5.1.4 Hasil tangkapan 1 Jenis dan jumlah hasil tangkapan
Hasil tangkapan yang teridentifikasi pada saat survei akustik di Selat Malaka bulan Juni 2008 terdiri dari 52 family dan 96 spesies terdapat di Perairan
Kepulauan Riau, 65 family dan 151 spesies di Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan masing-masing tergolong dalam 12 dan 11 kelompok sumberdaya ikan,
yaitu ikan hiu Shark, ikan pari rays, ikan pelagis, ikan demersal, cumi-cumi Cephalopoda, udang, kepiting, kerang shell dan beberapa biota lain. Total
family dan spesies ikan berdasarkan hasil tangkapan trawl di Perairan Kepulauan Riau dan Perairan Tanjung Balai Asahan-Belawan, Selat Malaka pada bulan Juni
2008 ditampilkan pada Tabel 10 Tabel 10 Total family dan spesies ikan berdasarkan hasil tangkapan di Perairan
Selat Malaka pada bulan Juni 2008
No. Komposisi
Perairan KEPRI Perairan TBAB
1 Kelompok Komoditas
12 11
2 Jumlah Family
52 65
3 Jumlah Spesies
96 151
Keterangan: KEPRI = Kepualauan Riau
TBAB = Tanjung Balai Asahan dan Belawan
Komposisi sumberdaya ikan berdasarkan kelompok komoditas di Perairan Kepulauan Riau dan Tanjung Balai Asahan-Belawan, Selat Malaka pada bulan
Juni 2008 ditampilkan pada Tabel 11 dan Tabel 12. Kelompok ikan demersal berjumlah 70,89 dari total hasil hasil tangkapan berada di Perairan Kepulauan
Riau dan 69,94 di Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan. Cephalopoda yang hanya 0,17 dari total hasil tangkapan di Perairan Kepulauan Riau menjadi
12,60 di Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan, dan merupakan hasil tangkapan kedua terbanyak dari seluruh hasil tangkapan trawl selama survei.
Tabel 11 Komposisi sumberdaya ikan berdasarkan kelompok komoditas di Perairan Kepulauan Riau
No. Perairan Kepulauan Riau
Kelompok Berat kg
Presentase
1 Demersal
136,11 70,89
2 Rays
21,74 11,32
3 Pelagic
17,00 8,86
4 Shrimp
6,29 3,27
5 Sharks
5,42 2,82
6 Sea cucumber
2,44 1,27
7 Sea urchin
1,68 0,88
8 Crabs
0,44 0,23
9 Cephalopoda
0,33 0,17
10 Sea star
0,25 0,13
11 Gastropoda
0,22 0,11
12 Jelly fish
0,08 0,04
Jumlah 191,99
100
Tabel 12 Komposisi sumberdaya ikan berdasarkan kelompok komoditas di
Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan
No. Perairan Tanjung Balai Asahan
dan Belawan Kelompok
Berat kg Presentase
1 Demersal
221,84 69,94
2 Cephalopoda
39,98 12,60
3 Rays
30,76 9,70
4 Crabs
9,15 2,88
5 Shrimp
5,39 1,70
6 Pelagic
3,84 1,21
7 Sea urchin
2,22 0,70
8 Shark
1,50 0,47
9 Sea cucumber
1,28 0,40
10 Gastropoda
0,91 0,29
11 Sea star
0,30 0,09
Jumlah 317,18
100
Sumberdaya ikan demersal dominan menurut family berdasarkan hasil tangkapan trawl di Perairan Kepulauan Riau dan Tanjung Balai Asahan-Belawan,
Selat Malaka pada bulan Juni 2008 ditampilkan pada Tabel 13 dan Tabel 14. Dominasi maupun komposisi family ikan demersal terlihat berbeda antara Perairan
Kepulauan Riau dan Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan. Hasil tangkapan
trawl yang
diperoleh menunjukkan
bahwa family Scianidae mendominasi sumberdaya ikan demersal di Perairan Kepulauan Riau sebesar
26,95, diikuti oleh family Pomadasidae, Dasyatidae, dan Tetraodontidae. Family
Clupeidae
dan Engraulidae. Family Mullidae yang sangat jarang keberadaannya di Perairan Kepulauan Riau, mendominasi sumberdaya ikan
demersal di Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan sebesar 20,02. Tabel 13 Sumberdaya ikan demersal dominan menurut family berdasarkan hasil
tangkapan di Perairan Kepulauan Riau
No. Perairan Kepulauan Riau
Family Berat kg
Presentase
1 Scianidae
43,99 26,95
2 Pomadasidae
33,46 20,50
3 Dasyatidae
29,21 17,90
4 Tetraodontidae
26,85 16,45
5 Clupeidae
13,29 8,14
6 Engraulidae
12,08 7,40
7 Lain-lain
3,16 2,66
Jumlah 163,22
100
Tabel 14 Sumberdaya ikan demersal dominan menurut family berdasarkan hasil
tangkapan di Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan
No. Perairan Tanjung Balai Asahan
dan Belawan
Family Berat Kg
Presentase 1
Mullidae 53,01
20,02 2
Loligonidae 39,79
15,03 3
Synodontidae 32,75
12,37 4
Dasyatidae 31,46
11,88 5
Nemipteridae 29,19
11,02 6
Tetraodontidae 24,56
9,27 7
Siganidae 17,53
6,62 8
Platycephalidae 15,86
5,99 9
Apogonidae 14,52
5,48 10
Lain-lain 6,14
2,32 Jumlah
264,80 100
Sumberdaya ikan demersal dominan menurut spesies berdasarkan hasil tangkapan trawl di Perairan Kepulauan Riau dan Perairan Tanjung Balai Asahan-
Belawan, Selat Malaka pada bulan Juni 2008 di tampilkan pada Tabel 15 dan Tabel 16. Berdasarkan spesies, Pomadasys hasta jumlahnya 24,24 dari total
kelompok ikan demersal di Perairan Kepulauan Riau, diikuti oleh Arothron sp, Johnius grypotus, Dasyatis kuhli, Nibea mitsukurii dan Harpadon nehereus, dan
spesies lainnya kurang dari 5. Loligo sp menunjukkan persentase tertinggi di
Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan, sebesar 19,71 dari total kelompok ikan demersal yang tertangkap, diikuti Upeneus sundaicus, Dasyatis kuhli,
Lagocephalus inermis, Upeneus sulphureus, Saurida undosquamis dan Siganus canaliculatus serta spesies lainnya kurang dari 5.
Tabel 15 Sumberdaya ikan demersal dominan menurut spesies berdasarkan hasil tangkapan di Perairan Kepulauan Riau
No. Perairan Kepulauan Riau
Spesies Berat Kg
Presentase 1
Gerot-gerot Pomadasys hasta 33,00
24,24 2
Buntal Arothron nigropuncatatus 26,96
19,81 3
Gulam Johnius grypotus 22,45
16,49 4
Pari Dasyatis kuhli 16,70
12,27 5
Tigawaja Nibea mitsukurii 16,16
11,87 6
Nomei Harpadon nehereus 14,74
10,83 7
Lain-lain 6,11
4,49 Jumlah
136,10 100
Tabel 16 Sumberdaya ikan demersal dominan menurut spesies berdasarkan hasil
tangkapan di Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan
No. Perairan
Tanjung Balai Asahan
dan Belawan
Spesies Berat Kg
Presentase 1
Cumi-cumi Loligo sp 37,39
19,71 2
Kuniran Upeneus sundaicus 22,84
12,04 3
Pari Dasyatis kuhli 22,50
11,85 4
Buntal Lagocephalus inermis 20,49
10,80 5
Kuniran Upeneus sulphureus 19,95
10,52 6
Beloso Saurida undosquamis 18,49
9,74 7
Baronang Siganus canaliculatus 16,83
8,87 8
Kurisi Nemipterus peroni 12,07
6,36 9
Beloso Saurida micropectoralis 10,20
5,38 10
Lain-lain 8,95
4,72 jumlah
189,72 100
2 Ukuran ikan
Identifikasi ikan pelagis pada penelitian ini tidak dilakukan karena kegiatan penangkapan hanya terfokus pada ikan demersal. Pendugaan ukuran dan jenis
ikan pelagis hanya dilakukan dengan metode split beam acoustic system. Panjang rata-rata ikan demersal hasil tangkapan trawl pada saat survei hidroakustik di
Perairan Kepulauan Riau dan Perairan Tanjung Balai Asahan-Belawan, Selat
Malaka pada bulan Juni 2008 ditampilkan pada Tabel 17 dan Tabel 18. Panjang rata-rata ikan demersal hasil tangkapan trawl di Perairan Kepulauan Riau sebesar
22,82 cm, sedangkan dugaan panjang rata-rata ikan demersal menurut formula Foote 1987 sebesar 25,15 cm
. Panjang rata-rata ikan demersal hasil tangkapan
trawl di Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan sebesar 23,18 cm, sedangkan dugaan panjang rata-rata ikan demersal menurut formula Foote 1987
sebesar 25,59 cm. Hal demikian menunjukan bahwa ikan yang tertangkap oleh trawl di Perairan Kepulauan Riau lebih kecil dibandingkan di perairan Tanjung
Balai Asahan dan Belawan. Tabel 17 Komposisi panjang rata-rata ikan demersal hasil tangkapan trawl dan
dugaan panjang rata-rata berdasarkan survei akustik di Perairan Kepulauan Riau, Selat Malaka pada bulan Juni 2008
No. Perairan Kepulauan Riau
Spesies L cm
1 Gerot-gerot Pomadasys hasta
32,14 2
Buntal Arothron nigropunctatus, 21,36
3 Gulama Johnius grypotus
30,25 4
Pari Dasyatis kuhli 16,39
5 Tigawaja Nibea mitsukurii
18,27 6
Nomei Harpadon nehereus 18,50
Panjang Rata-rata Hasil Tangkapan Trawl 22,82
Dugaan Panjang Ikan Demersal Menurut Formula Foote 1987 25,12
Tabel 18 Komposisi panjang rata-rata ikan demersal hasil tangkapan trawl dan
dugaan panjang rata-rata berdasarkan survei akustik di Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan, Selat Malaka pada bulan Juni 2008
No. Perairan Tanjung Balai Asahan dan Belawan
Spesies L cm
1 Cumi-cumi Loligo sp
17,60 2
Kuniran Upeneus sundaicus 18,61
3 Pari Dasyatis kuhli
20,57 4
Buntal Lagocephalus inermis 16,18
5 Kuniran Upeneus sulphureus
19,36 6
Beloso Saurida undosquamis 31,75
7 Baronang Siganus canaliculatus
25,14 8
Kurisi Nemipterus peroni 24,16
9 Beloso Saurida micropectoralis
35,20 Panjang Rata-rata Hasil Tangkapan Trawl
23,18 Dugaan Panjang Ikan Demersal Menurut Formula Foote 1987
25,59
5.1.5 Pemetaan daerah penangkapan ikan