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin pendidikan. Ini dapat terlihat ketika seorang kepala sekolah mampu memberikan yang terbaik untuk guru-guru dan siswa serta staf sekolah ketika proses mempengaruhi berlangsung. Apakah seorang pemimpin mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan harapan para bawahan, sehingga para bawahan dapat menghormati dan berkomitmen untuk selalu berada di bawah komando dan arahan pemimpin itu.

44

a. Menbangun motivasi staf

Kepala sekolah harus mampu menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh terhadap bawahan, peran kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan kinerja bawahan, untuk itu kepala sekolah harus mampu menjadi motivator bagi para bawahan seperti guru-guru dan staf sekolah. motivasi yang diberikan kepla sekolah sangat mempengaruhi hasil kerja para guru dan staf. Seperti diketahui bahwa fungsi kepemimpinan

43

Gary A. Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, h.5 44


(41)

salah satuya adalah mampu memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan dan pikiran dan memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok.45

b. Menentukan arah

Motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah akan sangat membantu dan mendorong guru-guru dalam menjalankan tugas mereka masing-masing.

Pemimpin adalah orang yang akan selalu berada di barisan terdepan dalam suatu organisasi. Begitu juga dengan kepala sekolah yang akan selalu menjadi panutan bagi para guru, siswa dan juga staf sekolah. kepala sekolah akan menjadi penentu kemana arah sekolah yang ia pimpin akan bergerak, maju mundurnya arah sekolah bergantung pada kepala sekolah sebagai penentu arah bagi lembaga pendidikan yang ia pimpin. Dengan begitu seorang kepala sekolah harus selalu siap akan perubahan yang kerap kali terjadi dalam pendidikan.

J.M Pfiffner (1980) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni mengoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.46 Dapat dirumuskan bahwa kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.47

45

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, cet. Ke 2,th.1988, h.5

46

Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik…, h. 204

47

Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,(Jakarta, Rosdakarya, 2003), h. 205


(42)

20

c. Menangani perubahan secara benar

Perubahan dalam pendidikan memang sukar untuk dihindari, kapanpun dan bagaimanapun perubahan itu akan terjadi, untuk menyikapinya diperlukan pemimpin yang benar-benar mampu mengendalikan perubahan tersebut, karena seorang pemimpin harus bisa berada dalam posisi dan situasi apapun.misalnya, salah satu perubahan yang mendasar dalam organisasi pendidikan adalah sistem manajemen yang sentralistis diganti dengan sistem manajemen desentralistis melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.48

d. Menjadi katalisator yang mampu mewarnai sikap dan prilaku staf

Dengan adanya perubahan tersebut maka menuntut perubahan dari berbagai komponen dalam organisasi pendidikan salah satunya adalah gaya kepemimpinan pemimpin pendidikan. Dalam keadaan dan situasi yang tidak menentu, penuh dengan ketidakpastian sementara perubahan menuntut organisasi pendidikan diperlukanlah keahlian manajerial yang baik sekaligus dapat mengembangkan keahliannya dalam kepemimpinan.

Dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan harus ada keterlibatan seluruh komponen pendidikan, kepala sekolah harus mampu menjadi alat atau katalisator bagi tercapainya tujuan pendidikan, katalsator disini dimana kepala sekolah dapat memberikan cerminan bagi para bawahan dalam bertindak, sehingga tindakan yang dilakukan para bawahan sesuai dengan arah yang ditentukan kepala sekolah.

48


(43)

Sekali-kali efektivitas pemimpin itu diukur dalam hubungannya dengan kontribusi pemimpin terhadap kualitas dari proses-proses kelompok, seperti yang dirasakan oleh para pengikut atau para pengikut dari luar. Apakah pemimpin tersebut meningkatkan solidaritas

(cohesiveness) kelompok, kerja sama antar anggota, motivasi para

pengikut, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, serta pemecahan konflik di antara para anggota? Apakah pemimpin tersebut telah memberikan kontribusi terhadap efesiensi spesialisasi peran, organisasi aktivitas-aktivitas, akumulasi sumber-sumber daya, serta kesiapan kelompok untuk menangani perubahan dan krisis? Apakah pemimpin tersebut telah memperbaiki kualitas hidup kerja (worklife), membangun rasa percaya diri para pengikut, meningkatkan keterampilan mereka, dan member kontribusi terhadap pertumbuhan psikologis dan perkembangan mereka?49

Selain melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah, seorang kepala sekolah juga harus berperan di luar sekolah seperti menjalin hubungan/kerja sama dengan masyarakat dalam rangka membina pribadi peserta didik secara optimal.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpina kepala sekolah yang efektif itu adalah kepemimpinan yang dirasakan oleh seluruh komponen sekolah dapat memberi kepuasan terhadap bawahan, sehingga kinerja yang dihasilkan baik sesuai sasaran. Peran yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah harus dirasakan lebih tampak dalam memimpin lembaga pendidikan, agar semua komponen yang berhubungan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

50

49

Gary A. Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, h.5 50

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung, Remaha Rosdakarya, 2007),h.187

Kerja sama ini penting karena akan membantu meringankan tugas sekolah juga dalam mendidik anak. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dengan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien. Agar roda kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah berjalan efektif, maka seorang kepala sekolah harus memahami benar akan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin.


(44)

22

Peran kepala sekolah sangat kuat mempengaruhi prilaku sumber daya ketenagaan dalam hal ini guru dan sumber-sumber daya pendukung lainnya. Sebagaimana dikemukakan Rahman H. (2005: 67) bahwa, kepemimpinan yang efektif membuat sekolah berubah secara dinamis karena adanya komunikasi lancar dalam kehidupan berorganisasi secara sistemik di mana di dalamnya mempunyai ciri dialogis, kerja sama dan tumbuhnya ilmu pengetahuan berpikir, mental model, penguasaan personal, berbagai visi sehingga anggota kelompok di sekolah terpenuhi kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, status dan kepuasan diri.51

Kepemimpinan yang efektif merupakan harapan yang ada pada diri seorang pemimpin, karena kepemimpinan yang efektif akan menghasilkan sekolah yang efektif pula. Selain hal di atas kepemimpinan yang efektif juga dapat tercermin dalam diri seorang kepala sekolah dalam

Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dilukiskan dimana kepala sekolah dapat mengelola serangkaian proses menggerakkan, mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka mencapai tujuan. Seorang kepala sekolah yang efektif memiliki kemampuan memimpin dan mengambil keputusan. Keputusan yang baik didukung dengan kemampuan berkomunikasi. Menyatukan pikiran agar dapat menggerakan orang-orang dan membantu mereka membangun tanggung jawab. Juga harus memiliki kemampuan mendelegasikan tugas dan wewenang kepada staf.

Sementara fokus kepemimpinan kepala sekolah adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, sehingga dapat memenuhi standar kompetensi lulusan yang beriman dan bertaqwa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggunjawab. Suasana dan proses pembelajaran yang berkeunggulan adalah yang dapat meningkatkan mutu lulusan sesuai dengan yang sekolah harapkan.


(45)

menumbuhkan dan mengembangkan usaha kerja sama serta memelihara iklim yang kodusif dalam kehidupan sekolah. Jika ini dapat diwujudkan bukan tidak mungkin pendidikan yang efektif juga akan dapat diwujudkan di negeri ini.

5. Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah

Keterampilan merupakan salah satu faktor yang mendukung seseorang dalam melekukan sesuatu, setiap pemimpin harus memiliki keterampilan-keterampilan tertentu dalam memimpin suatu lembaga. Begitu juga dengan kepala sekolah harus memiliki keterampilan sebagai kepala sekolah. Dengan keterampilan yang dimiliki diharapkan kepala sekolah mampu melaksanakan tugasnya secara efektif. Keterampilan harus dimilik kepala sekolah, karena seoarang kepala sekolah adalah bukan sembarang orang yang diangkat atau dipilih untuk memimpin pendidikan.

Dalam menunjang kepemimpinan kepala sekolah yang efektif diperlukan keterampilan-keterampilan pada diri seorang kepala sekolah dalam memimpin. Keterampilan memimpin ini akan menunjukan identitas seorang kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Sebagaimana diungkapkan dalam buku pengantar kepemimpinan pendidikan, bahwa terdapat keterampilan-keterampilan tertentu yang harus dimilik oleh seorang kepala sekolah seperti:

a. Kemampuan mengorganisir dan membantu staf di dalam merumuskan perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk program yang lengkap.

b. Kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk

kepercayaan pada diri sendiri dari guru-guru dan anggota staf sekolah lainnya.

c. Kemampuan untuk membina dan memupuk kerjasama dalam memajukan dan melaksanakan program-program supervise. d. Kemampuan untuk mendorong dan membimbing guru-guru

serta segenap staf sekolah lainnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab berpartisipasi secara aktif pada


(46)

24

setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah sebaik-baiknya.52

Keterampilan-keterampilan di atas tesebut mutlak harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah dalam memimpin pendidikan. Tanpa didukung keterampilan yang baik bukan mustahil kepemimpinan kepala sekolah akan terhambat bahkan tidak berhasil, tetapi apabila didukung dengan keterampilan-keterampilan yang baik itu akan membantu kepala sekolah menjadi pemimpin pendidikan yang efektif.

Sedang menurut Robert L. Katz mengatakan keterampilan yang harus dimiliki seorang kepala sekolah antara lain: keterampilan teknis (technical skill), keterampilan hubungan manusiawi ( human relation skill), dan keterampilan konseptual (conceptual skill).53

Dalam buku Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif, keterampilan yang hrus dimiliki oleh seorang kepala sekolah antara lain: keterampilan memimpin, keterampilan menjalin hubungan kerja dengan sesama manusia, keterampilan menguasai kelompok, keterampilan mengelola administrasi personalia, dan keterampilan memberikan penilaian.

Ketiga keterampilan ini harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, sebab keterampilan-keterampilan ini akan membantunya menuju kepemimpinan yang efektif sebagai pemimpin pendidikan. Kepala sekolah harus mempunyai keterampilan teknis dalam memimpin pendidikan, kemudian harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan seluruh civitas sekolah baik murid, guru, orang tua murid atau masyarakat luar.

54

52

Busro Lamberi, Dirawat dan Soekarto Indrafachrudi, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Untuk Pertumbuhan Jabatan Guru Dalam Rangka Inovasi Pendidikan).

53

Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,(Jakarta, Rosdakarya, 2003), h. 215

54

Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif, edisi kedua h. 25-28


(47)

Kepala sekolah harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang terdapat di atas guna mempermudah pelaksanaan pendidikan dan dapat menjadi pemimpin yang diidam-idamkan oleh seluruh bawahan.

B. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru

Pengertian kinerja sering diartikan dengan performance yang berarti hasil atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas tidak hanya terbatas pada hasil kerja.

Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaaan itu. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Armstrong dan Baron, 1998:15).55 Kemudian Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai .hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.56

Kinerja juga adalah penampilan hasil karya personal baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel.57

Kinerja juga merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi, motivasi, dan

Jadi, kinerja merupakan hasil dari kerja seseorang yang dapat diberikannya kepada perusahaan/lembaga di mana ia kerja, dan berdampak pada perusahaan dan juga kepuasan pada konsumen.

55

Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007)h, 2 56

A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung, Rosda karya, 2000), h. 67

57


(48)

26 kepentingan.58

Sedangkan istilah kinerja guru berasal dari job performance/ actual performance, (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang tersebut. Dan berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang.

Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam pekerjaannya apabila hasil pekerjaannya itu baik dan memberi pengaruh positif pada perusahaan. Oleh karena itu seseorang dalam meraih hasil kerja yang baik harus memiliki kemampuan dan semangat yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Dengan demikian, penulis menyimpulkan dari pengertian di atas, bahwa kinerja adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang menghasilkan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu unit kerja.

59

Sementara istilah guru sekarang sudah mendapat arti yang luas lagi dalam masyarakat. Semua orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang dapat disebut guru, misalny, guru silat, guru mengetik, guru menjahit, bahkan guru mencopet.

Jadi, kinerja adalah bentuk dari pekerjaan seseorang yang telah dirasakan dan dicapainya. Jadi, kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran/KBM, dan melakukan penilaian hasil belajar.

60

Guru adalah seseorang yang menggeluti dunia pendidikan (mendidik dan mengajar).

61

58

Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007)h, 4 59

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung, Rosda Karya,2000),h. 67

60

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,( Remaja Rosda karya, Bandung 2007), h.138

61

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007),h. 46

Tidak semua orang dapat mengenyam pendidikan apalagi sampai menggeluti dunia pendidikan, guru adalah


(1)

kepemimpinan kepala sekolah sangatlah berhubungan atau mempengaruhi

dalam kinerja guru di SMP Riyadhul Jannah Ciseeng Bogor.

Hasil penghitungan persentase pengaruh inipun diperkuat dengan hasil

wawancara dengan kepala sekolah, sebagaimana pernyataan:

”Kepala sekolah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan

hubungan kerjasama antara kepala sekolah dan guru, yaitu dengan cara

bersosialisasi dengan guru atau mengakrabkan dengan pendekatan

personal terhadap guru, melakukan komunikasi yang efektif, melakukan

supervisi akademik terhadap pengajaran guru dikelas, mengikutsertakan

guru-guru dalam forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran),

diklat, seminar dan mengadakan kegiatan in house training, dan

memberikan motivasi serta memberikan kwibawaan kepemimpinan kepala

sekolah terbaik dalam memimpin lembaga pendidikan”.

Dari hasil wawancara dan persentase hubungan yang tercipta, dapat

dianalisa bahwa efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru

sangat mempengaruhi perjalanan program pendidikan yang ada di sekolah.

Oleh karena itu kerjasama yang baik antara kepala sekolah dan guru harus

diciptakan dengan baik, agar guru merasa nyaman dalam menjalani kehidupan

di sekolah dan rasa persaudaraan atau kekeluargaan yang dibina pun menjadi

alat senjata bagi perkembangan pendidikan yang berkualitas di sekolah.


(2)

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai efektivitas

kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP Riyadhul Jannah,

maka dapat disimpulkan bahwa Hubungan Efektivitas kepemimpinan kepala

sekolah dengan kinerja guru secara keseluruhan masih berada pada taraf “cukup”,

sehingga perlu adanya peningkatan agar mencapai taraf efektif. Dengan

menggunakan penghitungan hasil rumus product moment terdapat hubungan yang

cukup signifikan denagn rata-rata 0,60 dan mempunyai pengaruh sebesar 36%

antara efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP

Riyadhul Jannah Ciseeng Bogor.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan - temuan penelitian di atas maka

disampaikan beberapa saran sebagai berikut :


(3)

1.

Hendaknya kepala sekolah selalu melakukan tugas dan fungsinya sebagai

pemimpin lembaga pendidikan, karena akan berpengaruh pada kepemimpian

yang dijalankannya khususnya yang berhubungan dengan kinerja guru

2.

Hubungan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMP

Riyadhul Jannah harus ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan dan workshop

yang berhubungan dengan kepemimpinan, agar dikedepannya dapat mencapai

taraf efektif, sehingga mampu memberikan kontribusi besar untuk

meningkatkan mutu kepemimpinannya di SMP Riyadhul Jannah.

3.

Pengaturan siswa menjadi hal penting dalam kegiatan belajar mengajar, jika

guru kurang memperhatikan masalah pengaturan siswa dalam lingkungan

belajar seperti membuat kelompok belajar, melatih siswa dalam berorganisasi

di kelas dan penempatan tempat duduk siswa, maka akan berdampak negatif

terhadap proses pembelajaran, siswa menjadi kurang diperhatikan dan jenuh

dalam pembelajaran. Bagi seorang guru yang mengerti masalah penggelolaan

kelas, seharusnya harus bisa lebih kreatif dan inovatif dalam mengatur peserta

didiknya, seperti memahami setiap potensi dan karakteristik setiap anak didik.

4.

Bagi kepala sekolah, disamping perlu meningkatkan kemampuan internalnya,

juga perlu mempersiapkan strategi-strategi dalam pelaksanaan manajemen

sekolah, baik yang berhubungan dengan pengembangan potensi guru demi

meningkatkan kinerja guru yang baik.

5.

Sebaiknya kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap kinerja guru yang

dilakukan dan mendorong guru-guru untuk melakukan upaya-upaya perbaikan

kinerjanya dalam melakukan kegiatan di sekolah agar dikedepannya menjadi

lebih baik lagi.


(4)

93


(5)

1

Rosady Ruslan, Manajemen publik Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda, 2003). h. 78

1

Pandji Anoraga, psikologi kepemimpinan(Jakarta:PT.Rinek cipta,2001).h.1

1

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007),h.115

1

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah;Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2007),cet. Ke-7,h.94-95

1

Muhammad Surya, Percikan perjuangan guru, (Bandung: Bani Quraisy, 2006), h 44

1

Departemen Agama, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan.h.12

1

Deddy Wara Susandi, Peningkatan Kompetensi dan kinerja guru sekolah, diakses tanggal Jakarta: Kamis, 19 Agustus 2010, 16:40 WIB, dari

1

Deddy Wara Susandi, Peningkatan Kompetensi dan kinerja guru sekolah, diakses tanggal Jakarta: Kamis, 19 Agustus 2010, 16:40 WIB, dari

1

Moh. Uzer Usman,

Menjadi Guru Profesional

,

(Bandung: Rosda Karya,2005), cet ke-17 h-5

BAB II

Tim Ganece Sains Bandung, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung: Penabur Ilmu,2001),cet. Ke 1,h. 101

1

Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara, 1996),h.126

Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,(Jakarta, pt. Rosdakarya, 2003), h. 204

11

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosdakarya,2000), cet. Ke-10,h. 26

1

Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Dalam Organisasi Pembelajar,(Bandung:Alfabeta, 2009), cet.ke-2,h.120

1

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah,cet. Ke- 1,th 2007,h.67

1

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, cet. Ke 2,th.1988, h.1

1

Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik,(Jakarta, Gema Insani Press, 2003),h.16-17

1

Brampu, Artikel : Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif menuju perubahan

hari senin tanggal 10 Jamuari 2011 jam 17:10 WIB

1

Jamal Mahdi, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh, (Bandung: Syaamil Cipta Media, 2001) hal. 23

1


(6)

Busro Lamberi, Dirawat dan Soekarto Indrafachrudi, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Untuk Pertumbuhan Jabatan Guru Dalam Rangka Inovasi Pendidikan).

1

Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007)h, 2

1

A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung, Rosda karya

, 2000),

h. 67

1

Yaslis Ilyas, Kinerja (Teori, Penilaian, dan Penelitian),h. 65

1

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,( Remaja Rosda karya, Bandung 2007), h.138

1

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007),h. 46

1

Hamzah B. Uno, Frofesi Kependidikan, Problema,Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia,(Jakarta, Bumi Aksara,2008), h. 15

1

Syaiful Bahri Djamarah, (Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif),Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h.31

Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Proses Belajar Mengajar.(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1991), h. 21

1

Syafaruddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, (Guru Profesional&Implementasi Kurikulum), Jakarta: Ciputat Pers, 2002, h.83

1

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdajarya,2007, h. 77

1

Sukadi, Guru Powerful, h.30

Undang-Undang RU No.14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen., h.6

1

Anwar Prabu Mankunegara, Manajemen Kinerja, h. 22

1

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, ( Bandung, Refika Aditama, 2006), h.16-17

1

Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan,(Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2009),cet. Ke 2, h.547

1

BAB III

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Cet. Ke-6. H. 118

1

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), Cet 6. h.118

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), cet 13, h.131

1

Prof. Dr. sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2009)cet. 07 hal. 121

1