Latar Belakang Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan dengan Metode Hidroakustik di Selat Malaka

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan sumberdaya ikan secara optimal dan lestari memerlukan informasi yang tepat berkaitan dengan sediaan stock, sebaran sumberdaya ikan, karakteristik perikanan dan perairannya sehingga langkah-langkah kebijakan eksploitasi dapat dilakukan dengan tepat tanpa membahayakan kelestariannya. Informasi mengenai ketersediaan sumberdaya ikan tersebut sangat penting peranannya dalam pembangunan sektor perikanan, khususnya dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap. Informasi mengenai ketersedian sumberdaya ikan pada suatu perairan memerlukan penelitian yang dapat memberikan hasil yang lebih akurat sehingga informasi tersebut dapat memberikan gambaran mengenai keberadaan sumberdaya ikan yang mendekati keadaan yang sebenarnya. Stok sumberdaya ikan yang bersifat dinamis memerlukan evaluasi yang dilakukan secara periodik. Namun demikian, sejauh ini informasi sumberdaya perikanan terkini dalam bentuk kuantitatif seperti ukuran kelimpahan, struktur ukuran ikan dan pola distribusinya belum tersedia secara akurat. Data temporal ukuran populasi juga belum tersedia secara memadai, sementara indikator dinamika stok sumberdaya ikan dari aspek biologi dan ekologi, akurasinya sangat tergantung pada data temporal dan hanya dapat diperoleh melalui penelitian secara periodik, konsisten dan berdasarkan data insitu dan real time. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK telah dikembangkan berbagai peralatan dan metode guna mendapatkan informasi tentang sumberdaya ikan. Salah satu jenis IPTEK untuk tujuan tersebut adalah metode hidroakustik. Hidroakustik adalah ilmu yang mempelajari tentang gelombang suara dan perambatannya di medium air dan menganalisis karakteristik pantulannya Arnaya, 1991. Pemanfaatan metode hidroakustik pada beberapa tahun terakhir ini menjadi semakin penting untuk perkiraan kelimpahan sediaan ikan khususnya ikan laut, dimana sulit atau tidak mungkin dilakukan dengan metode konvesional. Kelemahan-kelemahan yang ada dalam metode perkiraan secara konvesional sedikit banyak dapat diatasi dengan menggunakan metode hidroakustik. Metode ini memiliki beberapa kelebihan untuk menduga kelompok ikan dan distribusi kelimpahannya, antara lain informasi yang dihasilkan tentang kelimpahan ikan cepat dan meliputi kawasan yang luas, pendugaan stok dapat dilakukan secara insitu dan real time tanpa tergantung dari data statistik perikanan, memiliki ketelitian dan ketepatan tinggi, dapat dipakai ketika metode lain tidak dapat digunakan dan tidak berbahaya atau merusak karena frekuensi suara yang digunakan tidak membahayakan bagi pengguna maupun target survei MacLennan dan Simmonds,1992. Selat Malaka merupakan salah satu Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia WPP RI 571 dari sebelas WPP RI yang ada di seluruh Perairan Indonesia DKP RI 2009. Perairan Selat Malaka memisahkan Pulau Sumatera di barat laut dan Semenanjung Malaysia di bagian timur, menghubungkan Laut Andaman yang satu perairan dengan Samudera Hindia dan di utara berhubungan dengan Laut Cina Selatan. Selat ini memiliki panjang sekitar 800 km, membujur ke arah tenggara barat laut membentuk corong terbuka dengan lebar bervariasi dari 60 km sampai 480 km P2O LIPI, 2001. Selat ini dikenal sebagai salah satu wilayah perairan dengan lalu lintas kapal-kapal komersial yang padat karena fungsinya sebagai jalur perdagangan internasional. Namun di sisi lain sumberdaya perikanan di perairan ini memegang peranan penting bagi perekonomian penduduk di sekitarnya sehingga perairan ini dikenal juga sebagai wilayah padat nelayan. Perairan ini merupakan percampuran massa air dari Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Laut Hindia Wyrtki, 1961. Pertemuan massa air tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap keberadaan sumberdaya ikan yang ada di perairan ini. Oleh karena itu, keberadaan sumberdaya ikan pada perairan tersebut sangat menarik untuk dikaji baik kelimpahan maupun penyebarannya, sebagai indikator untuk pemetaan daerah penangkapan ikan di Selat Malaka.

1.2 Perumusan Masalah