Alat dan kapal penangkapan ikan Daerah penangkapan ikan

4.2.2 Alat dan kapal penangkapan ikan

Jenis alat tangkap ikan yang digunakan oleh masyarakat pesisir di Selat Malaka seperti Kabupaten Rokan Hilir dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu alat tangkap yang bersifat statis dan alat tangkap yang bersifat dinamis. Jenis alat tangkap dinamis meliputi jaring insang gillnet, jaring udang trammel net, pukat cincin, jaring sondong, jaring tuamang dan cantrang mini trawl, sedangkan alat tangkap statis meliputi bubu tiang, bubu labuh, pancing rawai dan belat. Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia WPP RI 571 Selat Malaka, alat tangkap paling banyak digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan demersal yang dianggap sebagai alat standar atau alat baku sesuai dengan data statistik yang ada adalah alat tangkap dogol. Tahun 2003, komposisi armada yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Samudera PPS Belawan terdiri dari Pukat ikan fish net 36, pukat cincin 50, gillnet 10 dan sisanya armada lampara dasar dan pancing. Ditinjau dari ukuran kapal GT, kapal penangkapan ikan yang dominan di PPS Belawan adalah kapal pancing yang berukuran kurang dari 10 GT, diikuti oleh kapal yang berukuran antara 100-200 GT, ukuran 50-100 GT dan 30-50 GT PPS Belawan, 2003.

4.2.3 Daerah penangkapan ikan

Berdasarkan Surat Dirjen Perikanan Nomor IK.120DJ.126690K tentang perizinan penangkapan ikan di Selat Malaka telah ditetapkan daerah penangkapan ikan oleh kapal-kapal penangkap ikan adalah di perairan ZEEI Selat Malaka yang dibatasi oleh garis 4°LU-95°BT dan di luar 12 mil dari pantai. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa daerah penangkapan ikan oleh kapal penangkap ikan di perairan tersebut kurang dari 12 mil, terutama pada kedalaman perairan antara 30-50 meter. Hal ini sesuai dengam keberadaan ikan-ikan demersal yang terkonsentrasi pada kedalaman tersebut. Bulan Desember 1996 menunjukkan penyebaran ikan demersal seperti kuniran, bawal hitam, layur, tigawaja, kurisi dapat mencapai perairan di luar 12 mil dari pantai pada kedalaman antara 40-60 meter seperti di sekitar Perairan Pulau Berhala, Pulau Pandan dan Perairan Aceh Timur BRPL, 2004. Perairan Pulau Berhala merupakan daerah penangkapan ikan dengan alat tangkap seperti pukat apung, purse seine, dan lampara dasar. Daerah penangkapan pukat apung longbag set net yang berbasis di Tanjung Balai adalah Perairan Pulau Berhala, Pulau Salamon, Panipahan, Pulau Jemur, Tanjung Api dan Tanjung Bagan. Daerah ini mempunyai kedalaman antara 30-50 meter BRPL, 2003. Bulan Juli 2004 daerah penangkapan dengan menggunakan pukat apung, banyak dilakukan di sekitar Perairan Panipahan dan Tanjung Api, sedangkan jaring tuamang sejenis jaring insang banyak di operasikan di sekitar Perairan Tanjung Balai asahan BRPL, 2004.

4.2.4 Musim penangkapan ikan