Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif

18 program sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus mampu menjadi teladan yang baik bagi para bawahan. Ukuran yang biasanya digunakan mengenai efektivitas pemimpin adalah sejauh mana unit organisasi dari pemimpin tersebut melaksanakan tugasnya secara berhasil dan mencapai tujuan-tujuannya. 43 Dalam buku Visionary leadership yang dikarang oleh Aan Komariah dan Cepi Triatna, mengemukakan seorang pemimpin yang efektif mampu membangun motivasi staf, menentukan arah, menangani perubahan secara benar, dan menjadi katalisator yang mampu mewarnai sikap dan prilaku staf. Kefektifan seorang dalam hal ini kepala sekolah itu dapat diukur dari pencapaian kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin pendidikan. Ini dapat terlihat ketika seorang kepala sekolah mampu memberikan yang terbaik untuk guru-guru dan siswa serta staf sekolah ketika proses mempengaruhi berlangsung. Apakah seorang pemimpin mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan harapan para bawahan, sehingga para bawahan dapat menghormati dan berkomitmen untuk selalu berada di bawah komando dan arahan pemimpin itu. 44 a. Menbangun motivasi staf Kepala sekolah harus mampu menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh terhadap bawahan, peran kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan kinerja bawahan, untuk itu kepala sekolah harus mampu menjadi motivator bagi para bawahan seperti guru-guru dan staf sekolah. motivasi yang diberikan kepla sekolah sangat mempengaruhi hasil kerja para guru dan staf. Seperti diketahui bahwa fungsi kepemimpinan 43 Gary A. Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, h.5 44 Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary leadership, Menuju Sekolah Efektif, h. 74 19 salah satuya adalah mampu memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan dan pikiran dan memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok. 45 b. Menentukan arah Motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah akan sangat membantu dan mendorong guru- guru dalam menjalankan tugas mereka masing-masing. Pemimpin adalah orang yang akan selalu berada di barisan terdepan dalam suatu organisasi. Begitu juga dengan kepala sekolah yang akan selalu menjadi panutan bagi para guru, siswa dan juga staf sekolah. kepala sekolah akan menjadi penentu kemana arah sekolah yang ia pimpin akan bergerak, maju mundurnya arah sekolah bergantung pada kepala sekolah sebagai penentu arah bagi lembaga pendidikan yang ia pimpin. Dengan begitu seorang kepala sekolah harus selalu siap akan perubahan yang kerap kali terjadi dalam pendidikan. J.M Pfiffner 1980 mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni mengoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 46 Dapat dirumuskan bahwa kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 47 45 Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, cet. Ke 2,th.1988, h.5 46 Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik…, h. 204 47 Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,Jakarta, Rosdakarya, 2003, h. 205 20 c. Menangani perubahan secara benar Perubahan dalam pendidikan memang sukar untuk dihindari, kapanpun dan bagaimanapun perubahan itu akan terjadi, untuk menyikapinya diperlukan pemimpin yang benar-benar mampu mengendalikan perubahan tersebut, karena seorang pemimpin harus bisa berada dalam posisi dan situasi apapun.misalnya, salah satu perubahan yang mendasar dalam organisasi pendidikan adalah sistem manajemen yang sentralistis diganti dengan sistem manajemen desentralistis melalui Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. 48 d. Menjadi katalisator yang mampu mewarnai sikap dan prilaku staf Dengan adanya perubahan tersebut maka menuntut perubahan dari berbagai komponen dalam organisasi pendidikan salah satunya adalah gaya kepemimpinan pemimpin pendidikan. Dalam keadaan dan situasi yang tidak menentu, penuh dengan ketidakpastian sementara perubahan menuntut organisasi pendidikan diperlukanlah keahlian manajerial yang baik sekaligus dapat mengembangkan keahliannya dalam kepemimpinan. Dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan harus ada keterlibatan seluruh komponen pendidikan, kepala sekolah harus mampu menjadi alat atau katalisator bagi tercapainya tujuan pendidikan, katalsator disini dimana kepala sekolah dapat memberikan cerminan bagi para bawahan dalam bertindak, sehingga tindakan yang dilakukan para bawahan sesuai dengan arah yang ditentukan kepala sekolah. 48 Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary leadership, Menuju Sekolah Efektif, h.74 21 Sekali-kali efektivitas pemimpin itu diukur dalam hubungannya dengan kontribusi pemimpin terhadap kualitas dari proses-proses kelompok, seperti yang dirasakan oleh para pengikut atau para pengikut dari luar. Apakah pemimpin tersebut meningkatkan solidaritas cohesiveness kelompok, kerja sama antar anggota, motivasi para pengikut, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, serta pemecahan konflik di antara para anggota? Apakah pemimpin tersebut telah memberikan kontribusi terhadap efesiensi spesialisasi peran, organisasi aktivitas-aktivitas, akumulasi sumber-sumber daya, serta kesiapan kelompok untuk menangani perubahan dan krisis? Apakah pemimpin tersebut telah memperbaiki kualitas hidup kerja worklife, membangun rasa percaya diri para pengikut, meningkatkan keterampilan mereka, dan member kontribusi terhadap pertumbuhan psikologis dan perkembangan mereka? 49 Selain melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah, seorang kepala sekolah juga harus berperan di luar sekolah seperti menjalin hubungankerja sama dengan masyarakat dalam rangka membina pribadi peserta didik secara optimal. Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpina kepala sekolah yang efektif itu adalah kepemimpinan yang dirasakan oleh seluruh komponen sekolah dapat memberi kepuasan terhadap bawahan, sehingga kinerja yang dihasilkan baik sesuai sasaran. Peran yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah harus dirasakan lebih tampak dalam memimpin lembaga pendidikan, agar semua komponen yang berhubungan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. 50 49 Gary A. Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, h.5 50 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung, Remaha Rosdakarya, 2007,h.187 Kerja sama ini penting karena akan membantu meringankan tugas sekolah juga dalam mendidik anak. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dengan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efesien. Agar roda kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah berjalan efektif, maka seorang kepala sekolah harus memahami benar akan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin. 22 Peran kepala sekolah sangat kuat mempengaruhi prilaku sumber daya ketenagaan dalam hal ini guru dan sumber-sumber daya pendukung lainnya. Sebagaimana dikemukakan Rahman H. 2005: 67 bahwa, kepemimpinan yang efektif membuat sekolah berubah secara dinamis karena adanya komunikasi lancar dalam kehidupan berorganisasi secara sistemik di mana di dalamnya mempunyai ciri dialogis, kerja sama dan tumbuhnya ilmu pengetahuan berpikir, mental model, penguasaan personal, berbagai visi sehingga anggota kelompok di sekolah terpenuhi kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, status dan kepuasan diri. 51 Kepemimpinan yang efektif merupakan harapan yang ada pada diri seorang pemimpin, karena kepemimpinan yang efektif akan menghasilkan sekolah yang efektif pula. Selain hal di atas kepemimpinan yang efektif juga dapat tercermin dalam diri seorang kepala sekolah dalam Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dilukiskan dimana kepala sekolah dapat mengelola serangkaian proses menggerakkan, mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka mencapai tujuan. Seorang kepala sekolah yang efektif memiliki kemampuan memimpin dan mengambil keputusan. Keputusan yang baik didukung dengan kemampuan berkomunikasi. Menyatukan pikiran agar dapat menggerakan orang-orang dan membantu mereka membangun tanggung jawab. Juga harus memiliki kemampuan mendelegasikan tugas dan wewenang kepada staf. Sementara fokus kepemimpinan kepala sekolah adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, sehingga dapat memenuhi standar kompetensi lulusan yang beriman dan bertaqwa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggunjawab. Suasana dan proses pembelajaran yang berkeunggulan adalah yang dapat meningkatkan mutu lulusan sesuai dengan yang sekolah harapkan. 51 http:usupress.usu.ac.idfilesKepemimpinan20Transformasional20 Berbasis20Mutu20Pendidikan_Normal_bab201.pdf Diakses hari senin tanggal 10 Jamuari 2011 jam 17:10 WIB 23 menumbuhkan dan mengembangkan usaha kerja sama serta memelihara iklim yang kodusif dalam kehidupan sekolah. Jika ini dapat diwujudkan bukan tidak mungkin pendidikan yang efektif juga akan dapat diwujudkan di negeri ini.

5. Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah

Keterampilan merupakan salah satu faktor yang mendukung seseorang dalam melekukan sesuatu, setiap pemimpin harus memiliki keterampilan-keterampilan tertentu dalam memimpin suatu lembaga. Begitu juga dengan kepala sekolah harus memiliki keterampilan sebagai kepala sekolah. Dengan keterampilan yang dimiliki diharapkan kepala sekolah mampu melaksanakan tugasnya secara efektif. Keterampilan harus dimilik kepala sekolah, karena seoarang kepala sekolah adalah bukan sembarang orang yang diangkat atau dipilih untuk memimpin pendidikan. Dalam menunjang kepemimpinan kepala sekolah yang efektif diperlukan keterampilan-keterampilan pada diri seorang kepala sekolah dalam memimpin. Keterampilan memimpin ini akan menunjukan identitas seorang kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Sebagaimana diungkapkan dalam buku pengantar kepemimpinan pendidikan, bahwa terdapat keterampilan-keterampilan tertentu yang harus dimilik oleh seorang kepala sekolah seperti: a. Kemampuan mengorganisir dan membantu staf di dalam merumuskan perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk program yang lengkap. b. Kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan pada diri sendiri dari guru-guru dan anggota staf sekolah lainnya. c. Kemampuan untuk membina dan memupuk kerjasama dalam memajukan dan melaksanakan program-program supervise. d. Kemampuan untuk mendorong dan membimbing guru-guru serta segenap staf sekolah lainnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab berpartisipasi secara aktif pada 24 setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah sebaik-baiknya. 52 Keterampilan-keterampilan di atas tesebut mutlak harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah dalam memimpin pendidikan. Tanpa didukung keterampilan yang baik bukan mustahil kepemimpinan kepala sekolah akan terhambat bahkan tidak berhasil, tetapi apabila didukung dengan keterampilan-keterampilan yang baik itu akan membantu kepala sekolah menjadi pemimpin pendidikan yang efektif. Sedang menurut Robert L. Katz mengatakan keterampilan yang harus dimiliki seorang kepala sekolah antara lain: keterampilan teknis technical skill, keterampilan hubungan manusiawi human relation skill, dan keterampilan konseptual conceptual skill. 53 Dalam buku Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif, keterampilan yang hrus dimiliki oleh seorang kepala sekolah antara lain: keterampilan memimpin, keterampilan menjalin hubungan kerja dengan sesama manusia, keterampilan menguasai kelompok, keterampilan mengelola administrasi personalia, dan keterampilan memberikan penilaian. Ketiga keterampilan ini harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, sebab keterampilan-keterampilan ini akan membantunya menuju kepemimpinan yang efektif sebagai pemimpin pendidikan. Kepala sekolah harus mempunyai keterampilan teknis dalam memimpin pendidikan, kemudian harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan seluruh civitas sekolah baik murid, guru, orang tua murid atau masyarakat luar. 54 52 Busro Lamberi, Dirawat dan Soekarto Indrafachrudi, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Untuk Pertumbuhan Jabatan Guru Dalam Rangka Inovasi Pendidikan. 53 Sudarwan Danim,Visi Baru Manajemen Sekolah , dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,Jakarta, Rosdakarya, 2003, h. 215 54 Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif, edisi kedua h. 25-28 25 Kepala sekolah harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang terdapat di atas guna mempermudah pelaksanaan pendidikan dan dapat menjadi pemimpin yang diidam-idamkan oleh seluruh bawahan.

B. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru

Pengertian kinerja sering diartikan dengan performance yang berarti hasil atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas tidak hanya terbatas pada hasil kerja. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaaan itu. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi Armstrong dan Baron, 1998:15. 55 Kemudian Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja prestasi kerja sebagai .hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. 56 Kinerja juga adalah penampilan hasil karya personal baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. 57 Kinerja juga merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi, motivasi, dan Jadi, kinerja merupakan hasil dari kerja seseorang yang dapat diberikannya kepada perusahaanlembaga di mana ia kerja, dan berdampak pada perusahaan dan juga kepuasan pada konsumen. 55 Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007h, 2 56 A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung, Rosda karya , 2000, h. 67 57 Yaslis Ilyas, Kinerja Teori, Penilaian, dan Penelitian,h. 65 26 kepentingan. 58 Sedangkan istilah kinerja guru berasal dari job performance actual performance, prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Jadi menurut bahasa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang tersebut. Dan berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang. Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam pekerjaannya apabila hasil pekerjaannya itu baik dan memberi pengaruh positif pada perusahaan. Oleh karena itu seseorang dalam meraih hasil kerja yang baik harus memiliki kemampuan dan semangat yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan demikian, penulis menyimpulkan dari pengertian di atas, bahwa kinerja adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang menghasilkan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu unit kerja. 59 Sementara istilah guru sekarang sudah mendapat arti yang luas lagi dalam masyarakat. Semua orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang dapat disebut guru, misalny, guru silat, guru mengetik, guru menjahit, bahkan guru mencopet. Jadi, kinerja adalah bentuk dari pekerjaan seseorang yang telah dirasakan dan dicapainya. Jadi, kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaranKBM, dan melakukan penilaian hasil belajar. 60 Guru adalah seseorang yang menggeluti dunia pendidikan mendidik dan mengajar. 61 58 Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007h, 4 59 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung, Rosda Karya,2000,h. 67 60 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Rosda karya, Bandung 2007, h.138 61 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta, Raja Grafindo Persada,2007,h. 46 Tidak semua orang dapat mengenyam pendidikan apalagi sampai menggeluti dunia pendidikan, guru adalah