Suhu Pengaruh Faktor Oseanografi terhadap Penyebaran Ikan

arus, suhu dan salinitas Nikolsky, 1963. Adanya perubahan baik suhu maupun salinitas akan mempengaruhi keadaan organisme di suatu perairan Laevastu dan Hayes, 1981. Faktor fisik yang paling berpengaruh terhadap keberadaan sumberdaya ikan adalah faktor suhu dan salinitas Gunarso, 1985.

2.6.1 Suhu

Suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya panas yang terkandung dalam suatu benda yang umumnya diukur dalam satuan derajat Celcius °C. Perairan samudera suhu bervariasi secara horizontal sesuai dengan garis lintang dan secara vertikal sesuai dengan kedalaman. Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme di suatu perairan Nybakken, 1992. Distribusi suhu air laut di permukaan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jumlah bahang yang diterima dari matahari, evaporasi, curah hujan, pemasukan air tawar dari sungai dan pembekuan serta pencairan es di kutub Hutabarat dan Evans, 2000. Suhu air laut permukaan di perairan Indonesia umumnya berkisar antara 28-31°C dan suhu air di dekat pantai biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di lepas pantai Nontji, 2005. Secara umum laju fotosintesa meningkat dengan meningkatnya suhu perairan dan akan menurun secara drastis setelah mencapai suatu titik suhu tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap spesies fitoplankton selalu beradaptasi terhadap suatu kisaran suhu tertentu. Suhu dapat mempengaruhi proses metabolisme yaitu dalam hal pertumbuhan, perkembangan, daya hidup ikan dan aktifitas yang dilakukan oleh ikan. Ikan dapat merasakan perubahan suhu perairan sampai dengan 0,03°C. Perairan laut dalam suhu relatif stabil yaitu berkisar antara 4-8°C sehingga suhu perairan tidak berpengaruh terhadap distribusi lokal ikan laut dalam Laevastu dan Hayes, 1981. Fluktuasi suhu berperan sebagai faktor penting untuk merangsang dan menentukan pengkonsentrasian dan pengelompokan ikan serta untuk menentukan daerah penangkapan ikan. Penyebaran suhu secara vertikal di laut dapat dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan homogen homogeneus layer di bagian paling atas dimana pada lapisan ini terjadi pencampuran massa air yang diakibatkan oleh adanya angin, arus dan pasang surut sehingga terbentuk lapisan homogen; lapisan termoklin discontinuity layer di bagian tengah yang merupakan lapisan yang mengalami perubahan suhu yang relatif cepat antara massa air hangat dengan massa air yang lebih dingin di bawahnya, lapisan termoklin memiliki ketebalan bervariasi sekitar 100-200 meter; dan lapisan ketiga adalah lapisan dingin deep layer di bagian bawah yang merupakan lapisan di bawah lapisan termoklin dimana temperatur menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman. Kedalaman lebih dari 1000 meter suhu biasanya kurang dari 5°C Nontji, 1987. Lapisan ini umumnya diikuti dengan penurunan oksigen terlarut dan penaikan kadar zat hara yang cepat. Penebalan lapisan tercampur pada sisi ke arah pantai mengindikasikan adanya aliran APJ yang mengalir ke timur dimana pada bulan Desember sedang mengalami perkembangan dan akan mengalami puncak pada bulan Februari Wyrtki, 1961. Pengaruh suhu air laut terhadap kelimpahan, keberadaan dan distribusi ikan dapat di lihat pada Gambar 5. Sumber: Laevastu dan Hayes, 1981 Gambar 5 Diagram alir pengaruh suhu air laut terhadap kelimpahan, keberadaan dan distribusi ikan.

2.6.2 Salinitas