14
Perjanjian kerja dibuat agar terjamin kepastian dalam menjalankan fungsi masing-masing pihak sesuai dengan hak dan kewajiban yang mengikat.
Masing-masing pihak harus menepati sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat. Karyawan kontrak yang bekerja pada perusahaan harus sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan, masa kerja yang diberikan tergantung oleh perusahaan. Jika performa karyawan itu baik maka karyawan tersebut dapat
memeperpanjang kontraknya atau dari pihak perusahaan menawarkan untuk menjadi karyawan tetap pada perusahaannya. Tetapi jika performa karyawan
buruk maka pihak perusahaan akan memberhentikannya dari perusahaan setelah kontrak karyawan tersbut habis masa kerjanya.
2.4. Penelitian Terdahulu
Menurut Triyanto 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Organizational Citizenship Behavior OCB dan Pengaruhnya Terhadap
Keinginan Keluar dan Kepuasan Kerja Karyawan, menyimpulkan bahwa OCB memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh secara positif terhadap
keinginan keluar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi karyawan merasakan OCB sangat mungkin mempunyai keinginan untuk keluar dari
organisasi. Selain itu juga tedapat hubungan positif dan memiliki pengaruh yang signifikan antara OCB terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang dapat
diperoleh dalam lingkungan kerja adalah rasa bangga, puas atas keberhasilan melaksanakan tugas sampai tuntas. Keberhasilan tersebut memberikan seseorang
status sosial, penghormatan dan pengakuan dari lingkungan masyarakat .Semua sampel dalam penelitian ini merupakan anggota kepolisian murni yang bekerja
pada Resort “X” di wilayah Jawa Barat. Dengan demikian karyawan dalam hal ini anggota kepolisian memiliki OCB yang tinggi terhadap organisasi maka akan
meningkatkan kepuasan kerja karyawan tersebut. Menurut Khalid Hasan 2005 dalam penelitiannya yang berjudul The
Effect of Organizational Citizenship Behavior on Withdrawal Behavior dengan sampel 218 karyawan hotel dengan menggunakan lima dimensi OCB yaitu
altruism, conscientiousness, civic virtue, courtesy, sportsmanship, menyimpulkan adanya hubungan yang kuat antara OCB terhadap keinginan keluar dan
berpengaruh negatif secara signifikan dengan responden para karyawan hotel.
15
Hasil regresi berganda menunjukkan adanya tiga dimensi OCB yaitu sportmanship, helping behavior, dan civic virtue yang secara signifikan memiliki
hubungan negatif terhadap tingkat turnover. Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian tentang Organizational
Citizenship Behavior OCB masih belum banyak dan generalisasinya masih sangat terbatas. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Yudhistira
Ghalia Indonesia, penelitian ini akan berbeda dengan penelitian terdahulu dikarenakan adanya perbedaan latar belakang sosial, budaya, inti permasalahan
dan karakteristik dari perusahaan serta responden yang menjadi objek penelitian. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linear
berganda, dan analisis tingkat turnover.
16
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
PT. Yudhistira Ghalia Indonesia memiliki visi yang jelas yaitu mendarmabaktikan diri pada dunia perbukuan untuk berperan serta mencerdaskan
kehidupan bangsa guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Selain itu memiliki misi yang dijabarkan dalam kebijakan operasional, keuangan,
dan sumberdaya manusia. Kebijakan sumber daya manusia dilakukan dalam menyediakan peluang kerja, kompensasi, peningkatan produktivitas karyawan,
pemenuhan sistem upah, pemenuhan tunjangan seperti kesehatan, asuransi dan manfaat-manfaat lain yang dipersyaratkan oleh pemerintah yang harus disediakan
oleh sebuah perusahaan. Pengembangan sumberdaya manusia di perusahaan di samping untuk
meningkatkan produktivitas, perusahaan juga harus mengantisipasi kemungkinan gejolak sosial yang timbul karena pengaruh luar, gejolak buruh, serta
pengembangan komunikasi antara atasan dan bawahan di lingkungan perusahaan. Perusahaan menuntut karyawan memiliki kinerja yang baik, yang terlihat
dari perilaku yang sesuai dengan harapan perusahaan. Sudah seharusnya bila perusahaan mengukur kinerja karyawannya tidak hanya sebatas pada tugas-tugas
yang terdapat dalam deskripsi kerjanya atau inrole behavior tetapi juga perilaku positif di luar persyaratan kerja formal yang disebut dengan extra role behavior
atau Organizational Citizenship Behavior OCB. OCB berasal dari perilaku kerja yang positif, karakteristik tugas dan perilaku kepemimpinan. Perilaku OCB tidak
terdapat pada job description karyawan, tetapi sangat diharapkan, karena mendukung peningkatan efektivitas dan kelangsungan hidup organisasi.
Karyawan yang memiliki OCB akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi tempatnya bekerja, dan dengan sendirinya akan merasa nyaman dan
aman terhadap pekerjaannya. Organizational Citizenship Behavior OCB memiliki beberapa aspek
yaitu altruism, courtesy, civic virtue, conscientiousness dan sportsmanship. OCB memiliki hubungan dan pengaruh terhadap turnover dan kepuasan kerja Douglas
dalam Khalid Hasan, 2005