4.2.30 Provinsi Papua
Kurang lebih sama seperti dengan provinsi lain di Indonesia Timur, Provinsi Papua memiliki basis pada sektor perikanan industri, dengan tiga variabel yang
dominan, yaitu variabel jumlah produksi, jumlah alat tangkap dan hasil olahan Tabel 43. Namun perikanan industri ini menunjukkan bahwa jumlah nelayan
dan jumlah armada memiliki nilai LQ yang rendah.
Tabel 43. Arah pengembangan perikanan tangkap pada provinsi Papua
NO VARIABEL
LQ PI
PR 1
NELAYAN 0,711404423
1.607054286 2
PRODUKSI 1.839332972
0.389837241 3
ARMADA 0.873973637
1.000032298 4
ALAT 1.239180911
0.987378106 5
OLAHAN 2.063234299
0.029341931
Hasil analisis terhadap setiap provinsi di atas dapat digunakan baik untuk menyusun maupun mengevaluasi implementasi kebijakan pengembangan
perikanan secara nasional di daerah, khususnya tingkat provinsi Tabel 44. Secara umum, 19 provinsi dapat dikembangkan untuk mewujudkan satu jenis
kebijakan saja, yaitu strategi pro-growth 13 provinsi, strategi pro-business 6 provinsi; tidak ada provinsi yang dapat dikembangkan hanya dengan satu
kebijakan pro-poor ataupun pro-job. Pada 6 provinsi lainnya, perikanan tangkap dapat dikembangkan untuk mewujudkan dua jenis kebijakan, yaitu kebijakan pro-
poor dan pro-business 3 provinsi: Sumatera Utara, Jawa Tengah, DKI Jakarta,
kebijakan pro-job and pro-growth 2 provinsi: Lampung dan Banten, kebijakan pro-poor
dan pro-growth 1 provinsi: Sulawesi Tenggara. Selain itu, ada 1 provinsi yang dapat dikembangkan dengan 3 kebijakan,
yaitu kebijakan pro-poor, pro-growth dan pro-business 1 provinsi: Jambi, kebijakan pro-poor, pro-job dan pro-growth 3 provinsi: Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, sedangkan provinsi yang dapat mengembangkan perikanan dengan 4 jenis kebijakan adalah provinsi Riau.
Sebaran provinsi dan jenis-jenis kebijakan untuk pengembangan sektor perikanan tangkap disajikan dalam Gambar 2.
Secara umum, kebijakan pro-growth merupakan jenis kebijakan yang paling banyak diperlukan oleh provinsi dalam mengembangkan sektor perikanan
tangkap. Lebih dari 43,4 provinsi di Indonesia memiliki potensi perikanan untuk menunjang pelaksanaan kebijakan ini. Untuk kebijakan lainnya antara lain: 20
provinsi di Indonesia dapat diterapkan kebijakan pro-business 10 provinsi di Indonesia dapat di terapkan kebijakan pro-business dan pro-poor 3,3 provinsi di
Indonesia dapat di terapkan jenis kebijakan pro-business, pro-poor, pro-job dan pro-growth 6,7 provinsi di Indonesia dapat di terapkan jenis kebijakan pro-job
dan pro-growth 10 provinsi di Indonesia dapat di terapkan jenis kebijakan pro- growth, pro-job
dan pro-poor 3,3 provinsi di Indonesia dapat di terapkan jenis kebijakan pro-growth dan pro-poor 3,3 provinsi di Indonesia dapat di terapkan
jenis kebijakan pro-growth, pro-business dan pro-poor Tabel 45. Tabel 44. Hasil arah pengembangan perikanan tangkap pada tiap provinsi
No Provinsi
Sektor Unggulan
Variabel Prioritas
Kebijakan Nelayan Armada
Alat Tangkap
Produksi Hasil
Olahan
1 Nangroe Aceh
Darussalam Perikanan
Industri √
√ √
√ PB
Perikanan Rakyat
√ 2
Sumatera Utara Perikanan
Industri √
√ √
PBPP Perikanan
Rakyat √
√ 3
Sumatera Barat Perikanan
Industri √
PG Perikanan
Rakyat √
√ √
√ 4
Riau Perikanan
Industri √
√ √
PBPP Perikanan
Rakyat √
√ 5
Jambi Perikanan
Industri √
√ √
PJPBPP Perikanan
Rakyat √
√ 6
Sumatera Selatan
Perikanan Industri
√ PGPJ
Perikanan Rakyat
√ √
√ √
7 Bangka
Belitung Perikanan
Industri
√ √
PG
Perikanan Rakyat
√ √
√