Sumberdaya ikan pelagis Sumberdaya Ikan

menggunakan metode remote sensing untuk mengetahui dimana daerah penangkapan ikan dan kapan musim penangkapan fishing season yang tepat. 3 Teknologi, yaitu peralatan yang digunakan dalam operasional penangkapan ikan yang memiliki kemampuan tinggi sehingga efektivitas dan efisiensi dalam penangkapan dapat berjalan dengan baik yang meliputi sumberdaya manusia, teknologi penangkapan ikan dan metode penangkapan ikan.

2.2 Sumberdaya Ikan

Potensi ikan laut Indonesia sebesar 6,2 juta ton, terdiri dari ikan pelagis besar 975,05 ribu ton, ikan pelagis kecil 3.235,50 ribu ton, ikan demersal 1.786,35 ribu ton, ikan karang konsumsi 63,99 ribu ton, udang peneid 74,00 ribu ton, lobster 4,80 ribu ton dan cumi-cumi 28,25 ribu ton DKP RI, 2009. Potensi sumberdaya perikanan tersebut tersebar di sebelas Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia WPP RI yaitu WPP RI 571 Selat Malaka dan Laut Andaman, WPP RI 572 Samudera Hindia sebelah barat Sumatera dan Selat Sunda, WPP RI 573 Samudera Hindia selatan Jawa hingga sebelah selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu dan Laut Timur bagian barat, WPP RI 711 Selat Karimata, Laut Natuna dan Laut Cina Selatan, WPP RI 712 Laut Jawa, WPP RI 713 Selat Makasar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Banda, WPP RI 714 Teluk Tolo dan Laut Banda, WPP RI 715 Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau, WPP RI 716 Laut Sulawesi dan sebelah utara Halmahera, WPP RI 717 Teluk Cendrawasi dan Samudera Pasifik, WPP RI 718 Laut Aru, Laut Arafura dan Laut Timur bagian Timur DKP RI, 2009.

2.2.1 Sumberdaya ikan pelagis

Ikan pelagis merupakan organisme yang hidup di laut terbuka, lepas dari dasar perairan dan berada ke arah bagian lapisan permukaan. Ikan pelagis mempunyai kemampuan untuk bergerak sehingga mereka tidak bergantung pada arus laut yang kuat atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Ikan-ikan utama yang termasuk dalam kelompok ikan pelagis terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok ikan pelagis besar dan kelompok ikan pelagis kecil Nybakken, 1992. Kelompok ikan pelagis besar berukuran 100-250 cm, seperti ikan tuna Thunus sp, cakalang Katsuwonus pelamis, madidihang Thunus albacore, cucut Hemigaleus balfouri dan tenggiri Scomberomorus commersoni. Kelompok ikan pelagis kecil berukuran 5-50 cm, seperti ikan kembung Rastrlliger sp, tembang Sardinella fimbriata, selar Selar sp, lemuru Sardinella sp, layang Decapterus ruselli dan belanak Mugil sp. Penentuan daerah penangkapan ikan pelagis dapat diketahui melalui pola penyebaran dan habitatnya. Penyebaran ikan pelagis dipengaruhi oleh lingkungan perairan di sekitarnya. Ikan-ikan jenis ini selalu mencari kondisi lingkungan yang cocok dengan kondisi tubuhnya. Perairan yang disukai oleh ikan pelagis adalah perairan yang masih mendapatkan sinar matahari eufotik dengan kisaran suhu antara 28-30°C. Siang hari ikan pelagis akan turun sampai kedalaman 12-22 meter, karena intensitas matahari yang terlalu kuat, sedangkan malam hari ikan menyebar meratahomogen di kolom perairan. Saat itu juga ikan-ikan demersal akan melakukan migrasi vertikal ke lapisan atas bercampur dengan ikan-ikan pelagis Laevestu dan Hayes, 1981. Sebaran ikan pelagis sangat terkait dengan kedalaman batas bawah lapisan termoklin dan kelimpahan makanan volume zooplankton dan fitoplankton. Konsentrasi ikan pelagis paling banyak ditemukan di area upwelling yang produktivitasnya tinggi, umumnya sepanjang pantai barat benua. Migrasi ikan- ikan pelagis dipengaruhi oleh arus laut, artinya bahwa ikan-ikan pelagis mampu bergerak melawan arus, karena menyebabkan pengkonsertasian plankton maka ikan pelagis bergerak mengikuti arus untuk mendapatkan daerah tempat makanannya berkumpul Laevestu dan Hayes, 1981.

2.2.2 Sumberdaya ikan demersal