Mahasiswa yang bersedia menjadi panelis kemudin diundang ke suatu tempat yang telah dipersiapkan untuk mengisi identitas panelis pada lembar formulir daya
terima kemudian dilanjutkan dengan pencicipan kue bawang dan penilaian produk. Pada saat diminta penilaian terhadap uji daya terima ini, para panelis telah
memenuhi syarat-syarat sebagai panelis. Syarat-syarat menjadi panelis adalah:
a. Bersedia menjadi panelis
b. Kondisi tubuh yang sehat saat melakukan penilaian
c. Tidak sedang lapar maupun kenyang dilakukan pada saat jam snack
d. Bisa bekerja sama
2. Pelaksanaan Penilaian
a. Waktu Dan Tempat
Penilaian uji daya terima kue bawang pati jahe merah dilaksanakan di sanggar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,
pada bulan April 2016.
b. Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penilaian uji daya terima yaitu produk kue bawang pati jahe merah dan air mineral sebagai penetral rasa.
Sedangkan alat yang digunakan adalah formulir penilaian dan alat tulis.
Universitas Sumatera Utara
3. Langkah-Langkah Pada Uji Daya Terima
a. Peneliti mencari mahasiswa FKM USU yang bersedia menjadi panelis
dengan mendatangi dan menanyakan kesediaannya untuk menjadi panelis serta menanyakan kesehatannya.
b. Setelah menemukan mahasiswa yang bersedia menjadi panelis dan
memiliki kondisi tubuh yang sehat, peneliti mempersilahkan panelis untuk duduk di tempat yang telah disediakan.
c. Peneliti membagikan formulir penilaian untuk diisi dengan identitas
panelis, yaitu nama, usia, jenis kelamin, dan nomor handphone. d.
Peneliti menyediakan air mineral untuk panelis. e.
Peneliti memberikan penjelasan singkat kepada panelis tentang cara melakukan uji daya terima dan cara pengisian formulir penilaian.
f. Peneliti memberikan sampel kue bawang A1 terlebih dahulu kepada
panelis. g.
Sebelum memberi sampel A2, peneliti mengarahkan panelis agar meminum air mineral yang telah disediakan untuk menetralkan rasa.
h. Kemudian peneliti memberikan kue bawang A2 pada panelis.
i. Selanjutnya, peneliti memberikan kesempatan kepada panelis untuk
menuliskan penilaian pada lembar fomulir penilaian. j.
Peneliti mengumpulkan formulir sekaligus memeriksa kembali formulir yang telah diisi oleh panelis.
k. Setelah formulir penilaian dikumpulkan kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3. Alur Pengumpulan Data
3.8. Analisis Proksimat
Analisis proksimat merupakan uji analisis suatu bahan pangan yang telah lama ada dan dapat digunakan untuk menduga nilai nutrient dan nilai energy dari
bahan atau campuran pangan yang bersasal dari bagaian komponen bahan pangan tersebut NRC, 1994 dalam Amrullah, 2004. Prosedur kerja dalam analisis
Mempersiapkan alat dan sampel
Mengisi data panelis
Mepersiapkan pengambilan data
Pelaksanaan pengambilan data
Mengisi formulir uji daya terima
Mengumpulkan hasil penilaian
Memberi pengarahan penilaian
Mencicipi sampel
Peneliti Panelis
Analisis data Melakukan
penilaian produk Peneliti
Panelis
Universitas Sumatera Utara
proksimat berikut ini bersumber dari Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan.
3.8.1. Uji Karbohidrat
Kandungan karbohidrat dihitung dengan menggunakan metode Luff Schrool. Ada pun cara kerjanya sebagai berikut:
1. Timbang seksama lebih kurang 5 g sampel ke dalam Erlenmeyer 500
ml. 2.
Tambahakan 200 ml HCl 3, didihkan selama 3 jam dengan pendingin tegak.
3. Dinginkan dan netralkan dengan larutan NaOH 30 dengan lakmus
atau fenoltaltalein, dan ditambahkan sedikit CH
3
COOH 3 agar suasana larutan agak sedikit asam.
4. Pindahkan isiannya ke dalam labu ukur 500 ml dan impitkan hingga
tanda garis, kemudian saring. 5.
Pipet 10 ml saringan ke dalam Erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25 ml larutan Luff dengan pipet dan beberapa butir baut didih serta 15 ml air
suling. 6.
Panaskan campuran tersebur dengan nyala yang tetap. Usahakan agar larutan dapat mendidih dalam waktu 3 menit gunakan stop watch ,
didihkan terus selama tepat 10 menit dihitung dari saat mulai mendidih dan gunakan stop watch kemudian dengan cepat dinginkan dalam bak
berisi es.
Universitas Sumatera Utara
7. Setelah dingin tambahkan 15 ml larutan Kl 20 dan 25 ml H
2
SO
4
25 perlahan-lahan.
8. Titar secepatnya dengan larutan tio 0,1 N gunakan petunjuk larutan
kanji 0,5. 9.
Kerjakan dengan blanko. Perhitungan :
Blanko-penitar x N tio x 10, setara dengan terusi yang tereduksi. Kemdian lihat dalam daftar Luff Schrool berapa mg gula yang
terkandung untuk ml tio yang dipergunakan.
Kadar glukosa =
1 �
x 100
Kadar karbohidrat = 0,90 x kadar glukosa
Keterangan : w1 = bobot sampel mg
w = glukosa yang terkandung untuk ml tio yang dipergunakan mg
fp = faktor pengenceran
3.8.2. Uji Protein
Cara kerja: 1.
Timbang seksama 0,51 g sampel, masukkan ke dalam labu Kjeldhal 100 ml.
2. Tambahkan 2 g campuran selen dan 25 ml H2SO4 pekat.
3. Panaskan di atas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih
dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan sekitar 2 jam. 4.
Biarkan dingin, kemudian encerkan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tepatkan sampai tanda garis.
Universitas Sumatera Utara
5. Pipet 5 ml larutan dan masukkan ke dalam alat penyuling, tambahkan 5
ml NaOH 30. 6.
Sulingkan selama lebih kurang 10 menit, sebagai penampung gunakan 10 ml larutan asam borat 2 yang telah dicampur indicator.
7. Bilasi ujung pendingin dengan air suling.
8. Titar dengan larutan HCl 0,01 N.
9. Kerjakan penetapan blanko.
Perhitungan :
Kadar Protein =
� −� � , � �� ��
Keterangan: w : bobot contoh
v1 : volume HCl 0,01 N yang digunakan penitrasi contoh v2 : volume hcl yang digunakan penitrasi blanko
N : normalitas HCl fk : faktor konversi untuk protein dari makanan secara umum 6,25 susu hasil
olahannya:6,38 mentega kacang: 5,46 fp : faktor pengenceran
3.8.3. Uji Lemak
Cara kerja: 1.
Timbang seksama 1 - 2 g cuplikan ke dalam gelas piala. 2.
Tambah 30 ml HCl 25 dan 20 ml air serta beberapa butir batu didih. 3.
Tutp gelas piala dengan kaca arloji dan didihkan selama 15 menit. 4.
Saring dalam keadaan panas dan cuci dengan panas hingga tidak bereaksi asam lagi.
5. Keringkan kertas saring berikut isinya pada suhu 100 -
105˚C.
Universitas Sumatera Utara
6. Masukkan ke dalam kertas saring pembungkus paper thimble dan
ekstrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya 2 – 3 jam pada
sushu lebih kurang 80˚C. 7.
Dinginkan dan timbang. 8.
Ulangi proses pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap.
Kadar Lemak =
1 − 2
x 100 Keterangan:
w : bobot cuplikan dalam gram w1 : bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gram
w2 : bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gram
3.8.4. Uji Kalsium
Pengukuran kadar kalsium dapat dilakukan dengan menggunakan Automatic Absorption Specthrophometer AAS. Sampel terlebih dahulu
diabukan dengan menggunakan metode pengabuan basah. Sampel 3 – 5
gram dimasukkan ke dalam labu Kjedahl. Ditambahkan 10 ml H
2
SO
4
dan 10 ml HNO
3
. Setelah itu dipanaskan perlahan-lahan sampai larutan berwarna gelap, ditambahkan 1
– 2 ml HNO
3
, dan dilanjutkan pemanasan sampai larutan lebih gelap lagi. Penambahan HNO
3
sampai larutan jernih dan kemudian didinginkan. Selanjutnya ditambahkan 10 ml air demineral
dan dipanaskan sampai berasap. Setelah didinginkan, kembali ditambahkan 5 ml akuades. Larutan abu disaring dan diencerkan dalam
labu takar 100 ml. Alat AAS diatur sesuai dengan instruksi dalam manual. Larutan
standard dan sampel larutan abu diinjeksikan dalam alat AAS untuk diukur
Universitas Sumatera Utara
absorbansinya pada panjang gelombang 248,3 nm. Kemudian dibuat kurva standard nilai absorbansi vs konsentrasi logam dalam µgml dan
diperoleh konsentrasi besi dari sampel larutan abu. Hasil konsentrasi kalsium diolah dengan perhitungan sebagai berikut:
Kadar kalsium :
µ 100
=
100
x fp
Keterangan : a = bobot sampel
b = hasil konsentrasi kalsium ppm fp = faktor pengenceran
3.8.5. Uji Kadar Besi Fe
Pengukuran kadar besi dapat dilakukan dengan menggunakan Automatic Absorption Specthrophometer AAS. Sampel terlebih dahulu
diabukan dengan menggunakan metode pengabuan basah. Sampel 3 – 5
gram dimasukkan ke dalam labu Kjedahl. Ditambahkan 10 ml H
2
SO
4
dan 10 ml HNO
3
. Setelah itu dipanaskan perlahan-lahan sampai larutan berwarna gelap, ditambahkan 1
– 2 ml HNO
3
, dan dilanjutkan pemanasan sampai larutan lebih gelap lagi. Penambahan HNO
3
sampai larutan jernih dan kemudian didinginkan. Selanjutnya ditambahkan 10 ml air demineral
dan dipanaskan sampai berasap. Setelah didinginkan, kembali ditambahkan 5 ml akuades. Larutan abu disaring dan diencerkan dalam
labu takar 100 ml. Alat AAS diatur sesuai dengan instruksi dalam manual. Larutan
standard dan sampel larutan abu diinjeksikan dalam alat AAS untuk diukur absorbansinya pada panjang gelombang 248,3 nm. Kemudian dibuat kurva
Universitas Sumatera Utara
standard nilai absorbansi vs konsentrasi logam dalam µgml dan diperoleh konsentrasi besi dari sampel larutan abu. Hasil konsentrasi besi
diolah dengan perhitungan sebagai berikut:
Kadar besi :
µ 100
=
100
x fp
Keterangan : a = bobot sampel
b = hasil konsentrasi besi ppm fp = faktor pengenceran
3.9. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang dikumpulkan, diolah secara manual kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif persentase. Analisis deskriptif persentase ini
digunakan untuk mengkaji reaksi panelis terhadap suatu bahan yang diujikan. Untuk mengetahui tingkat kesukaan dari panelis dilakukan analisis deskriptif
kualitatif persentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis dahulu untuk dijadikan data kuantitatif. Skor nilai untuk mendapatkan persentase
dirumuskan sebagai berikut Ali, 1992 dalam Mustapa, 2012 : =
� �
100
Keterangan : = skor presentase
N = jumlah skor yang diperoleh N = skor maksimum skor tertinggi x jumlah panelis
Untuk mengubah data skor persentase menjadi nilai kesukaan konsumen, analisinya sama dengan analisis kualitatif dengan nilai yang berbeda, yaitu
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Nilai tertinggi = 3 suka
Nilai terendah = 1 tidak suka
Jumlah kriteria yang ditentukan = 3 kriteria
Jumlah panelis = 30 orang
a. Skor maximum = jumlah panelis x nilai tertinggi
= 30 x 3 = 90 b. Skor minimum
= jumlah panelis x nilai terendah = 30 x 1 = 30
c. Persentase maksimum = skor maksimumskor maksimum x 100
= 9090 x 100 = 100 d. Persentase minimum
= skor minimumskor maksimum x 100 = 3090 x 100 = 33,3
e. Rentangan = Nilai tertinggi
– Nilai terendah = 100 - 33,3 = 66,7
f. Interval presentase = Rentangan Jumlah kriteria
= 66,7 3 = 22,2 = 22 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat dibuat interval
persentase dan kriteria kesukaan sebagai berikut.
Table 3.4. Interval Presentase dan Interval Kesukaan Persentase
Kriteria kesukaan
78 - 100 Suka
55 - 77 Kurang suka
33 - 54,99 Tidak suka
Tabel interval persentase dan kriteria kesukaan menunjukkan bahwa pada persentase 33-54,99 panelis tidak menyukai kue bawang pati jahe merah
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan aroma, warna, tekstur, dan rasa sehingga termasuk dalam kriteria tidak suka. Pada persentase 55-77 panelis kurang menyukai kue bawang pati jahe
merah berdasarkan aroma, warna, tekstur, dan rasa sehingga termasuk dalam kriteria kurang suka. Pada persentase 78-100 panelis menyukai kue bawang pati
jahe merah berdasarkan aroma, warna, tekstur, dan rasa sehingga termasuk dalam kriteria suka.
Setelah mengetahui bagaimana penerimaan panelis terhadap kue bawang pati jahe merah yang dihasilkan, langkah selanjutnya adalah mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan pada uji daya terima terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa pada kue bawang pati jahe merah. Pada penelitian ini digunakan Uji T-Paired atau
Uji T Berpasangan yang dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak komputer.
Menurut Dahlan, 2012 untuk melakukan Uji T Berpasangan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
1. Distribusi data harus normal wajib.
2. Varians data tidak perlu diuji karena kelompok data berpasangan.
3. Jika memenuhi syarat data berdistribusi normal, maka dipilih Uji T
Berpasangan. 4.
Jika tidak memenuhi syarat data berdistribusi tidak normal dilakukan transormasi data terlebih dahulu.
5. Jika variabel baru hasil transformasi berdistribusi normal, maka dipakai
Uji T Berpasangan.
Universitas Sumatera Utara
6. Jika variabel baru hasil transformasi tidak berdistribusi normal, maka
dipilih Uji Wilcoxon. Data yang telah didapatkan diuji terlebih dahulu dengan uji normalitas
data menggunakan Uji Shapiro Wilk karena jumlah responden 50 orang. Menggunakan taraf signifikansi
α 5. Bila hasil Uji Shapiro Wilk menunjukkan signifikansi 0,05 berarti data berdistribusi normal dan dapat dilanjutkan dengan
Uji T Berpasangan. Namun, jika signifikansi ≤ 0,05 berarti distribusi data tidak
normal. Dan harus dilakukan transformasi data. Jika hasil transformasi data juga menunjukkan bahwa distribusi data tetap tidak normal maka dilakukan Uji
Wilcoxon. Pada Uji T dengan menggunakan
taraf signifikansi α 5. Jika t-hitung t-
tabel atau signifikansi ≤ 0,05 berarti data ditolak atau ada perbedaan antara A1 dan A2. Dan bila t-
hitung ≤ t-tabel, atau signifikansi 0,05 berarti data diterima atau tidak ada perbedaan.
Apabila data berditribusi tidak normal, maka dilakukan Uji Wilcoxon dengan menggunakan taraf signifikansi
α 5. Jika signifikansi ≤ 0,05 berarti data ditolak atau ada perbedaan antara A1 dan A2. Dan bila signifikansi 0,05
berarti data diterima atau tidak ada perbedaan.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Karakteristik Pati Jahe Merah
Pati jahe merah yang masih basah memiliki karakteristik aroma jahe yang lebih khas. Aroma khas jahe merah akan berkurang pada saat pati jahe dalam
keadaan kering. Pati jahe merah berwarna putih sedikit kecoklatan. Teksturnya hampir sama seperti tepung tapioka, yaitu sedikit licin saat disentuh. Berikut ini
merupakan gambar pati jahe merah:
a b
Keterangan Gambar 4.1. a: Pati Jahe Merah yang Belum Dihaluskan
b: Pati Jahe Merah yang Telah Dihaluskan
4.2. Karakteristik Kue Bawang Pati Jahe Merah
Pembuatan kue bawang pati jahe merah dilakukan dengan dua perlakuan. Kedua perlakuan tersebut diolah dengan cara yang sama, namun menggunakan
komposisi pati jahe merah, tepung tapioka, dan tepung terigu yang berbeda. Berdasarkan kedua perlakuan tersebut terdapat perbedaan karakteristik dari kue
bawang yang dihasilkan. Perbedaan kedua kue bawang pati jahe merah dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara