19 sebesar lima juta rupiah, untuk saat ini BRI baru menyediakan KUR Mikro, hal
ini karena KUR merupakan kredit yang tidak menggunakan agunan sehingga BRI tidak ingin mengambil resiko yang tinggi. Selain itu, BRI fokus terhadap Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM Jangka waktu pengembalian kredit bagi debitur dapat dibedakan menjadi
tiga tergantung kesepakatan diantaranya : 1. Kredit jangka pendek yang berjangka waktu satu tahun.
2. Kredit jangka menengah yang berjangka waktu antara 1-3 tahun. 3. Kredit jangka panjang yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.
Dalam KUR jangka waktu pengembalian kredit dibedakan atas dua, yaitu kredit investasi dan kredit modal kerja. Untuk kredit investasi BRI memberikan
jangka waktu pengembalian maksimum 3 tahun, sedangkan untuk kredit modal kerja BRI memberikan jangka waktu maksimum 2 tahun. Dalam KUR tidak ada
agunan yang harus diberikan debitur kepada bank penyalur karena KUR merupakan kredit tanpa agunan yang dijamin pemerintah melalui PT. Asuransi
Kredit Indonesia Askrindo dan Perum Sarana Pembinaan Usaha SPU. Kredit yang ditanggung kedua perusahaan yang menjadi penjamin adalah kredit macet
hingga 70 persen dari total kredit.
2.6. Pertimbangan Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Dalam pemberian kredit ada beberapa faktor yang dilihat oleh pihak bank dari calon
debiturnya. Menurut Kasmir 2002 dalam memberikan kredit kepada calon debitur ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi bank dalam menilai
pemohon kredit diantaranya : 1. Karakter character, yaitu tabiat serta kemauan si pemohon untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban yang telah dijanjikan. Pada karakter ini yang diteliti adalah sifat-sifat, kebiasaan, kepribadian, cara hidup, dan keadaan keluarga.
2. Kapasitas capacity, yaitu kesanggupan si pemohon dalam mewujudkan rencana menjadi kenyataan serta untuk mengembalikan pinjaman dan untuk
20 memenuhi
kewajiban-kewajiban lainnya.
Penelitian diarahkan
pada kemampuan dan kecakapan pemohon kredit dalam mempergunakan
pinjamannya. Kemampuan si pemohon tergantung pada kecakapan, sifat, keadaan perusahaan, dan situasi perekonomian pada umumnya. Kecakapan
dan kesungguhan pemohon merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Untuk itu diperlukan suatu ukuran. Setiap bank memiliki ukuran penilaian
sendiri. 3. Modal capital, yaitu modal dasar yang dimiliki calon nasabah untuk
menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Penilaian terhadap modal si pemohon tidak hanya ditinjau dari segi besar kecilnya modal yang
ditanam, tetapi bagaimana penyebaran pembagian di dalam alat-alat produksi. 4. Agunan collateral, yaitu barang-barang berharga yang diserahkan oleh calon
nasabah sebagai agunan atas kredit yang diterimanya. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana resiko tidak terpenuhinya
kewajiban finansial kepada bank dapat ditutup oleh nilai agunan yang diserahkan calon nasabah. Penilaian terhadap barang agunan ini meliputi jenis
atau macam barang, nilainya, lokasinya, bukti pemilikan, dan status hukumnya. Dalam pemberian kredit KUR tidak ada agunan yang harus
diserahkan nasabah kepada pihak bank karena KUR sudah dijamin oleh pemerintah.
5. Kondisi Ekonomi condition of economy, merupakan faktor eksternal berupa kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi
keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap kredit.
Selain penilaian 5 C diatas, menurut Kasmir 2002 ada penilaian yang juga biasa digunakan, yaitu 7 P diantaranya :
1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-
hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam mengajukan kredit.
21 2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan- golongan tertentu berdasarkan modal, loyalityas, serta karakternya. Sehingga
nasabah dapat digolongkan ke dalam golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam tergantung keperluan nasabah.
4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan
atau tidak. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa memiliki prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah.
5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika
salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lain. 6. Profitability
Untuk menganalisis kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat,
apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya. 7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau
jaminan asuransi.
2.7. Prosedur Umum Perkreditan