Tabel 33. Arah pengembangan perikanan tangkap pada provinsi
Kalimantan Tengah
NO VARIABEL
LQ PI
PR 1
NELAYAN 0.798848919
1.426480085 2
PRODUKSI 0.435484635
1.339278492 3
ARMADA 0.874802293
1.024635033 4
ALAT 1.411575489
0.892103779 5
OLAHAN 0.125365868
1.835374591
4.2.21 Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai basis di sektor perikanan rakyat dengan empat variabel yang dominan yaitu jumlah nelayan, jumlah produksi,
jumlah alat tangkap, dan hasil olahan Tabel 34. Sedangkan variabel jumlah armada belum menjadi variabel basis karena memiliki nilai LQ yang rendah.
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki panjang garis pantai ± 1.331 km, yang sangat mendukung bagi pengembangan perikanan tangkap.
Tabel 34. Arah pengembangan perikanan tangkap pada provinsi
Kalimantan Selatan
NO VARIABEL
LQ PI
PR 1
NELAYAN 0.806698718
1.409658595 2
PRODUKSI 0.325924319
1.408332579 3
ARMADA 1.596528052
0.921307196 4
ALAT 0.600788859
1.188708776 5
OLAHAN 0.214669627
1.744254834
4.2.22 Provinsi Kalimantan Timur
Pengembangan sektor perikanan rakyat provinsi Kalimantan Timur khususnya perikanan tangkap dapat dilihat pada Tabel 45.
Tabel 35. Arah pengembangan perikanan tangkap pada provinsi
Kalimantan Timur
NO VARIABEL
LQ PI
PR 1
NELAYAN 1.315344054
0.319198891 2
PRODUKSI 0.313004802
1.415513869 3
ARMADA 1.53044526
0.941301496 4
ALAT 0.982193776
1.107008643 5
OLAHAN 0.307918546
1.642711645
Provinsi Kalimantan Timur mempunyai basis di sektor perikanan rakyat dengan tiga variabel basis yang dominan yaitu jumlah produksi, jumlah alat
tangkap, dan hasil olahan Tabel 35. Sedangkan variabel jumlah nelayan dan jumlah armada belum menjadi variabel basis karena memiliki nilai LQ yang
rendah.
4.2.23 Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sulut memiliki basis pada sektor perikanan industri, dengan tiga variabel yang dominan, yaitu variabel jumlah produksi, jumlah alat tangkap, dan
hasil olahan Tabel 36. Namun perikanan industri ini menunjukkan bahwa jumlah nelayan dan jumlah armada memiliki nilai LQ yang rendah
.
Tabel 36. Arah pengembangan perikanan tangkap pada provinsi Sulawesi
Utara
4.2.24 Provinsi Gorontalo
Provinsi Gorontalo memiliki basis pada sektor perikanan industri, dengan tiga variabel yang dominan, yaitu variabel jumlah nelayan, jumlah produksi, dan
jumlah alat tangkap Tabel 37. Namun perikanan industri ini menunjukkan bahwa jumlah armada dan jumlah hasil olahan memiliki nilai LQ yang rendah.
Tabel 37. Arah pengembangan perikanan tangkap pada provinsi Gorontalo
NO VARIABEL
LQ PI
PR 1
NELAYAN 1.025343918
0.935775087 2
PRODUKSI 1.028862916
0.933650655 3
ARMADA 0.076957546
1.117095462 4
ALAT 1.095827532
0.96110116 5
OLAHAN 0.3014205
1.696087887 NO
VARIABEL LQ
PI PR
1 NELAYAN
0.732446051 1.563985402
2 PRODUKSI
1.918038701 0.345364386
3 ARMADA
0.684650546 1.038532894
4 ALAT
2.063002896 0.681782604
5 OLAHAN
1.655210669 0.394901038
4.2.25 Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai basis pada sektor perikanan rakyat, dengan empat variabel yang dominan yaitu variabel jumlah nelayan, jumlah
produksi, jumlah armada dan jumlah hasil olahan Tabel 38. Tabel 38. Arah pengembangan perikanan tangkap pada provinsi Sulawesi
Tengah
NO VARIABEL
LQ PI
PR 1
NELAYAN 0.779009893
1.468732103 2
PRODUKSI 0.840843604
1.033963166 3
ARMADA 0.059806929
1.11898495 4
ALAT 1.299803225
0.934614733 5
OLAHAN 0.326493665
1.645987354
Namun perikanan rakyat ini menunjukkan bahwa jumlah alat tangkap memiliki nilai LQ yang rendah.
4.2.26 Provinsi Sulawesi Selatan