5.2.6 Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-business
5.2.6.1 Provinsi DKI Jakarta
Dalam perikanan industri, variabel yang menjadi basis adalah variabel jumlah nelayan, jumlah armada, jumlah alat tangkap sehingga kebijakan yang
diterapkan adalah kebijakan pro-business sedangkan variabel lain tidak ada yang basis seperti tiga variabel pada perikanan rakyat memungkinkan pro-job harus
diterapkan . Tingginya hasil produksi tangkapan perikanan rakyat mungkin terjadi karena kebutuhan akan ikan segar seluruhnya dipenuhi oleh produksi perikanan
rakyat karena produksi perikanan industri lebih digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan.
Pengembangan perikanan tangkap perikanan Industri di provinsi DKI
Jakarta dapat diarahkan pada kebijakan pro-business, karena empat variabel pada
perikanan industri merupakan sektor basis. Adapun untuk pengembangan perikanan industri tersebut diatas dengan dilakukan investasi investor dalam
industri perikanan yang berkonsep pada perikanan terpadu. Akan tetapi karena melihat empat variabel pada perikanan rakyat bukan merupakan sektor basis maka
dapat pengembangan perikanan tangkap DKI Jakarta dapat diarahkan pula pada kebijakan pro-job.
5.2.6.2 Provinsi Jawa Tengah
Dalam perikanan industri, variabel yang menjadi basis adalah variabel jumlah armada dan variabel jumlah alat tangkap, sedangkan variabel lain tidak
ada yang basis. Pengembangan perikanan tangkap perikanan Industri di provinsi
Jawa Tengah dapat diarahkan pada kebijakan pro-business, karena tiga variabel
pada perikanan industri merupakan sektor basis. Akan tetapi karena melihat tiga variabel pada perikanan rakyat bukan merupakan sektor basis maka dapat
diarahkan pula kebijakan pro-job, pada propinsi Jawa tengah.
5.2.6.3 Provinsi Sulawesi Utara
Pengembangan perikanan tangkap perikanan Industri di provinsi Sulawesi
Utara dapat diarahkan pada kebijakan pro-business, karena tiga variabel pada
perikanan industri merupakan sektor basis. Program yang sesuai untuk kebijakan pr-bussines ini antara lain:
1 Penguatan permodalan program KKMB = konsultan Keuangan Mitra Bank dimana fungsi KKMB tersebut memfasilitasi para UMKM dengan
perbankan dalam penguatan modal usaha 2 Penguatan pemasaran hasil perikanan
3 Peningkatan kewirausahaan dengan pengembangan atau desiminasi teknologi tepat guna.
4 Menciptakan iklim yang kondusif untuk dunia usaha, dan peningkatan investasi sektor kelautan perikanan dengan memfasilitasi para stakeholder
dengan pihak perbankan, investor, dan instansi terkait.
5.2.7 Provinsi dengan kebijakan pro-growth, pro-job, pro-business 5.2.7.1 Provinsi Maluku
Hal ini terjadi karena banyak industri perikanan tangkap dari daerah lain yang masuk ke perairan Maluku, yang kaya dengan sumberdaya ikan tuna, dan
menjual hasil tangkapannya di Maluku. Pengembangan perikanan tangkap perikanan Industri di provinsi Maluku dapat diarahkan pada kebijakan pro-
growth, karena tiga variabel pada perikanan rakyat merupakan sektor basis.
Kebijakan pengembangan yang diperlukan antara lain adalah: - Program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan potensi perikanan
rakyat yang sudah ada, - Program yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi,
- Program restrukturisasi UKM dan revitalisasi UMKM, - Program pengembangan added value suatu produk, seperti pembangunan industri
pengolahan hasil perikanan dapat dilaksanakan untuk pengembangan perikanan rakyat, program pengembangan industri berbasis pelabuhan terpadu, yaitu
program yang dapat dilaksanakan di pelabuhan-pelabuhan perikanan di daerah mulai hulu sampai hilir, juga perlu dilaksanakan untuk menunjang budaya
masyarakat provinsi Maluku yang cenderung pada perikanan tangkap Dari arah pengembangan perikanan tangkap di tiap provinsi seperti yang
disajikan diatas, memang sangat beragam dan karena ada beberapa provinsi yang ternyata dapat diterapkan lebih dari satu kebijakan. Hal ini memang dapat
menimbulkan suatu permasalahan tersendiri bagi provinsi tersebut karena jika lebih dari satu kebijakan maka harus dilihat dari berbagai aspek yang terdapat di