Produk Olahan TINJAUAN PUSTAKA

bersifat perikanan rakyat, dengan 90 armada perahu kecil tanpa motor, pola produksinya tersebar di antara nelayan yang sangat banyak jumlahnya, sedangkan hasil tangkapan per nelayan hanya sedikit. Kedua, perikanan tropik mempunyai ciri khas berupa jenis dan ukuran beragam. Kedua hal ini menjadi kendala dalam memasok ikan dengan jenis dan ukuran seragam serta jumlah yang cukup. Di samping itu, nelayan sering pergi ke laut tanpa membawa es sebagai pengawet ikan, karena harga es relatif mahal sedangkan ikan belum tentu berhasil ditangkap Heruwati 2002. Konsep pengolahan modern dikembangkan atas kemajuan ilmu dan teknologi berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan, sedangkan pengolahan tradisional lebih banyak didasarkan atas konsepsi yang diwariskan secara tradisional. Tabel berikut adalah klasifikasi perlakukan produksi dan hasil olahan perikanan tangkap berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia. Tabel 7. Klasifikasi perlakuan produksi dan hasil olahan perikanan tangkap No. Jenis perlakuan Jenis hasil olahan 1. Dipasarkan segar Ikan segar: segar, di es, utuh atau dipotong-potong 2. Diolah secara tradisional : 2.1 Dikeringkandiasinkan Ikan kering, ikan asin 2.2 Dipindang Ikan pindang 2.3 Peragian 2.3.1 Dibuat terasi Terasi 2.3.2 Dibuat peda Ikan peda 2.3.3 Dibuat kecap ikan Kecap ikan 2.4 Pengasapan Ikan asap 2.5 Lain-lain Krupuk ikan, krupuk udang, dendeng ikan 3. Pembekuan Ikan beku, utuh atau dipotong- potong 4. Pengalengan Ikan kaleng 5. Pembuatan tepung ikan Tepung ikan Sumber: DKP 2007 Setelah meninjau berbagai pustaka di atas, dapat diambil kesimpulan dalam menentukan perikanan rakyat dan perikanan industri dilihat dari faktor modal atau investasi dalam melakukan usaha. Usaha disini yang dimaksud usaha di sektor perikanan baik itu usaha penangkapan ikan maupun pengolahan ikan

3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan, yaitu mulai dari November 2008 hingga Mei 2009. Penelitian ini dilakukan di Jakarta karena kegiatannya terfokus pada pemanfaatan data sekunder yang berasal dari statistik yang diterbitkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan. Pengumpulan data dimulai dari penelusuran pustaka dan statistik dari Departemen Kelautan dan Perikanan serta instansi terkait lainnya di Jakarta mulai bulan November 2008. Cakupan geografi dari penelitian ini adalah hampir seluruh wilayah Indonesia yang dipresentasikan oleh 30 dari 33 provinsi di Indonesia. Tidak tercakupnya seluruh provinsi yang ada tersebut disebabkan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini tidak tersedia secara lengkap di tiga 3 provinsi ”baru” hasil pemekaran wilayah, yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat dan Papua Barat.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data utama yang digunakan dalam penelitian adalah data tahunan untuk periode sejak tahun 2003 sampai 2007 dari statistik perikanan sehingga data yang digunakan bersifat sekunder. Data yang digunakan hanya mencakup data perikanan tangkap di laut. Jenis data yang digunakan adalah data produksi perikanan tangkap jumlah hasil tangkap, jumlah nelayan, jumlah armada perahu, jumlah alat tangkap, dan jumlah produk olahan. Data sekunder tersebut diperoleh dari Departemen Kelautan dan Perikanan, yaitu Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dalam penelitian ini, jenis perikanan tangkap dibedakan menjadi 2, yaitu perikanan rakyat j = 1 dan perikanan industri j = 2. Ciri-ciri dari setiap perikanan tersebut disajikan pada Tabel 8. Perikanan rakyat merupakan himpunan dari kegiatan perikanan tangkap yang oleh perorangan atau usaha keluarga menggunakan alat penangkapan ikan dari jenis-jenis pukat kantong, jaring insang, jaring angkat, dan pancing dengan menggunakan kapal ikan dari kategori perahu tanpa motor dan perahu bermotor tempel. Nelayan perikanan rakyat adalah nelayan dari kategori nelayan sambilan utama dan nelayan sambilan tambahan. Hasil tangkapan perikanan rakyat tesebut biasanya diolah menjadi produk perikanan tradisional, yaitu ikan kering atau ikan asin, ikan pindang, ikan peda hasil fermentasi dan ikan asap. Dalam penelitian ini perlu adanya penekanan dalam membatasi kriteria perikanan rakyat dan perikanan industri, untuk mencegah melebarnya pengertian atau ciri-ciri dari perikanan rakyat dan perikanan industri. Misalnya yang diketahui alat tangkap tradisonal pun banyak yang dimodifikasi dalam pengoperasiannya. Oleh sebab itu dalam penelitian ini dicoba membuat suatu batasan ciri-ciri dari perikanan rakyat dan perikanan industri. penggolongan ciri-ciri dari perikanan rakyat dan perikanan industri dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Ciri-ciri perikanan rakyat dan perikanan industri yang digunakan dalam penelitian ini No Faktor Perikanan rakyat Perikanan industri 1 Alat penangkapan ikan 1 Pukat kantong 2 Jaring insang 3 Jaring angkat 4 Pancing lainnya pancing ulur, pancing tegak, pancing cumi dll 5 Perangkap 6 Alat pengumpul 7 Lainnya muroami, jala tebar, garpu dan tombak 1 Pukat tarik trawl 2 Pukat cincin 3 Rawai tuna 4 Rawai hanyut lainnya selain rawai tuna 5 Rawai tetap 6 Rawai dasar tetap 7 Huhate 8 Pancing tonda 2 Kapal ikan 1 Perahu tanpa motor 2 Perahu motor tempel 3 Kapal motor 5GT Kapal motor 5- ≥ 1000 GT 3 Nelayan 1 Nelayan sambilan utama 2 Nelayan sambilan tambahan 1 Nelayan penuh 4 Pengolahan 1 Ikan kering atau ikan asin 2 Ikan pindang, 3 Ikan peda hasil fermentasi 4 Ikan asap 1 Ikan beku, 2 Ikan kaleng, 3 Tepung ikan Perikanan industri adalah himpunan dari kegiatan perikanan tangkap yang dilakukan perusahaan yang terorganisir dengan sistim karir yang jelas bagi tenaga kerja dan yang dilaksanakan dengan mengoperasikan alat penangkapan ikan dari