Nilai LQ jumlah armada Nilai LQ jumlah alat tangkap
5.1.2 Nilai LQ jumlah armada
Ke-12 Provinsi yang jumlah armadanya berbasis pada sektor industri adalah: N.A. Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, sedangkan sisanya 18 provinsi adalah basis sektor perikanan rakyat. Bila dibandingkan antara provinsi yang basis pada jumlah nelayan dengan provinsi yang basis pada jumlah armada, dapat dilihat ada ketidaksesuaian antara keduanya. Ada provinsi yang armadanya basis pada sektor industri, namun justru jumlah nelayannya malah berbasis pada sektor perikanan rakyat nelayan tradisional. Atau sebaliknya, yaitu provinsi yang jumlah nelayannya basis pada sektor perikanan industri, namun armadanya berbasis pada perikanan rakyat, misalnya yang terjadi pada provinsi Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat, dan Gorontalo. Hal ini dapat terjadi karena pada propinsi tersebut nelayannya bekerja pada sektor perikanan industri pada provinsi lain di dekatnya, misalnya nelayan Banten dan Jawa Barat bekerja sebagai nelayan industri di DKI Jakarta. DKI Jakarta mempunyai nilai LQ jumlah armada yang luar biasa mendominasi provinsi lain, yaitu 8,158. Namun jumlah nelayan di DKI Jakarta walaupun merupakan sektor basis, nilainya masih kurang lebih sama dengan provinsi lain. Hal ini mengindikasikan bahwa nelayan yang bekerja di sektor perikanan industri di provinsi DKI Jakarta berasal dari provinsi lain.5.1.3 Nilai LQ jumlah alat tangkap
Alat tangkap yang termasuk dalam perikanan industri adalah pukat tarik, pukat cincin, rawai tuna, rawai hanyut lainnya selain rawai tuna, rawai tetap, rawai dasar tetap, huhate dan pancing tonda. Banyaknya Provinsi yang alat tangkapnya berbasis pada perikanan industri menunjukkan bahwa alat tangkap yang dikategorikan dalam industri juga banyak digunakan pada perikanan rakyat, walaupun hanya dengan menggunakan armada perikanan rakyat yang bertonase kurang dari 5 GT. Jumlah alat tangkap perikanan industri yang lebih banyak digunakan menunjukkan bahwa pemakaian alat tangkap tidak diatur dengan baik, sehingga alat tangkap yang seharusnya digunakan oleh kapal bermotor yang bertonase besar untuk perairan dalam yang jauh dari pantai, juga digunakan di perairan dangkal di dekat pantai. Alat tangkap ini, terutama dari jenis pukat tarik, dapat menjadi ancaman bagi kelestarian ekosistem pesisir, seperti terumbu karang dan lamun.5.1.4 Nilai LQ jumlah produksi
Parts
» Penilaian Kepentingan Relatif Perikanan Rakyat dan Perikanan Industri di Indonesia
» Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran
» Pembangunan Daerah TINJAUAN PUSTAKA
» Location Quotient LQ TINJAUAN PUSTAKA
» Klasifikasi Perikanan Tangkap TINJAUAN PUSTAKA
» Waktu dan Daerah Penelitian Jenis dan Sumber Data
» Penentuan sektor basis Metode Analisis Data .1 Tahapan pengolahan data
» Nilai LQ jumlah alat tangkap
» Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Provinsi Sumatera Utara Provinsi Sumatera Barat
» Provinsi Riau Provinsi Jambi Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Bangka Belitung
» Provinsi Bengkulu Provinsi Lampung Provinsi Banten Provinsi DKI Jakarta
» Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Provinsi Jawa Timur
» Provinsi Bali Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur
» Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Selatan
» Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Gorontalo Provinsi Sulawesi Tengah
» Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi Maluku Provinsi Maluku Utara
» Provinsi Papua Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Nilai LQ jumlah armada Nilai LQ jumlah alat tangkap
» Provinsi Sumatera Barat Provinsi Bengkulu
» Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Banten
» Provinsi Sumatera Utara Provinsi Riau
» Provinsi Jambi Provinsi Bali
» Provinsi Papua Provinsi Maluku Utara
» Provinsi Lampung Provinsi Kalimantan Barat
» Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
» Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Tengah Provinsi Sulawesi Utara
» Provinsi dengan kebijakan pro-growth, pro-job, pro-business .1 Provinsi Maluku
» Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN
» Jumlah jaring insang hanyut, lingkar, klitik, tetap, 3 lapis
» Jumlah pancing lainnya pancing ulur, tegak, cumi, dan lain-lain No Provinsi
» Jumlah perangkap sero, jermal, bubu, perangkap lainnya
» Jumlah alat pengumpul kerang, rumput laut, teripang, kepiting No Provinsi
» Jumlah alat tangkap lain-lain muroami, jala tebar, garpu dan tombak
» Alat Tangkap TINJAUAN PUSTAKA
» Produk Olahan TINJAUAN PUSTAKA
» Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Provinsi Sumatera Utara
» Provinsi Sumatera Barat Provinsi Riau
» Provinsi Jambi Provinsi Sumatera Selatan
» Provinsi Bangka Belitung Provinsi Bengkulu
» Provinsi DKI Jakarta Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah
» Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Provinsi Jawa Timur
» Provinsi Bali Provinsi Nusa Tenggara Barat
» Provinsi Kalimantan Tengah Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Kalimantan Timur
» Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Gorontalo
» Provinsi Sulawesi Tenggara Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Provinsi Maluku Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Provinsi Maluku Utara Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Peran Perikanan Industri dan Perikanan Rakyat pada Perikanan Nasional
» Nilai LQ jumlah produksi Nilai LQ hasil olahan
» Provinsi Sumatera Barat Provinsi dengan kebijakan pro-growth
» Provinsi Bengkulu Provinsi Jawa Barat
» Provinsi Jawa Timur Provinsi dengan kebijakan pro-growth
» Provinsi Nusa Tenggara Barat
» Provinsi Banten Provinsi dengan kebijakan pro-growth
» Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
» Provinsi Sumatera Utara Provinsi dengan kebijakan pro-business dan pro-poor
» Provinsi Riau Provinsi dengan kebijakan pro-business dan pro-poor
» Provinsi Gorontalo Provinsi dengan kebijakan pro-business dan pro-poor
» Provinsi Jambi Provinsi dengan kebijakan pro-business, pro-poor, pro-job
» Provinsi Bali Provinsi dengan kebijakan pro-business, pro-poor, pro-job
» Provinsi Papua Provinsi dengan kebijakan pro-business, pro-poor, pro-job
» Provinsi Maluku Utara Provinsi dengan kebijakan pro-business, pro-poor, pro-job
» Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-growth
» Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-growth
» Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-growth
» Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-growth
» Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-growth
» Provinsi DKI Jakarta Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-business
» Provinsi Jawa Tengah Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-business
» Provinsi Sulawesi Utara Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-business
Show more