Prosedur Umum Perkreditan Kajian Penelitian Terdahulu

21 2. Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan- golongan tertentu berdasarkan modal, loyalityas, serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke dalam golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. 3. Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam tergantung keperluan nasabah. 4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa memiliki prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lain. 6. Profitability Untuk menganalisis kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

2.7. Prosedur Umum Perkreditan

Pengajuan kredit dari nasabah kepada pihak BRI Unit Tongkol melalui beberapa tahap atau prosedur. Prosedur umum perkreditan dimulai dari tahap awal yaitu permohonan kredit, pemenuhan persyaratan kredit, dan pengisian formulir permohonan kredit, kemudian dilakukan penilaian dan analisis dari permohonan 22 kredit sehingga dapat diambil keputusan atas permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah, setelah itu tahap pengawasan kredit. Prosedur umum perkreditan ini dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Prosedur Umum Perkreditan Sumber : BRI Tanjung Priok 2009

2.8. Kajian Penelitian Terdahulu

Pursito 2003 melakukan penelitian mengenai analisis efektivitas dan faktor-faktor penyaluran kredit dalam pembiayaan industri pangan skala kecil dan menengah oleh BRI di Semarang. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah pegawai yang dikenal berpengaruh nyata positif terhadap pengambilan kredit ritel komersial. Ditinjau dari sisi kreditur, semakin dikenalnya calon nasabah kreditur oleh pegawai bank, maka akan memudahkan kreditur dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan sehingga analisis dan evaluasi prinsip 5C diharapkan memiliki tingkat keyakinan yang tinggi. Hasil analisis menggunakan model logit maka diketahui bahwa peubah lama pendidikan, pengalamaan usaha, rasio pendapatan, jumlah karyawan, dan jarak ke bank tidak berpengaruh nyata terhadap pengambilan kredit. Penelitian yang dilakukan oleh Tarigan 2006 dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Umum Pedesaan KUPEDES dalam Sektor Pertanian di BRI Unit Parung Bogor” menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan KUPEDES di BRI Unit Parung adalah jumlah agunan, pengalaman kredit, dan omset. Dalam Permohonan Kredit Pemenuhan Persyaratan Kredit Penilaian dan Analisis Permohonan Kredit Pengawasan Kredit Pengisian Formulir permohonan Kredit Pelunasan Kredit Pencairan Kredit Keputusan Atas Permohonan Kredit 23 penelitian ini digunakan analisi regresi linier berganda dengan uji statistik t, uji F, dan koefisien determinasi. Jenis kredit dalam penelitian Tarigan 2006 sama dengan kredit yang ada dalam penelitian ini, yaitu kredit yang menjadi program pemerintah namun berbeda segmentasi pasar dan adanya agunan dalam KUPEDES. Dalam KUR segmentasi ditujukan bagi para debitur yang telah memiliki usaha dan tidak memiliki agunan untuk mengajukan kredit. Penelitian yang dilakukan Sari 2006 tentang “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Umum Pedesaan KUPEDES di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan Kasus pada BRI Unit Ciampea dan BRI Unit Citeureup” dilakukan perbandingan antara pedesaan dan perkotaan dengan melihat karakteristik debitur. Dalam penelitian ini dilakukan hanya pada wilayah perkotaan dan tidak melakukan perbandingan. Mulyarto 2009 meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi Kredit Usaha Rakyat KUR melalui studi kasus pada nasabah BRI Unit Leuwiliang, Cabang Bogor. Metode pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah responden sebanyak 80 debitur yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Variabel respon dalam analisis tersebut adalah jumlah realisasi kredit Y dalam satuan rupiah, sedangkan variabel-variabel prediktornya meliputi X 1 =tingkat pendapataan per bulan rupiah, X 2 =aset keluarga rupiah, X 3 =aset usaha rupiah, X 4 = frekuensipengalaman kali, X 5 =lama usaha tahun, X 6 =modal usaha rupiah dan X 7 =lama pendidikan formal tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi KUR ada empat yaitu pendapatan, frekuensi pengambilan kredit, lama usaha, dan modal usaha. Sedangkan faktor-faktor lainnya, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi KUR. Hutagaol 2009 menganalisis mekanisme penyaluran KUR dan faktor- faktor yang mempengaruhi pencairan pinjaman KUR pada sektor agribisnis di BRI Unit Cigombong. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 43 debitur yang kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Adapun 24 faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pencairan kredit adalah lama usaha tahun, pendapatan bersih rumah tangga per tahunnya dalam Rupiah, tingkat pendidikan nasabah dimana D = 0 jika tingkat pendidikan SD; D = 1 jika tingkat pendidikan SMPSLTP ; D = 2 jika tingkat pendidikan SMASLTA, ada tidaknya agunan atau jaminan dimana D = 0 jika tidak ada agunan ; D = 1 jika ada agunan, jarak lokasi usaha dari BRI Unit Cigombong km, dan usia nasabah tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pencairan kredit adalah pengalaman usaha, pendapatan rumah tangga dalam setahun, tingkat pendidikan, ada tidaknya jaminan, dan usia nasabah. Sedangkan variabel jarak lokasi usaha dari BRI Unit Cigombong tidak berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi KUR. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang disusun, dimana diduga semua variabel berpengaruh nyata. Jarak lokasi usaha tidak berpengaruh nyata terhadap pencairan kredit karena dianggap bahwa jarak wilayah Kecamatan Cigombong yang tidak terlalu luas sehingga memungkinkan untuk dicapai dan diberikan pencairan kredit. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu, yaitu dilihat dari variabel yang ada dalam penelitian sehingga adanya gambaran variabel penjelas lain yang mempengaruhi realisasi KUR ditingkat debitur sub sektor agribisnis. Selain itu, tempat yang digunakan dalam penelitian adalah unit BRI yang memiliki prestasi yang bagus dalam realisasi KUR diantara unit yang lain dalam satu unit kerja cabang Tanjung Priok. Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel dependent yaitu realisasi kredit, dan alat analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

III. KERANGKA PEMIKIRAN