KERANGKA PEMIKIRAN Analisis Kebijakan Pemberian Subsidi Perikanan (Solar) terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Teri Nasi dan Pendapatan Nelayan Payang Gemplo (Kasus TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan)

27

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Sektor perikanan merupakan sektor andalan mengingat sumberdaya perikanan Indonesia yang besar. Dengan sumberdaya yang besar seharusnya perikanan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan. Namun, ironisnya nelayan yang dekat dengan sumberdaya tersebut masih terbilang miskin, padahal jika mengingat besarnya potensi sumberdaya perikanan Indonesia seharusnya nelayan dapat hidup sejahtera. Hal ini dikarenakan skala perikanan Indonesia yang dominan adalah skala kecil sehingga modal yang digunakan kecil, teknologi rendah, dan pada akhirnya menghasilkan rente ekonomi yang rendah pula. Sehingga diperlukan kebijakan atau intervensi dari pemerintah yang dapat meningkatkan kontribusi sektor perikanan bagi pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan nelayan, khususnya nelayan kecil. Subsidi perikanan merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah untuk membantu nelayan, khususnya nelayan kecil dalam memperoleh bahan bakar. Subsidi perikanan yang diberikan pemerintah antara lain subsidi BBM, alat tangkap, dan dalam modal perikanan. Subsidi BBM dalam hal ini adalah solar menjadi hal yang sangat penting bagi nelayan. Subsidi BBM ini membantu nelayan untuk memperoleh BBM dengan mudah dan dengan harga yang rendah sehingga biaya produksi perikanan dapat ditekan. Hal ini dikarenakan biaya produksi untuk BBM sangat besar dibandingkan dengan input produksi lainnya, dimana dapat mencapai 60 dari total biaya produksi. Ketersediaan BBM menjadi penting karena BBM merupakan faktor input perikanan yang vital, selain ketersediaan alat tangkap dan teknologi, dimana nelayan tidak akan dapat melaut 28 tanpa adanya BBM. Subsidi perikanan, khususnya BBM merupakan salah satu program yang harapannya dapat membantu nelayan dalam hal kebutuhan BBM dan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. WTO sebagai lembaga internasional yang mengatur perdagangan menganggap subsidi perikanan sebagai sumber dari kerusakan sumberdaya. Dengan adanya subsidi akan memicu nelayan untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan secara berlebih karena effort yang digunakan menjadi mudah didapatkan dengan dukungan subsidi. Pada akhirnya kondisi seperti ini akan menimbulkan krisis perikanan pada jangka panjang dan berdampak pada kesejahteraan nelayan karena sumberdaya ikan yang menjadi sumber pendapatannya mengalami degradasi. Sehingga, menurut WTO subsidi perikanan harus dikurangi agar kelestarian sumberdaya perikanan dapat berkelanjutan. Kondisi ini menjadi sulit, mengingat nelayan Indonesia yang sebagian besar adalah nelayan skala kecil yang masih membutuhkan subsidi dalam aktivitas perikanan. Mengingat BBM merupakan input produksi perikanan yang dapat menghabiskan biaya produksi hingga 60 dari total biaya produksi. Sehingga dengan adanya subsidi BBM diharapkan dapat mengurangi biaya produksi nelayan dan akhirnya kesejahteraan nelayan juga meningkat. Namun, di sisi lain kebijakan subsidi juga mengakibatkan kegiatan ekstrasi yang berlebihan yang dapat menimbulkan degradasi sumberdaya perikanan yang pada akhinya berdampak negatif bagi kesejahteraan nelayan. Dalam penelitian ini, dampak dari adanya subsidi dilihat dari pengaruhnya terhadap pendapatan nelayan payang gemplo dan kelestarian sumberdaya ikan teri nasi. Data yang dibutuhkan dalam penelitian meliputi data harga ikan teri nasi 29 tahunan, biaya trip, effort tahunan, dan hasil tangkapan produksi ikan teri nasi tahunan, dan Indeks Harga Konsumen IHK Kabupaten Pekalongan. Dari data yang dikumpulkan dalam penelitian, baik sekunder maupun primer dilakukan analisis bioekonomi perikanan untuk menentukan rezim pengelolaan yang optimal, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan payang gemplo, dan analisis laju degradasi sumberdaya ikan teri nasi. Dalam analisis dimasukkan faktor subsidi perikanan solar, sehingga dilakukan juga analisis kontras untuk menentukan kondisi sumberdaya ikan dan pendapatan nelayan sebelum dan setelah subsidi solar melalui pembangunan SPDN. Analisis bioekonomi dilakukan dengan melihat kondisi rezim pengelolaan sebelum dan setelah subsidi solar yang dilakukan dengan melihat data time series dari effort dan hasil tangkapan ikan selama 14 tahun. Selain data effort dan produksi, dalam analisis bioekonomi juga dibutuhkan data harga ikan tahunan dan biaya trip yang diperoleh dari data sekunder dan hasil wawancara responden, baik nelayan maupun pihak-pihak yang memiliki informasi mengenai perikanan. Dengan analisis kontras sebelum dan setelah subsidi solar, diharapkan dapat diketahui bagaimana pengaruh subsidi terhadap effort, hasil tangkapan, dan rente ekonomi yang optimal. Pada akhirnya akan diketahui bagaimana kelestarian sumberdaya ikan teri nasi dan implikasi adanya kebijakan subsidi perikanan BBM. Analisis laju degradasi sumberdaya ikan teri nasi dilakukan dengan membandingkan produksi aktual dan produksi lestari dari aktivitas perikanan. Dengan analisis degradasi akan diketahui apakah sumberdaya ikan teri nasi di perairan Kabupaten Pekalongan telah terdegradasi atau belum. Analisis degradasi 30 dilakukan dengan melihat data time series dari hasil produksi ikan selama 14 tahun. Pengaruh subsidi juga dilihat dari pendapatan nelayan yang dapat diketahui melalui wawancara langsung dengan nelayan dan pengamatan langsung kondisi di lapangan. Data yang diperoleh dari nelayan kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh subsidi solar pembangunan SPDN terhadap pendapatan nelayan. Analisis pendapatan nelayan dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan variabel dummy untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan payang gemplo di Kabupaten Pekalongan. Variabel dummy merupakan variabel yang digunakan untuk melihat pengaruh subsidi solar terhadap pendapatan nelayan. Dummy bernilai satu diasumsikan sebagai nelayan yang menerima manfaat subsidi solar, sedangkan dummy bernilai nol diasumsikan sebagai nelayan yang tidak menerima manfaat subsidi solar. Analisis bioekonomi, analisis laju degradasi, dan analisis pendapatan nelayan akan menghasilkan kesimpulan bagaimana implikasi pemberian subsidi terhadap kelestarian sumberdaya ikan teri nasi dan nelayan payang gemplo. Sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan bagaimana pengaruh subsidi solar terhadap kelestarian sumberdaya ikan teri nasi dan pendapatan nelayan payang gemplo di Kabupaten Pekalongan. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. 31 = Feedback Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian Parameter Sebelum Sebelum Sesudah Sesudah D=0 Subsidi Perikanan BBM Analisis Degradasi Kelestarian Sumberdaya Ikan Koefisien Laju Degradasi 0,5 Rente Ekonomi Iya Tidak Produksi Lestari Analisis Bioekonom D=1 Analisis Pendapatan Optimal E, h MSY, MEY, OA Sumberdaya Ikan Tidak Terdegradasi Rekomendasi Sumberdaya Ikan Terdegradasi Analisis Kebijakan Produksi Effort Harga, Biaya Sumberdaya Ikan Wonokerto Parameter 32

IV. METODE PENELITIAN 4.1