65 yang diterimanya. Apabila pada kredit sebelumnya nasabah tersebut bagus dalam
pembayaran cicilan yang selalu tepat waktu maka dapat disimpulkan nasabah tersebut memiliki tabiat yang baik sehingga diharapkan pada saat pihak bank
memberikan kredit baru maka nasabah tersebut juga mampu membayar cicilan tepat waktu.
7.4. Lama Usaha
Lama usaha menggambarkan bagaimana pengusaha tersebut mampu menjalankan dan mempertahankan usaha tersebut dan meningkatkan modal usaha.
Berdasarkan hasil perhitungan pendugaan didapat nilai koefisien regresi lama usaha terhadap realisasi KUR sebesar -579 artinya apabila lama usaha naik satu
tahun maka nilai total realisasi KUR akan menurun sebesar Rp 579,00. Semakin lama usaha maka semakin berkurang tingkat kepercayaan bank dalam
memberikan KUR. Hasil ini berbeda dengan hipotesis penelitian dimana semakin lama usaha maka tingkat kepercayaan bank dalam memberikan kredit semakin
tinggi. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa lama usaha tidak berpengaruh terhadap pemberian realisasi KUR kepada calon debitur karena
semakin lama usaha belum tentu baik dalam pembayaran cicilan dan pengembalian kredit.
Pemberian KUR ditujukan bagi para pengusaha baru yang ingin berkembang namun tidak memiliki cukup modal sehingga lama usaha menjadi
faktor yang mempengaruhi realisasi KUR. Hal ini sesuai dengan tujuan KUR dimana memberikan bantuan modal bagi para pengusaha UMKM yang belum
memiliki modal yang cukup untuk berkembang.
7.5. Modal Usaha
Nilai koefisien regresi modal usaha terhadap realisasi KUR sebesar 0,29 yang artinya apabila modal usaha naik Rp 1,00 maka nilai realisasi kredit akan
meningkat sebesar Rp 0,29. Semakin tinggi modal maka semakin tinggi tingkat kepercayaan bank untuk memberikan KUR kepada nasabah tersebut. Modal usaha
memiliki pengaruh yang kuat terhadap realisasi KUR. Modal yang besar akan
66 menggambarkan skala usaha yang dijalankan juga besar. Selain itu, modal yang
besar akan mempengaruhi tingkat pendapatan. Modal usaha yang besar akan mempengaruhi perilaku pemilik usaha
karena secara rasional apabila modal yang ditanamkan lebih besar maka pemilik usaha akan
melakukan usahanya dengan penuh kesungguhan untuk mempertahankan usahanya.
7.6. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan menggambarkan seberapa lama seseorang mengenyam pendidikan. Hal ini berpengaruh terhadap daya pikir dan pemahaman calon
debitur. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda tingkat pendidikan berpengaruh secara nyata terhadap realisasi KUR. Nilai koefisien regresi
pendidikan sebesar 64,47 hal ini menggambarkan bahwa apabila nilai pendidikan naik satu tahun maka realisasi KUR akan meningkat sebesar Rp 64,47. Tingkat
pendidikan diperhatikan oleh pihak bank dalam memberikan KUR. Tingkat pendidikan akan memberikan pengaruh kepada calon debitur untuk mengetahui
dan memahami hak dan kewajiban sebagai seorang debitur. Hal ini akan berpengaruh kepada tingkat pembayaran cicilan kredit.
7.7. Waktu Pengembalian Kredit
Dalam proses realisasi kredit, tentu ada pengembalian kredit yang harus dilakukan oleh debitur. Pengembalian kredit oleh debitur memerlukan waktu
untuk mengembalikan kredit tersebut sehingga waktu pengembalian akan diperhatikan oleh pihak bank. Waktu pengembalian ditentukan oleh perhitungan
pendapatan oleh pihak bank terhadap calon debitur. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dapat digambarkan seberapa besar tingkat kemampuan calon
debitur dalam membayar cicilan dan lama waktu yang ditetapkan. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier berganda didapat nilai
koefisien regresi waktu pengembalian terhadap realisasi KUR sebesar 36,33. Artinya apabila nilai waktu pengembalian kredit naik satu bulan maka nilai
realisasi KUR akan meningkat Rp 36,33. Tingkat pengembalian ditentukan oleh seberapa besar kemampuan yang dimiliki debitur dalam membayar angsuran.
67 Semakin lama waktu pengembalian, maka semakin banyak bunga yang diterima
oleh pihak bank. Dari hasil perhitungan dapat dilihat faktor-faktor apa saja yang dapat
mempercepat atau meningkatkan KUR yaitu tingkat pendapatan, frekuensi kredit, modal usaha, tingkat pendidikan, dan waktu pengembalian kredit. Pendapatan
calon debitur sangat signifikan atau sangat berpengaruh terhadap realisasi KUR, sehingga dapat dijelaskan bahwa apabila ingin mengajukan KUR tingkat
pendapatan calon debitur harus tinggi atau lebih besar dari perhitungan nilai angsuran yang diajukan.
Karakteristik responden sangat berpengaruh terhadap meningkatnya realisasi KUR. Apabila karakteristik sesuai dengan kriteria calon debitur, maka
realisasi kredit dapat dilakukan sehingga dapat mempercepat peningkatan realisasi kredit KUR. Dari beberapa karakteristik yang dibahas, ada beberapa karakteristik
yang mempengaruhi meningkatnya realisasi KUR sehingga dapat meningkatkan total realisasi yaitu, usia responden, waktu tempuh, jenis usaha responden, dan
nilai Re-payment Capacity RPC per bulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, usia responden nasabah KUR
BRI Unit Tongkol paling banyak berusia 41-50 tahun sebanyak 38 orang atau sebesar 46,91 persen. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa responden yang
menjadi nasabah KUR di BRI Unit Tongkol termasuk ke dalam umur yang produktif dimana seseorang masih mampu bekerja untuk mendapatkan
pendapatan. Semakin produktif seorang nasabah maka diharapkan akan semakin besar pula kemungkinan untuk memajukan usahanya. Tingkatan usia
mempengaruhi kematangan berpikir dan kebijakan seseorang dalam mengambil keputusan atau bertindak, karena dengan bertambahnya usia maka biasanya
pengalaman hidup dalam menghadapi dan memecahkan suatu permasalahan semakin banyak. Sejalan dengan peningkatan usia tersebut juga meningkatkan
pengalaman mengelola usaha sehingga keberhasilan usaha kemungkinan lebih terjamin.
Secara administratif, penyaluran KUR didasarkan pada wilayah kerja masing-masing BRI Unit yang telah ditetapkan oleh Kantor Cabang. Sebagian
besar tempat usaha nasabah KUR Unit Tongkol berada di lingkungan rumah para
68 debitur itu sendiri, namun ada juga nasabah yang tempat usahanya berada jauh
dari tempat tinggal. Sebagian besar waktu tempuh nasabah ke BRI Unit Tongkol yaitu selama 1-15 menit atau 80,25 persen.
Jenis usaha berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit karena setiap usaha memiliki resiko yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi
kemampuan usaha dalam menghasilkan keuntungan yang nantinya digunakan dalam membayar pinjaman. Usaha on farm diduga memiliki resiko yang lebih
besar dibandingkan usaha off farm sehingga usaha off farm diharapkan akan lebih lancar dalam mengembalikan kredit. Jenis usaha debitur KUR Unit Tongkol
keseluruhannya merupakan usaha agribisnis yang bergerak pada usaha off farm. Sebagian besar responden memiliki jenis usaha kelontong sebanyak 25 orang atau
30,86 persen. Re-payment Capacity RPC adalah kapasitas pengembalian kredit yang
dimiliki oleh debitur dan nilainya maksimal 75 persen dari pendapatan bersih per bulan. Dengan demikian, nilai RPC diharapkan berpengaruh positif terhadap
realisasi KUR dan kelancaran pengembalian kredit. Artinya, semakin tinggi nilai RPC seorang debitur maka diharapkan debitur tersebut semakin lancar dalam
mengembalikan kredit. Nilai RPC responden berkisar antara Rp 112.500,00 hingga Rp 950.750,00 per bulan nilai tertinggi. Jumlah dan proporsi responden
debitur menurut nilai RPC per bulan dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 18. Nilai RPC Responden Debitur KUR Unit Tongkol
Waktu Tempuh Menit
Jumlah Responden Orang
Persentase
250.000
15 18,52
250.000 – 500.000
39 48,15
500.000
27 33,33
Total 81
100
Dari hasil perhitungan nilai RPC responden KUR Unit Tongkol sebagian besar memiliki nilai RPC antara Rp 250.000,00 hingga Rp 500.000,00 per bulan
sebanyak 39 orang atau 48,14815 persen. Nilai RPC ini berpengaruh terhadap
69 realisasi KUR. Calon debitur harus memiliki nilai RPC yang besar apabila ingin
kredit yang diajukan dapat direalisasikan oleh pihak bank. Selain karakteristik nasabah, promosi juga akan berpengaruh terhadap
peningkatan permintaan dan akan meningkatkan jumlah realisasi KUR. Selama program KUR berlangsung, promosi kurang dilakukan oleh BRI sehingga kurang
mampu menarik nasabah untuk mengajukan kredit KUR, calon nasabah biasanya mendapatkan informasi KUR dari teman atau keluarganya yang sebelumnya
sudah mengajukan KUR terlebih dahulu. Bank Rakyat Indonesia seharusnya lebih mengenalkan kredit KUR bagi para pengusaha UMKM. Selain itu, para Mantri
KUR juga harus lebih giat dalam menawarkan produk KUR ini sehingga dapat meningkatkan permintaan KUR dan dapat memenuhi target yang ditetapkan.
Kredit Usaha Rakyat KUR merupakan program baru pemerintah untuk membantu pembiayaan pelaku usaha UMKM. Program ini pertama kali dilakukan
pada tahun 2008 sehingga debitur yang ada merupakan debitur yang baru mengajukan KUR sehingga untuk meningkatkan total realisasi KUR dilakukan
dengan cara menambah jumlah debitur yang akan berpengaruh terhadap total realisasi KUR, karena untuk menambahkan kredit bagi debitur yang lama belum
dapat dilakukan. Hal ini disebabkan karena program KUR merupakan kredit lunak dengan plafond tertinggi Rp 5 juta. Apabila ada nasabah yang sudah mengajukan
KUR sebesar Rp 5 juta, maka debitur tersebut tidak dapat meminta kenaikan plafond dan pihak bank tidak dapat menaikan plafond tersebut karena plafond
tertinggi KUR sebesar Rp 5 juta.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN