Provinsi Kalimantan Tengah Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
4.2.21 Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai basis di sektor perikanan rakyat dengan empat variabel yang dominan yaitu jumlah nelayan, jumlah produksi, jumlah alat tangkap, dan hasil olahan Tabel 34. Sedangkan variabel jumlah armada belum menjadi variabel basis karena memiliki nilai LQ yang rendah. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki panjang garis pantai ± 1.331 km, yang sangat mendukung bagi pengembangan perikanan tangkap. Tabel 34. Arah pengembangan perikanan tangkap pada provinsi Kalimantan Selatan NO VARIABEL LQ PI PR 1 NELAYAN 0.806698718 1.409658595 2 PRODUKSI 0.325924319 1.408332579 3 ARMADA 1.596528052 0.921307196 4 ALAT 0.600788859 1.188708776 5 OLAHAN 0.214669627 1.7442548344.2.22 Provinsi Kalimantan Timur
Pengembangan sektor perikanan rakyat provinsi Kalimantan Timur khususnya perikanan tangkap dapat dilihat pada Tabel 45. Tabel 35. Arah pengembangan perikanan tangkap pada provinsi Kalimantan Timur NO VARIABEL LQ PI PR 1 NELAYAN 1.315344054 0.319198891 2 PRODUKSI 0.313004802 1.415513869 3 ARMADA 1.53044526 0.941301496 4 ALAT 0.982193776 1.107008643 5 OLAHAN 0.307918546 1.642711645 Provinsi Kalimantan Timur mempunyai basis di sektor perikanan rakyat dengan tiga variabel basis yang dominan yaitu jumlah produksi, jumlah alat tangkap, dan hasil olahan Tabel 35. Sedangkan variabel jumlah nelayan dan jumlah armada belum menjadi variabel basis karena memiliki nilai LQ yang rendah.4.2.23 Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sulut memiliki basis pada sektor perikanan industri, dengan tiga variabel yang dominan, yaitu variabel jumlah produksi, jumlah alat tangkap, dan hasil olahan Tabel 36. Namun perikanan industri ini menunjukkan bahwa jumlah nelayan dan jumlah armada memiliki nilai LQ yang rendah . Tabel 36. Arah pengembangan perikanan tangkap pada provinsi Sulawesi Utara4.2.24 Provinsi Gorontalo
Provinsi Gorontalo memiliki basis pada sektor perikanan industri, dengan tiga variabel yang dominan, yaitu variabel jumlah nelayan, jumlah produksi, dan jumlah alat tangkap Tabel 37. Namun perikanan industri ini menunjukkan bahwa jumlah armada dan jumlah hasil olahan memiliki nilai LQ yang rendah. Tabel 37. Arah pengembangan perikanan tangkap pada provinsi Gorontalo NO VARIABEL LQ PI PR 1 NELAYAN 1.025343918 0.935775087 2 PRODUKSI 1.028862916 0.933650655 3 ARMADA 0.076957546 1.117095462 4 ALAT 1.095827532 0.96110116 5 OLAHAN 0.3014205 1.696087887 NO VARIABEL LQ PI PR 1 NELAYAN 0.732446051 1.563985402 2 PRODUKSI 1.918038701 0.345364386 3 ARMADA 0.684650546 1.038532894 4 ALAT 2.063002896 0.681782604 5 OLAHAN 1.655210669 0.394901038Parts
» Penilaian Kepentingan Relatif Perikanan Rakyat dan Perikanan Industri di Indonesia
» Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran
» Pembangunan Daerah TINJAUAN PUSTAKA
» Location Quotient LQ TINJAUAN PUSTAKA
» Klasifikasi Perikanan Tangkap TINJAUAN PUSTAKA
» Waktu dan Daerah Penelitian Jenis dan Sumber Data
» Penentuan sektor basis Metode Analisis Data .1 Tahapan pengolahan data
» Nilai LQ jumlah alat tangkap
» Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Provinsi Sumatera Utara Provinsi Sumatera Barat
» Provinsi Riau Provinsi Jambi Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Bangka Belitung
» Provinsi Bengkulu Provinsi Lampung Provinsi Banten Provinsi DKI Jakarta
» Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Provinsi Jawa Timur
» Provinsi Bali Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur
» Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Selatan
» Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Gorontalo Provinsi Sulawesi Tengah
» Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi Maluku Provinsi Maluku Utara
» Provinsi Papua Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Nilai LQ jumlah armada Nilai LQ jumlah alat tangkap
» Provinsi Sumatera Barat Provinsi Bengkulu
» Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Banten
» Provinsi Sumatera Utara Provinsi Riau
» Provinsi Jambi Provinsi Bali
» Provinsi Papua Provinsi Maluku Utara
» Provinsi Lampung Provinsi Kalimantan Barat
» Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
» Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Tengah Provinsi Sulawesi Utara
» Provinsi dengan kebijakan pro-growth, pro-job, pro-business .1 Provinsi Maluku
» Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN
» Jumlah jaring insang hanyut, lingkar, klitik, tetap, 3 lapis
» Jumlah pancing lainnya pancing ulur, tegak, cumi, dan lain-lain No Provinsi
» Jumlah perangkap sero, jermal, bubu, perangkap lainnya
» Jumlah alat pengumpul kerang, rumput laut, teripang, kepiting No Provinsi
» Jumlah alat tangkap lain-lain muroami, jala tebar, garpu dan tombak
» Alat Tangkap TINJAUAN PUSTAKA
» Produk Olahan TINJAUAN PUSTAKA
» Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Provinsi Sumatera Utara
» Provinsi Sumatera Barat Provinsi Riau
» Provinsi Jambi Provinsi Sumatera Selatan
» Provinsi Bangka Belitung Provinsi Bengkulu
» Provinsi DKI Jakarta Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah
» Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Provinsi Jawa Timur
» Provinsi Bali Provinsi Nusa Tenggara Barat
» Provinsi Kalimantan Tengah Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Kalimantan Timur
» Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Gorontalo
» Provinsi Sulawesi Tenggara Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Provinsi Maluku Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Provinsi Maluku Utara Arah Pengembangan Perikanan Tangkap Tiap Provinsi
» Peran Perikanan Industri dan Perikanan Rakyat pada Perikanan Nasional
» Nilai LQ jumlah produksi Nilai LQ hasil olahan
» Provinsi Sumatera Barat Provinsi dengan kebijakan pro-growth
» Provinsi Bengkulu Provinsi Jawa Barat
» Provinsi Jawa Timur Provinsi dengan kebijakan pro-growth
» Provinsi Nusa Tenggara Barat
» Provinsi Banten Provinsi dengan kebijakan pro-growth
» Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
» Provinsi Sumatera Utara Provinsi dengan kebijakan pro-business dan pro-poor
» Provinsi Riau Provinsi dengan kebijakan pro-business dan pro-poor
» Provinsi Gorontalo Provinsi dengan kebijakan pro-business dan pro-poor
» Provinsi Jambi Provinsi dengan kebijakan pro-business, pro-poor, pro-job
» Provinsi Bali Provinsi dengan kebijakan pro-business, pro-poor, pro-job
» Provinsi Papua Provinsi dengan kebijakan pro-business, pro-poor, pro-job
» Provinsi Maluku Utara Provinsi dengan kebijakan pro-business, pro-poor, pro-job
» Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-growth
» Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-growth
» Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-growth
» Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-growth
» Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-growth
» Provinsi DKI Jakarta Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-business
» Provinsi Jawa Tengah Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-business
» Provinsi Sulawesi Utara Provinsi dengan kebijakan pro-job dan pro-business
Show more