karakteristik  yang  berbeda  berupa  suhu,  salinitas  dan  zat-zat  hara  yang  terkandung di  dalamnya,  karena  wilayah  perairan  yang  dilewatinya  berbeda.  Kondisi
demikian  menyebabkan  sumberdaya  ikan  yang  ada  di  dalamnya  juga  akan berbeda, baik densitas,  jenis  maupun  pola penyebarannya  Simbolon,  1996.
5.2.4  Penyebaran  daerah  penangkapan  ikan
Daerah  penangkapan  ikan  DPI  di  Selat  Malaka  pada  bulan  Juni  2008 tersebar  di  14  leg  transek  akustik  dari  Perairan  Kepulauan  Riau  bagian  tenggara
Selat  Malaka  sampai  Tanjung  Balai  Asahan  dan  Belawan  bagian  barat  laut  Selat Malaka.  Daerah  penangkapan  ikan  pelagis  DPI  sedang  di  Perairan  Kepulauan
Riau  terletak  di  bagian  timur  Perairan  Pulau  Bengkalis  dan  utara  Pulau  Rupat yang  menyebar  pada  kedalaman  24-54  meter.  Penyebaran  ikan  pelagis  pada
kedalaman  tersebut  bila  dihubungkan  dengan  kegiatan  operasional  penangkapan ikan,  maka  alat  tangkap  yang  baik  untuk  dioperasikan  adalah  gillnet,  jaring  apung
dan  pancing.  Lokasi  DPI  ini  berjarak  kurang  dari  12  mil  dari  garis  pantai  dan merupakan  daerah  penangkapan  ikan  yang  selama  ini  menjadi  wilayah  operasi
penangkapan  yang  dilakukan  oleh  nelayan  setempat  BRPL,  2004.  Wilayah perairan  yang  termasuk  DPI  pelagis  kurang  potensial  berada  pada  kedalaman  4-24
meter,  menyebar  di  Perairan  Pulau  Karimun  Besar,  Pulau  Panjang  dan  sekitar Perairan  Pulau  Rupat.  Wilayah  ini  tidak  baik  dilakukan  kegiatan  penangkapan
ikan  karena sumberdaya  ikan  yang  ada masih  belum  layak  tangkap. Daerah  penangkapan  ikan  pelagis  di  Perairan  Tanjung  Balai  Asahan  dan
Belawan  yang  memiliki  potensi  sedang,  menyebar  di  bagian  utara  dan  barat  laut Tanjung  Balai  Asahan  yang  berada  pada  kedalaman  4-14  meter  dan  54-74  meter.
Alat  tangkap  yang  bisa  dioperasikan  di  wilayah  perairan  ini  adalah  purse  seine, pancing,  gillnet  dan  jaring  apung  lainnya.  Lokasi  ini  dapat  dijangkau  oleh  nelayan
setempat  karena  jaraknya  lebih  dekat  dengan  pantai  dan  tidak  memerlukan  kapal yang  berukuran  lebih  besar.  Daerah  penangkapan  ikan  pelagis  kurang  potensial  di
Perairan  Tanjung  Balai  asahan  dan  Belawan  menyebar  di  bagian  barat  laut Perairan  Tanjung  Balai  Asahan,  berada  pada  kedalaman  14-54  meter.  Kondisi
demikian  sangat  mempengaruhi  kegiatan  penangkapan  ikan  yang  dilakukan  oleh nelayan  yang  tinggal  di  pesisir  Tanjung  Balai  Asahan,  sehingga  mereka  harus
melakukan  penangkapan  ikan  di  daerah  yang  lebih  jauh,  yaitu  sekitar  Perairan Pulau  Berhala  dan Pulau  Panipahan  BRPL,  2004.
Daerah  Penangkapan  ikan  demersal  DPI  sedang  menyebar  di  Perairan Pulau  Berhala  dan  Pulau  Pandan  yang  terletak  di  bagian  barat  laut  Selat  Malaka,
jaraknya  kurang  dari  12  mil  dari  garis  pantai.  Perairan  Pulau  Berhala  merupakan fishing  ground  dari  alat  tangkap  pukat  apung,  purse  seine  dan  lampara  dasar.
Wilayah  perairan  ini  merupakan  penyebaran  ikan-ikan  demersal,  seperti  kurisi, kuniran  dan tigawaja,  berada pada kedalaman  30-50 meter.
Perairan  Kepulauan  Riau  didominasi  oleh  ikan-ikan  yang  berukuran  lebih kecil  dan  masih  tergolong  DPI  kurang  potensial,  sedangkan  Perairan  Tanjung
Balai  Asahan  dan  Belawan  memiliki  sumberdaya  ikan  yang  tergolong  DPI sedang,  untuk  dikelolah  dan  dimanfaatkan  dengan  baik  tanpa  merusak
lingkungannya dan
keberlanjutan sumberdaya
ikan tersebut.
Kegiatan penangkapan  ikan  yang  dilakukan  oleh  masyarakat  pesisir  di  Perairan  Selat
Malaka  secara  terus  menerus  mengakibatkan  potensi  sumberdaya  perikanan  di wilayah  ini  semakin  menurun.  Selain  hal  tersebut,  pencemaran  lingkungan  di
wilayah  perairan  ini  juga  sangat  mempengaruhi  kondisi  perikanan  di  dalamnya terutama  di  sekitar  Perairan  Kepulauan  Riau.  Wilayah  ini  sangat  rentan  terhadap
pencemaran  lingkungan  karena  adanya  lalu  lintas  kapal-kapal  komersial  yang padat dan limbah  masyarakat  yang  masuk  ke laut  melalui  aliran  sungai.
6  KESIMPULAN DAN SARAN
6.1   Kesimpulan