Penangkapan Berlebih TINJAUAN PUSTAKA 2.1

18 perikanan global sebagaimana disebutkan sebelumnya. Subsidi juga dianggap sebagai faktor yang dapat mendistorsi perdagangan. Laporan dari berbagai sumber resmi seperti APEC, OECD, dan WTO, memperkirakan bahwa subsidi perikanan sudah mencapai US 15 hingga US 20 milyar per tahun. Namun, mengingat kondisi nelayan Indonesia yang sebagian besar adalah nelayan kecil, maka subsidi perikanan masih sangat dibutuhkan. Apalagi melihat produksi perikanan nelayan kecil yang masih rendah akibat kurangnya modal, teknologi yang kurang memadai, dan hari melaut yang tidak pasti akibat cuaca yang buruk. Sehingga kebijakan pemerintah dalam mempertahankan subsidi perikanan bagi nelayan kecil harus dipertahankan mengingat kondisi nelayan itu sendiri.

2.4 Penangkapan Berlebih

Overfishing dan Degradasi Sumberdaya Perikanan Sumberdaya perikanan yang merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui mengakibatkan dalam pemanfaatannya seringkali berlebih, hal ini diperburuk dengan kepemilikan sumberdaya perikanan yang common property dan pemanfaatannya yang akses terbuka. Akibatnya stok sumberdaya perikanan menjadi semakin menipis atau terdegradasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi keberlanjutan sektor perikanan nasional. Peristiwa kelebihan penangkapan ini disebut juga overfishing yang diartikan sebagai kelebihan penangkapan yang melebihi kapasitas stok ikan dari suatu wilayah tertentu. 19 Menurut Fauzi 2005, overfishing dikategorikan menjadi beberapa tipe, yaitu : 1. Recruitment overfishing, merupakan peristiwa penangkapan populasi ikan dewasa secara berlebihan, sehingga tidak mampu lagi melakukan reproduksi untuk memperbaharui spesiesnya. 2. Growth overfishing, terjadi ketika stok yang ditangkap rata-rata ukurannya lebih kecil daripada ukuran yang seharusnya untuk berproduksi pada tingkat yield per recruitment yang maksimum. 3. Economic overfishing, terjadi ketika rasio hargabiaya terlalu besar atau jumlah input yang dibutuhkan lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan untuk berproduksi pada tingkat rente ekonomi yang maksimum. 4. Malthusian overfishing, terjadi ketika nelayan skala kecil yang biasanya miskin dan tidak memiliki alternatif pekerjaan memasuki industri perikanan namun menghadapi hasil tangkap yang menurun. Semakin meningkatnya kebutuhan konsumsi perikanan yang dipicu semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk, mengakibatkan peningkatan dalam penangkapan berlebih overfishing. Overfishing juga dipicu oleh teknologi penangkapan yang semakin maju, namun jika sumberdaya perikanan itu tidak mampu menyediakan stok, maka akibatnya kerusakan atau degradasi sumberdaya perikanan tidak dapat dihindari. Degradasi sumberdaya perikanan makin diperparah dengan adanya penangkapan yang merusak destructive fishing akibat upaya pemenuhan konsumsi ikan yang semakin tinggi dan karakteristik sumberdaya perikanan yang open access. 20 Overfishing selain berdampak pada degradasi sumberdaya perikanan dan penurunan produksi perikanan, juga berdampak pada illegal fishing. Menurut Fauzi 2005, hal ini dikarenakan dalam skala makro overfishing dapat menimbulkan fleet migration. Artinya dengan jumlah kapal yang terus meningkat, negara-negara yang mengalami penurunan stok dan produksi, serta peningkatan kompetisi, akan bereaksi mencari fishing ground yang lebih produktif, baik secara legal maupun ilegal. Hal inilah yang mengakibatkan timbulnya illegal fishing yang merugikan negara.

2.5 Pendugaan Produksi Perikanan yang Optimal