38
4.5.1. Uji Normalitas
Normalitas atau disebut juga uji kenormalan data diperlukan dalam analisis regresi berganda, hal ini disebabkan metode ini merupakan salah satu
metode analisis parametrik. Kenormalan diketahui melalui sebaran regresi yang merata disetiap nilai. Salah satu cara yang digunakan untuk melihat normalitas
data adalah dengan melihat plot garis dari standardized residual cumulative probability. Apabila sebaran data berada pada garis normal, maka dapat dikatakan
bahwa data yang diuji memiliki sebaran yang normal dan sebaliknya jika garis tidak terletak disekitar garis, maka data tidak normal Santoso, 1999.
4.5.2. Uji Homogenitas
Menurut Santoso 1999 uji homogenitas ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai-nilai variabel terikat Y bervariasi dalam satuan yang sama. Untuk
menguji asumsi ini, dibuat plot antara standardized residual cumulative probability dengan faktor X. Jika tidak terdapat suatu pola dalam plot tersebut
maka dikatakan bahwa data tersebut homogen.
4.5.3. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas kolinier ganda merupakan hubungan linier yang sama kuat antara peubah-peubah bebas dalam persamaan regresi berganda. Adanya
kolinier berganda ini menyebabkan pendugaan koefisien menjadi tidak stabil. Pendeteksian terjadinya suatu kolinier ganda, dapat dilihat pada hasil VIF
Variance Inflation Factors. Nilai VIF ini diperoleh dari persamaan berikut :
Keterangan : R
2
= Koefisien determinasi dari regresi peubah bebas ke-j dengan semua peubah lainnya.
39 Nilai VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan bahwa peubah tersebut
berkolinier ganda. Adanya kolinier ganda dalam model akan mengakibatkan : a. Penduga koefisien regresinya menjadi tidak nyata walaupun R
2
nya tinggi. b. Nilai-nilai dengan koefisien regresi menjadi sangat sensitif terhadap
perubahan data. c. Dengan metode kuadrat terkecil, penduga koefisien regresi memiliki
simpangan baku yang sangat besar.
4.6. Hipotesa Penelitian