5. Pipet 5 ml larutan dan masukkan ke dalam alat penyuling, tambahkan 5
ml NaOH 30. 6.
Sulingkan selama lebih kurang 10 menit, sebagai penampung gunakan 10 ml larutan asam borat 2 yang telah dicampur indicator.
7. Bilasi ujung pendingin dengan air suling.
8. Titar dengan larutan HCl 0,01 N.
9. Kerjakan penetapan blanko.
Perhitungan :
Kadar Protein =
� −� � , � �� ��
Keterangan: w : bobot contoh
v1 : volume HCl 0,01 N yang digunakan penitrasi contoh v2 : volume hcl yang digunakan penitrasi blanko
N : normalitas HCl fk : faktor konversi untuk protein dari makanan secara umum 6,25 susu hasil
olahannya:6,38 mentega kacang: 5,46 fp : faktor pengenceran
3.8.3. Uji Lemak
Cara kerja: 1.
Timbang seksama 1 - 2 g cuplikan ke dalam gelas piala. 2.
Tambah 30 ml HCl 25 dan 20 ml air serta beberapa butir batu didih. 3.
Tutp gelas piala dengan kaca arloji dan didihkan selama 15 menit. 4.
Saring dalam keadaan panas dan cuci dengan panas hingga tidak bereaksi asam lagi.
5. Keringkan kertas saring berikut isinya pada suhu 100 -
105˚C.
Universitas Sumatera Utara
6. Masukkan ke dalam kertas saring pembungkus paper thimble dan
ekstrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya 2 – 3 jam pada
sushu lebih kurang 80˚C. 7.
Dinginkan dan timbang. 8.
Ulangi proses pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap.
Kadar Lemak =
1 − 2
x 100 Keterangan:
w : bobot cuplikan dalam gram w1 : bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gram
w2 : bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gram
3.8.4. Uji Kalsium
Pengukuran kadar kalsium dapat dilakukan dengan menggunakan Automatic Absorption Specthrophometer AAS. Sampel terlebih dahulu
diabukan dengan menggunakan metode pengabuan basah. Sampel 3 – 5
gram dimasukkan ke dalam labu Kjedahl. Ditambahkan 10 ml H
2
SO
4
dan 10 ml HNO
3
. Setelah itu dipanaskan perlahan-lahan sampai larutan berwarna gelap, ditambahkan 1
– 2 ml HNO
3
, dan dilanjutkan pemanasan sampai larutan lebih gelap lagi. Penambahan HNO
3
sampai larutan jernih dan kemudian didinginkan. Selanjutnya ditambahkan 10 ml air demineral
dan dipanaskan sampai berasap. Setelah didinginkan, kembali ditambahkan 5 ml akuades. Larutan abu disaring dan diencerkan dalam
labu takar 100 ml. Alat AAS diatur sesuai dengan instruksi dalam manual. Larutan
standard dan sampel larutan abu diinjeksikan dalam alat AAS untuk diukur
Universitas Sumatera Utara
absorbansinya pada panjang gelombang 248,3 nm. Kemudian dibuat kurva standard nilai absorbansi vs konsentrasi logam dalam µgml dan
diperoleh konsentrasi besi dari sampel larutan abu. Hasil konsentrasi kalsium diolah dengan perhitungan sebagai berikut:
Kadar kalsium :
µ 100
=
100
x fp
Keterangan : a = bobot sampel
b = hasil konsentrasi kalsium ppm fp = faktor pengenceran
3.8.5. Uji Kadar Besi Fe