Provinsi Maluku Utara Provinsi dengan kebijakan pro-business, pro-poor, pro-job

4 Menciptakan iklim yang kondusif untuk dunia usaha. Dan peningkatan investasi sektor kelautan perikanan dengan menfasilitasi para stakeholder dengan pihak perbankan, investor, dan instansi terkait. Untuk menunjang program kebijakan business perlu adanya kebijakan Pro-poor yaitu dengan peningkatan kapasitas dan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang terdapat di wilayah tersebut. Sedangkan kebijakan pro-job dapat dilakukan program pengembangan industri berbasis pelabuha terpadu dan pengembangan added value suatu produk.

5.2.5 Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-growth

5.2.5.1 Provinsi Lampung

Namun yang menarik adalah di provinsi Lampung jumlah armada dan alat tangkap sektor industri perikanan justru mempunyai nilai basis secara nasional. Logikanya bila jumlah armada dan alat tangkapnya basis, seharusnya produksi perikanan dan hasil olahannya juga basis. Hal ini mungkin terjadi karena letak provinsi Lampung yang cukup dekat dengan ibukota DKI Jakarta, sehingga kemungkinan hasil tangkapan itu dijual ke ibukota untuk memperoleh harga yang lebih baik. Walaupun, di provinsi Lampung sebetulnya sudah ada 4 Pelabuhan Pendaratan Ikan PPI dan 11 Tempat Pelelangan Ikan TPI. Dengan kondisi perikanan rakyat yang menjadi sektor basis, maka kebijakan pengembangan perikanan ke arah pro-job dan pro-growth akan lebih sesuai. Program pro-job seperti pengembangan industri berbasis pelabuhan terpadu, artinya program yang ditetapkan dalam pengembangan sektor perikanan dapat dilaksanakan di pelabuhan-pelabuhan perikanan di daerah mulai hulu sampai hilir. Program pengembangan added value suatu produk, seperti pembangunan industri pengolahan hasil perikanan juga dapat menjadi alternatif pengembangan perikanan di provinsi Lampung karena bila produksi perikanan tangkap diolah lebih dulu sebelum dijual maka nilai yang diperoleh akan lebih tinggi.

5.2.5.2 Provinsi Kalimantan Barat

Kecenderungan perikanan rakyat lebih dominan di provinsi Kalimantan Barat tersebut maka kebijakan pro-growth dan pro-job dapat diterapkan untuk pengembangan perikanan tangkap. Program yang dapat mendukung pengembangan perikanan di provinsi Kalimantan Barat antara lain: 1 Pengembangan added value suatu produk, seperti peningkatan kemampuan masyarakat dalam teknologi pengolahan hasil perikanan 2 Pengembangan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi seperti teknologi penangkapan yang lebih modern, serta 3 Restrukturisasi dan revitalisasi UKMUMKM,

5.2.5.3 Provinsi Kalimantan Tengah

Sehingga kebijakan pro-growth dan pro-job dapat diterapkan untuk pengembangan perikanan tangkap. Pada provinsi Kalimantan Tengah dilihat dari variabel yang dominan ada program-program yang dapat mendukung. Program yang dapat mendukung pengembangan perikanan di provinsi Kalimantan Tengah antara lain: 1 Pengembangan added value suatu produk, seperti peningkatan kemampuan masyarakat dalam teknologi pengolahan hasil perikanan 2 Pengembangan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi seperti teknologi penangkapan yang lebih modern, serta 3 Restrukturisasi dan revitalisasi UKMUMKM,

5.2.5.4 Provinsi Kalimantan Selatan

Sehingga kebijakan pro-growth dan pro-job dapat diterapkan untuk pengembangan perikanan tangkap. Namun jumlah armada yang masih sangat terbatas menyebabkan pemanfaatan potensi masih rendah. Saat ini pemanfaatan potensi lepas pantai Kalimantan Selatan masih didominasi nelayan „andon‟ yang berasal dari Sulawesi, Jawa, dan bahkan Sumatera. Program yang dapat mendukung pengembangan perikanan di provinsi Kalimantan Selatan antara lain: 1 Pengembangan industri berbasis pelabuhan terpadu, yaitu program yang dapat dilaksanakan di pelabuhan-pelabuhan perikanan di daerah mulai hulu sampai hilir 2 Pengembangan added value suatu produk, seperti peningkatan kemampuan masyarakat dalam teknologi pengolahan hasil perikanan