Produk di dalam negeri yang dibuat dari jahe antara lain, jahe kering, permen jahe, bubuk jahe, minyak jahe, oleoresin produk berbasis jahe memiliki
berbagai aplikasi di banyak industri seperti pengolahan makanan, farmasi, minuman ringan, pengalengan daging, kembang gula, pengolahan tembakau,
membuat sabun dengan prospek ekspor yang baik juga. Jahe juga dimanfaatkan untuk memproduksi minyak jahe dan oleoresin.
Jahe putih besar banyak dimanfaatkan sebagai bahan campuran makanan, minuman, kosmetika, dan bahan baku dalam kegiatan industri. Semakin pesatnya
kegiatan industri obat-obatan modern, tradisional dan industri-industri lain yang bermunculan dengan menggunakan bahan baku jahe menyebabkan permintaan ini
meningkat dari tahun ke tahun. Jahe gajah ini tidak hanya berprospek di dalam negeri saja. Jahe gajah berpotensi sebagai komoditas ekspor yang dikirim dalam
bentuk segar, kering, asinan, minyak atsiri dan oleoresin. Negara pengimpor jahe gajah saat ini adalah Singapura, Jepang, Jerman, USA, Kanada, Maroko, Perancis,
Hongkong, dan Belanda Ferdiansyah, 2009.
2.2. Pati Jahe Merah
Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas amilosa dan amilopektin Jacobs dan Delcour, 1998 dalam Herawati, 2010. Pati
dapat diperoleh dari biji-bijian, umbi-umbian, sayuran, maupun buah-buahan. Pati jahe merupakan hasil samping dari proses pengendapan sari jahe pada proses
pembuatan jahe instan yang masih belum dimanfaatkan untuk bahan makanan. Pemanfaatan yang sudah dilakukan saat ini, antara lain sebagai campuran
makanan untuk ternak ayam dan itik atau campuran obat untuk ternak sapi dan
Universitas Sumatera Utara
kambing. Selain itu, digunakan sebagai bahan untuk dioleskan pada bagian tubuh yang berfungsi meredakan rasa pegal linu.
Berdasarkan penelitian Witantri 2013, pati jahe merah mampu menurunkan penyerapan lemak. Sejalan dengan Herawati dan Marjuki 2011,
bahwa penambahan pati jahe pada makanan ayam dapat terjadi penurunan yang signifikan pada tingkat plasma trigliserida dan tingkat kolestrol. Penelitian Fitriani
2013, pemberian pati jahe merah sebagai growth promotor pada ransum ayam kampung periode pertumbuhan dapat meningkatkan laju pertumbuhan karena
mengandung zat bioaktif yang dapat memacu pertumbuhan kerangka tulang. Pemanfaatan jahe di Indonesia sendiri cukup tinggi, salah satunya
dimanfaatkan sebagai produk jahe instan. Pada proses pengolahan jahe instan akan didapatkan hasil samping berupa pati jahe yang belum termanfaatkan secara
maksimal bahkan biasanya dibuang. Pemanfaatan pati jahe ini menjadi kue bawang diharapkan dapat
merupakan salah satu usaha untuk mengurangi penggunaan tepung terigu, dapat juga digunakan sebagai bahan pengganti tepung tapioka, dan dapat memberikan
aroma jahe yang khas serta menambah kandungan gzi dari produk yang dihasilkan. Penggunaan pati jahe ini dapat menjadikan kue bawang yang
dihasilkan sebagai salah satu jenis pangan fungsional, karena mengandung komponen bioaktif yang dapat memberi pengaruh positif pada fungsi metabolisme
manusia. Komponen bioaktif pangan dapat menimbulkan efek fisiologis atau biasa disebut sebagai khasiat pangan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. Pati Jahe Merah
2.3. Kue Bawang