Analisis Kandungan Gizi Kue Bawang Pada Biasa Perbandingan Gizi antara Kue Bawang Pati Jahe Merah dengan Kue Bawang Biasa

50,2 mgKg. Sedangkan untuk kandungan zat besi A1 sebesar 38,0 mgKg dan A2 sebesar 35,8 mgK.

4.4.1. Analisis Kandungan Gizi Kue Bawang Pada Biasa

Kue bawang pada umumnya mengandung energi sebesar 488 kilokalori, protein 8,8 gram, karbohidrat 64,6 gram, lemak 21,6 gram, kalsium 22 miligram, fosfor 85 miligram, dan zat besi 1,5 miligram. Kue bawang itu di dalam Kue Bawang juga terkandung vitamin A sebanyak 5 IU, vitamin B1 0,07 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Kue Bawang, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 . Berikut tabel Informasi Rinci Komposisi Kandungan NutrisiGizi Pada Kue Bawang : Tabel 4.3. Komposisi Kandungan Nutrisi Kue Bawang Komponen Jumlah Energi 488 kkal Protein 8,8 g Lemak 21,6 g Karbohidrat 64,6 g Kalsium 22 mg Fosfor 85 mg Zat besi 1,5 mg Vitamin A 5 IU Vitamin B1 0,07 mg Sumber: Publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta Sumber Lainnya. Tidak semua kandungan yang terdapat dalam kue bawang sama. Risetpenelitian pada kue bawang yang berbeda bisa menghasilkan perbedaan hasil yang didapat karena berbagai faktor yang mempengaruhi baik cara pembuatan ataupun bahan yang digunakan untuk pembuatan. Universitas Sumatera Utara

4.4.2. Perbandingan Gizi antara Kue Bawang Pati Jahe Merah dengan Kue Bawang Biasa

Kue bawang pati jahe merah A2 memiliki kandungan lemak, kalsium, dan zat besi yang lebih tinggi daripada kue bawang biasa. Lemak, kalsium, dan zat besi pada kue bawang pati jahe merah sebesar 41,7 g, 53,4 mgKg, dan 35,8 mgKg sedangkan pada kue bawang biasa sebasar 21,6 g, 22 mgKg, dan 1,5 mgKg. 4.5. Analisis Daya Terima Warna Kue Bawang Pati Jahe Merah Hasil analisis daya terima warna kue bawang pati jahe merah dengan menggunakan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.4. Hasil Analisis Daya Terima Warna Kue Bawang Pati Jahe Merah Kriteria Penilaian A1 A2 Panelis Skor Panelis Skor Suka 11 33 36,67 13 39 43,33 Kurang suka 19 38 42,22 17 34 37,78 Total 30 71 78,89 30 73 81,11 Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa A2 memiliki total skor lebih tinggi daripada A1, yaitu A2 dengan total skor 73 81,11 dan A1 dengan total skor 71 78,89. Keduanya termasuk dalam kategori suka berdasarkan karakteristik warna. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai warna dari kedua kue bawang baik A1 maupun A2. Namun, lebih banyak panelis yang cenderung lebih menyukai warna A2 dengan komposisi pati jahe merah 50 dan tepung terigu 50. Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna pada kedua perlakuan terhadap warna kue bawang dapat diketahui dengan Uji Wilcoxon, menggunakan taraf signifikansi α 5. Penelitian ini Universitas Sumatera Utara menggunakan Uji Wilcoxon karena distribusi data tidak normal setelah dilakukan uji normalitas data menggunakan Shapiro-wilk dan dilakukan transformasi data. Berdasarkan hasil dari Uji Wilcoxon diperoleh nilai Z sebesar -1,667 dengan nilai signifikansi p value Asymp. Sig 2 tailed sebesar 0,96 dimana p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara karakteristik warna A1 dan A2. 4.6. Analisis Daya Terima Aroma Kue Bawang Pati Jahe Merah Hasil analisis daya terima aroma kue bawang pati jahe merah dengan menggunakan skala hedonik dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.5. Hasil Analisis Daya Terima Aroma Kue Bawang Pati Jahe Merah Kriteria Penilaian A1 A2 Panelis Skor Panelis Skor Suka 13 39 43,33 19 57 63,33 Kurang suka 17 34 37,78 11 22 24,44 Total 30 73 81,11 30 76 87,77 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa A2 memiliki total skor lebih tinggi daripada A1, yaitu A2 dengan total skor 76 87,77 dan A1 dengan total skor 73 81,11. Keduanya termasuk dalam kategori suka berdasarkan karakteristik aroma. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai aroma dari kedua kue bawang baik A1 maupun A2. Namun, lebih banyak panelis yang cenderung lebih menyukai aroma A2 dengan komposisi pati jahe merah 50 dan tepung terigu 50. Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna pada kedua perlakuan terhadap aroma kue bawang dapat diketahui dengan Uji Wilcoxon, menggunakan taraf signifikansi α 5. Berdasarkan hasil dari Uji Wilcoxon diperoleh nilai Z sebesar -1,414 dengan nilai signifikansi p Universitas Sumatera Utara value Asymp. Sig 2 tailed sebesar 0,491 dimana p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara karakteristik aroma A1 dan A2. 4.7. Analisis Daya Terima Tekstur Kue Bawang Pati Jahe Merah Hasil analisis daya terima tekstur kue bawang pati jahe merah dengan menggunakan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.6. Hasil Daya Terima Tekstur Kue Bawang Pati Jahe Merah Kriteria Penilaian A1 A2 Panelis Skor Panelis Skor Suka 25 75 83,33 13 39 43,33 Kurang suka 5 10 11,11 16 32 35,56 Tidak suka 1 1 1,11 Total 30 85 94,44 30 72 80 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa A1 memiliki total skor lebih tinggi daripada A2, yaitu A1 dengan total skor 85 94,44 dan A2 dengan total skor 72 80. Keduanya termasuk dalam kategori suka berdasarkan karakteristik tekstur. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai tekstur dari kedua kue bawang baik A1 maupun A2. Namun, lebih banyak panelis yang cenderung lebih menyukai tekstur A1 dengan komposisi pati jahe merah 30, tepung tapioka 20, dan tepung terigu 50. Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna pada kedua perlakuan terhadap tekstur kue bawang dapat diketahui dengan Uji Wilcoxon, menggunakan taraf signifikansi α 5. Berdasarkan hasil dari Uji Wilcoxon diperoleh nilai Z sebesar -3,153 dengan nilai signifikansi p value Asymp. Sig 2 tailed sebesar 0,002 dimana p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara karakteristik tekstur A1 dan A2. Universitas Sumatera Utara 4.8. Analisis Daya Terima Rasa Kue Bawang Pati Jahe Merah Hasil analisis daya terima rasa kue bawang pati jahe merah dengan menggunakan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.7. Hasil Daya Terima Rasa Kue Bawang Pati jahe Merah Kriteria Penilaian A1 A2 Panelis Skor Panelis Skor Suka 22 66 73,33 11 33 36,67 Kurang suka 8 16 17,78 19 38 42,22 Total 30 82 91,11 30 71 78,89 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa A1 memiliki total skor lebih tinggi daripada A2, yaitu A1 dengan total skor 82 91,11 dan A2 dengan total skor 71 78,89. Keduanya, A1 dan A2 termasuk dalam kategori suka berdasarkan karakteristik rasa. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai rasa dari kedua kue bawang baik A1 maupun A2. Namun, lebih banyak panelis yang cenderung lebih menyukai rasa A1 dengan komposisi pati jahe merah 30, tepung tapioka 20, dan tepung terigu 50. Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna pada kedua perlakuan terhadap rasa kue bawang dapat diketahui dengan Uji Wilcoxon, menggunakan taraf signifikansi α 5. Berdasarkan hasil dari Uji Wilcoxon diperoleh nilai Z sebesar -2,117 dengan nilai signifikansi p value Asymp. Sig 2 tailed sebesar 0,034 dimana p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara karakteristik rasa A1 dan A2. Universitas Sumatera Utara 70

BAB V PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Pemberian Larutan Jahe Merah (Zingiber Officinalle Var Rubra) Dengan Metode Pengolahan Yang Berbeda Terhadap Bobot Karkas Ayam Broiler Yang Terinfeksi Eimeria Tenella

4 75 54

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

Kandungan gingerol dan shogaol, intensitas kepedasan dan penerimaan panelis terhadap oleoresin jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe), Jahe Emprit (Zingiber officinale var. Amarum), dan Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum)

6 43 129

Pemanfaatan Pati Jahe Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) sebagai Modifikasi Tepung Terigu dalam Pembuatan Kue Bawang dan Analisis Gizinya serta Daya Terimanya oleh Masyarakat

0 1 18

Pemanfaatan Pati Jahe Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) sebagai Modifikasi Tepung Terigu dalam Pembuatan Kue Bawang dan Analisis Gizinya serta Daya Terimanya oleh Masyarakat

0 1 4

Pemanfaatan Pati Jahe Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) sebagai Modifikasi Tepung Terigu dalam Pembuatan Kue Bawang dan Analisis Gizinya serta Daya Terimanya oleh Masyarakat

0 0 20

PENGARUH KOMBINASI NISIN DENGAN MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum), JAHE EMPRIT (Zingiber officinale var. roscoe) DAN JAHE GAJAH (Zingiber officinale var. officinale) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN MIKROBIA PEMBUSUK DAN PATOGEN - UNS

0 0 13