II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank
Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan
dana untuk membiayai berbagai kegiatan usaha. Karena peranannya yang penting, volume penyaluran kredit juga dapat menjadi petunjuk mengenai laju
perkembangan suatu sektor usaha tertentu. Dalam proses realisasi kredit bagi debitur ada beberapa prosedur yang
harus dilaksanakan oleh debitur dan bank pemberi kredit. Calon debitur harus mengajukan permohonan kredit terlebih dahulu dengan memenuhi persyaratan
kredit yang ada. Kemudian calon debitur mengisi formulir permohonan kredit di bank yang diajukan.
Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa calon debitur benar-benar dapat dipercaya, maka bank terlebih dahulu mengadakan analisis
kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, serta faktor-faktor lainnya. Hal ini bertujuan agar bank yakin bahwa
kredit yang diberikan benar-benar aman. Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat
membahayakan bank itu sendiri. Calon debitur dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk
diberikan. Hal ini akan berdampak kepada proses pengembalian kredit oleh debitur dan mengakibatkan kredit macet apabila salah dalam menganalisis calon
debitur.
2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit
Dalam pemberian kredit kepada debitur terdapat unsur-unsur yang terkandung dalam proses realisasi kredit. Menurut Kasmir 2002 dalam transaksi
kredit terdapat lima unsur kredit diantaranya kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa.
Kepercayaan merupakan keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu atau dimasa yang
15 akan datang. Disamping unsur percaya dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit yang dituangkan dalam suatu perjanjian dimana pemberi dan penerima kredit menandatangani hak dan
kewajiban masing-masing. Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu dalam waktu
pengembalian kredit. Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak kembalinya kredit yang diberikan. Resiko ini
menjadi tanggungan bank itu sendiri sehingga bank harus benar-benar mengenal karakteristik para calon debitur.
Pemberian kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat diberikan dalam bentuk barang atau jasa, namun dapat dinilai dengan bentuk
uang. Dalam prakteknya, transaksi kredit umumnya adalah menyangkut uang. Bank umum, khususnya bank pemerintah sebagai agent of development
memiliki tujuan dalam memberikan kredit yaitu : 1. Turut
menyukseskan program
pemerintah dibidang
ekonomi dan
pembangunan. 2. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna
menjamin kebutuhan masyarakat. 3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat
memperluas usahanya. Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan
bervariasi antara lain meningkatkan daya guna uang, meningkatkan peredaran lalu lintas uang, salah satu alat stabilitas ekonomi, meningkatkan kegairahan berusaha,
pemerataan pendapatan, dan meningkatkan hubungan internasional.
2.3. Jenis-jenis Kredit