Pengembangan perikanan tangkap rakyat di provinsi Sumatera Utara dapat diarahkan pada kebijakan pro-poor, karena tiga variabel pada perikanan rakyat
bukan merupakan sektor basis. Berdasarkan kondisi perikaanan rakyat yang dilihat dari nilai LQ, program kebijakan pro-poor yang dapat diterapkan di
provinsi ini adalah pemberian stimulan melalui program PEMP Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir untuk pengembangan teknologi pengolahan hasil
perikanan, berupa bantuan alat pengolahan atau bantuan kapal dan alat penangkapan ikan. Peningkatan sumberdaya perikanan dapat diterapkan untuk
mendukung kebijakan pro-poor.
5.2.3.2 Provinsi Riau
Di Provinsi Riau terdapat cukup banyak tempat pendaratan ikan, antara lain pelabuhan perikanan di Natuna, tempat pendaratan ikan di Dumai, Bengkalis,
Selat Panjang, dan Kijang sehingga rendahnya nilai produksi dibandingkan dengan jumlah armada yang sangat tinggi terjadi bukan karena hasil tangkapan
dijual ke daerah lain, namun karena tidak efisiennya operasional industri perikanan, misalnya karena kegagalan dalam menemukan fishing ground.
Sedangkan hasil olahan industri yang rendah berkaitan dengan produksi perikanan yang rendah dan kurangnya saranafasilitas industri pengolahan, seperti pabrik
pembekuan ikan atau pengalengan ikan. Oleh karena itu pengembangan sektor perikanan industri dapat diarahkan pada kebijakan pro-bussines untuk
mengembangkan industri pengolahan hasil perikanan dan teknologi penangkapan ikan yang lebih modern.
Dalam perikanan rakyat, variabel yang menjadi basis adalah variabel jumlah produksi perikanan tangkap dan variabel jumlah hasil olahan, sedangkan variabel
lain tidak ada yang basis. Tingginya hasil olahan perikanan rakyat mungkin terjadi akibat produksi dari sektor industri tidak diolah secara industri, namun diolah
secara tradisional. Pengembangan perikanan tangkap rakyat di provinsi Riau dapat juga
diarahkan pada kebijakan pro-poor, karena tiga variabel pada perikanan rakyat, yaitu nelayan, armada, dan alat tangkap bukan merupakan sektor basis, sehingga
perlu ada kebijakan yang dapat menggerakkan perekonomian nelayan.
5.2.3.3 Provinsi Gorontalo
Pengembangan perikanan tangkap perikanan industri di provinsi Gorontalo dapat diarahkan pada kebijakan pro-business, karena tiga variabel pada perikanan
industri merupakan sektor basis, dan untuk mendukung kegiatan business yang direkomendasikan di provinsi tersebut perlu adanya kebijakan pro-poor karena
pada sektor perikanan rakyat ada 3 tiga variabel tidak merupakan basis, melihat kondisi tersebut diatas perlu adanya program peningkatan kapasitas dan potensi
sumberdaya KP salah satunya misalnya melalui pemberian stimulan. Program yang sesuai untuk kebijakan pro-bussines ini antara lain:
1 Penguatan permodalan program KKMB = konsultan Keuangan Mitra Bank dimana fungsi KKMB tersebut memfasilitasi para UMKM dengan perbankan
dalam penguatan modal usaha 2 Penguatan pemasaran hasil perikanan
3 Peningkatan kewirausahaan dengan pengembangan atau desiminasi teknologi tepat guna.
4 Menciptakan iklim yang kondusif untuk dunia usaha. Dan peningkatan investasi sektor kelautan perikanan dengan menfasilitasi para stakeholder
dengan pihak perbankan, investor, dan instansi terkait. Produksi perikanan industri yang merupakan sektor basis tidak diikuti
dengan variabel hasil olahan, sehingga di Gorontalo perlu ditambah kebijakan: 1 Pengembangan industri berbasis pelabuhan terpadu, yaitu program yang dapat
dilaksanakan di pelabuhan-pelabuhan perikanan di daerah mulai hulu sampai hilir
2 Pengembangan added value suatu produk, seperti peningkatan teknologi pengolahan hasil perikanan dan pembangunan pabrik-pabrik pengolahan ikan.
5.2.4 Provinsi dengan kebijakan pro-business, pro-poor, pro-job
5.2.4.1 Provinsi Jambi
Pengembangan perikanan industri dapat diarahkan pada kebijakan pro-growth untuk meningkatkan produktivitas dari variabel yang sudah menjadi sektor basis.
Jumlah armada dan alat tangkap yang banyak harus dapat diefektifkan untuk meningkatkan produksi perikanan. Di provinsi Jambi telah ada 5 unit pengolahan
yang tergolong menengah modern, dengan hasil olahan berupa: tepung ikan,