2.6.2 Salinitas
Salinitas adalah banyaknya garam dalam gram yang terdapat pada satu kilogram air laut dimana iodium dan bromin digantikan oleh klorin dan semua
bahan organik telah dioksidasikan secara sempurna Rielly dan Skirow, 1975. Satuan salinitasi dapat dinyatakan dalam practical salinity unit psu yang
mencerminkan nilai kira- kira sama dengan gl atau ppt ‰.
Penyebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan evaporasi, curah hujan presipitasi dan aliran sungai
run off yang ada di sekitarnya. Nilai salinitas akan menurun dengan bertambahnya pemasukan air tawar dan presipitasi namun akan meningkat jika
terjadi evaporasi Nontji, 2005. Penyebaran salinitas pada suatu perairan dibagi dalam tiga lapisan, yaitu
lapisan homogen homogeneus layer yang merupakan lapisan paling atas dengan ketebalan berkisar antara 50-100 meter atau lebih tergantung pada kekuatan
pengadukan dengan nilai salinitas homogen; lapisan berikutnya adalah lapisan haloklin, pada lapisan ini ditandai dengan meningkatnya salinitas secara drastis
dengan bertambahnya kedalaman, biasanya berada pada kedalaman 50 meter namun untuk perairan Indonesia lapisan ini berada pada kedalaman kurang dari 50
meter; lapisan ketiga adalah lapisan yang berada di bawah lapisan haloklin yaitu pada kedalaman sekitar 600-1000 meter dari permukaan dan pada lapisan ini
dapat ditemukan nilai salinitas maksimum Ross, 1970. Penyebaran salinitas secara horizontal menggambarkan bahwa semakin menuju ke laut lepas maka
salinitas semakin tinggi Hutabarat dan Evans, 2000. Perubahan salinitas pada perairan laut lepas adalah relatif lebih kecil bila
dibandingkan dengan perairan pantai karena perairan pantai banyak memperoleh masukan air tawar dari muara-muara sungai terutama pada waktu musim hujan.
Perubahan salinitas sering menunjukan perubahan massa air dan keadaan salinitasnya. Salinitas bersifat lebih stabil di perairan terbuka walaupun di
beberapa tempat terkadang menunjukan adanya fluktuasi perubahan. Salinitas di perairan terbuka variasinya sangat terbatas tetapi di perairan estuaria seperti teluk
dan muara sungai sangat bervariasi menurut musimnya. Organisme pada perairan terbuka biasanya memiliki batas toleransi yang sangat kecil untuk perubahan
salinitas sternohaline dan organisme pada perairan payau dekat pantai biasanya memiliki batas toleransi yang sangat besar untuk perubahan salinitas euryhaline.
Organisme laut pada umumnya memiliki kandungan garam di dalam tubuhnya yang isotonik dengan air laut sehingga osmoregulasi tidak menjadi masalah
kecuali jika salinitas berubah Odum, 1971. Salinitas
mempunyai peranan
penting dalam
kehidupan organisme,
misalnya distribusi biota akuatik. Salinitas pada kedalaman 100 meter pertama dapat dikatakan konstan walaupun terdapat sedikit perbedaan tetapi tidak
mempengaruhi ekologi secara nyata Nybakken, 1992. Salinitas juga erat hubungannya dengan penyesuaian tekanan osmotik antara sitoplasma dari sel-sel
dalam tubuh ikan dengan salinitas lingkungan. Ikan cenderung untuk memilih medium dengan kadar salinitas yang lebih sesuai dengan tekanan osmotik tubuh
mereka masing-masing Laevastu dan Hayes, 1981. Pengaruh salinitas terhadap kelimpahan, keberadaan dan distribusi ikan, dapat dilihat pada Gambar 6.
Sumber: Laevastu dan Hayes, 1981
Gambar 6 Diagram alir pengaruh salinitas terhadap kelimpahan, keberadaan dan
distribusi ikan.
2.6.3 Arus