3 Pengembangan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi seperti teknologi penangkapan yang lebih modern,
4 Restrukturisasi dan revitalisasi UKMUMKM,
5.2.5.5 Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengembangan perikanan tangkap perikanan rakyat di provinsi Sulawesi Tenggara dapat diarahkan pada kebijakan pro-growth, karena tiga variabel pada
perikanan rakyat merupakan sektor basis. Program yang dapat mendukung perikanan rakyat di Sulawesi utara adalah:
1 Program pengembangan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi seperti teknologi penangkapan yang lebih modern, serta
2 Restrukturisasi dan revitalisasi UKMUMKM, 3 Kebijakan pro-job seperti pengembangan industri berbasis pelabuhan terpadu
dan pengembangan added value juga dapat dikembangkan.
5.2.5.6 Provinsi Sulawesi Selatan
Kebijakan pengembangan perikanan di Sulawesi Selatan dapat diarahkan pada kebijakan pro-growth untuk lebih meningkatkan kapasitas dan potensi
perikanan rakyat yang sudah ada. Program yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi, program restrukturisasi UKM dan revitalisasi UMKM, serta
Program pengembangan added value suatu produk, seperti pembangunan industri pengolahan hasil perikanan dapat dilaksanakan untuk pengembangan perikanan
rakyat. Program pengembangan industri berbasis pelabuhan terpadu, yaitu program yang dapat dilaksanakan di pelabuhan-pelabuhan perikanan di daerah
mulai hulu sampai hilir, juga perlu dilaksanakan untuk menunjang budaya masyarakat Sulawesi Selatan yang cenderung pada perikanan tangkap
5.2.5.7 Provinsi Sulawesi Tengah
Kebijakan pengembangan perikanan di Sulawesi Selatan dapat diarahkan pada kebijakan pro-growth untuk lebih meningkatkan kapasitas dan potensi
perikanan rakyat yang sudah ada. Program yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi, program restrukturisasi UKM dan revitalisasi UMKM, serta
Program pengembangan added value suatu produk, seperti pembangunan industri pengolahan hasil perikanan dapat dilaksanakan untuk pengembangan perikanan
rakyat.
5.2.6 Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-business
5.2.6.1 Provinsi DKI Jakarta
Dalam perikanan industri, variabel yang menjadi basis adalah variabel jumlah nelayan, jumlah armada, jumlah alat tangkap sehingga kebijakan yang
diterapkan adalah kebijakan pro-business sedangkan variabel lain tidak ada yang basis seperti tiga variabel pada perikanan rakyat memungkinkan pro-job harus
diterapkan . Tingginya hasil produksi tangkapan perikanan rakyat mungkin terjadi karena kebutuhan akan ikan segar seluruhnya dipenuhi oleh produksi perikanan
rakyat karena produksi perikanan industri lebih digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan.
Pengembangan perikanan tangkap perikanan Industri di provinsi DKI
Jakarta dapat diarahkan pada kebijakan pro-business, karena empat variabel pada
perikanan industri merupakan sektor basis. Adapun untuk pengembangan perikanan industri tersebut diatas dengan dilakukan investasi investor dalam
industri perikanan yang berkonsep pada perikanan terpadu. Akan tetapi karena melihat empat variabel pada perikanan rakyat bukan merupakan sektor basis maka
dapat pengembangan perikanan tangkap DKI Jakarta dapat diarahkan pula pada kebijakan pro-job.
5.2.6.2 Provinsi Jawa Tengah
Dalam perikanan industri, variabel yang menjadi basis adalah variabel jumlah armada dan variabel jumlah alat tangkap, sedangkan variabel lain tidak
ada yang basis. Pengembangan perikanan tangkap perikanan Industri di provinsi
Jawa Tengah dapat diarahkan pada kebijakan pro-business, karena tiga variabel
pada perikanan industri merupakan sektor basis. Akan tetapi karena melihat tiga variabel pada perikanan rakyat bukan merupakan sektor basis maka dapat
diarahkan pula kebijakan pro-job, pada propinsi Jawa tengah.
5.2.6.3 Provinsi Sulawesi Utara
Pengembangan perikanan tangkap perikanan Industri di provinsi Sulawesi
Utara dapat diarahkan pada kebijakan pro-business, karena tiga variabel pada
perikanan industri merupakan sektor basis. Program yang sesuai untuk kebijakan pr-bussines ini antara lain: