Alih Fungsi Lahan Alih Fungsi Lahan

Perubahan luas lahan sawah yang mengalami penurunan paling drastis terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 2.814 hektar dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 2.540 hektar. Hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi pembebasan lahan secara meluas untuk industri dan pemukiman di beberapa wilayah Cianjur. Pada sepuluh tahun terakhir secara umum terjadi penurunan luas lahan sebesar 6.046 hektar atau sekitar 604,6 hektar per tahun. Dengan adanya alih fungsi lahan tersebut, luas sawah di Kabupaten Cianjur berubah dari 61.587 hektar pada tahun 2004 menjadi 59.408 hektar pada tahun 2013. Laju penyusutan luas lahan sawah selanjutnya bisa dilihat pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. Luas dan Laju Alih Fungsi Lahan Sawah di Kabupaten Cianjur Tahun 2004-2013 Tahun Luas Sawah Ha Percetakan Sawah Baru Luas Sawah Terkonversi Laju Penyusutan Luas Sawah 2004 61.587 - - - 2005 58.773 2.814 -4,57 2006 58.585 188 -0,32 2007 58.996 411 0,70 2008 60.973 1.977 3,35 2009 58.433 2.540 -4,17 2010 58.241 192 -0,33 2011 57.929 312 -0,54 2012 58.116 187 0,32 2013 59.408 1.292 2,22 Total 3.867 6.046 -3,32 Rata-rata 386,7 604,6 -0,33 Sumber : Dinas PertanianTanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur 2014 diolah Pada Tabel 8 nilai laju penyusutan luas sawah bertanda negatif menunjukkan bahwa terjadi penyusutan lahan sawah akibat alih fungsi lahan. Nilai positif menjelaskan adanya lahan yang digunakan sebagai lahan sawah baru pada tahun tersebut. Laju penyusutan lahan sawah di Kabupaten Cianjur yaitu dengan total sekitar -3,32 persen atau sekitar 6.046 hektar. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama sepuluh tahun terakhir lahan sawah di Kabupaten Cianjur telah mengalami penyusutan sebesar 3,32 persen atau sebesar 6.046 hektar. Penyusutan luas lahan sawah sudah mulai dari tahun 2005 dimana lahan berkurang sekitar 2.814 hektar atau mengalami penyusutan sebesar 4,57 persen dari 61.587 hektar lahan sawah menjadi 58.773 hektar. Pada tahun 2009 terjadi alih fungsi lahan sawah yang besar dengan luas lahan sebesar 2.540 hektar dari luas 60.973 hektar menjadi 58.433 hektar atau terjadi penyusutan luas lahan sebesar 4,17 persen. Peningkatan jumlah luasan sawah yang besar karena adanya pencetakan lahan sawah baru di Kabupaten Cianjur bertambah sebesar 1.977 hektar pada tahun 2008. Lahan tersebut meningkat 3,35 persen dari tahun sebelumnya dimana sebelumnya memiliki luas 58.996 hektar menjadi 60.973 hektar. Pada tahun 2013 juga terjadi penambahan luas lahan sawah yang cukup tinggi sebesar 1.292 hektar dari luas lahan sebesar 58.116 menjadi 59.408 hektar. Lahan tersebut meningkat sebesar 2,22 persen dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan dari tahun 2004-2013 terjadi penyusutan luas lahan sawah di Kabupaten Cianjur dengan rata-rata sebesar -0,33 persen atau sebesar 604,6 hektar per tahun.

6.2 Faktor Makro yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Kabupaten

Cianjur Adanya alih fungsi lahan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor- faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di Kabupaten Cianjur adalah faktor makro dan faktor mikro. Faktor makro merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian di tingkat wilayah, dalam penelitian ini di Kabupaten Cianjur. Faktor mikro merupakan faktor-faktor alih fungsi lahan pertanian yang dipengaruhi oleh keputusan petani. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi dalam skala makro di tingkat wilayah adalah jumlah industri, panjang aspal, PDRB non pertanian dan produktivitas padi sawah. Analisis dalam penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat wilayah menggunakan analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan dalam menentukan model tersebut merupakan data time series tahun 2004-2013. Peneliti mengolah data-data tersebut menggunakan software Eviews 5,1. Hasil estimasi memperlihatkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini baik. Berdasarkan Tabel 9 diperoleh koefisien determinasi R- squared sebesar 0,703. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variabel independen mencapai 70,3 persen dan sisanya 29,7 persen diterangkan oleh variabel lain diluar model. Nilai adjusted R-square yang diperoleh sebesar 50,4 persen. Nilai peluang uji F Prob F-statistic yang diperoleh sebesar 0,082 atau sebesar 8,2 persen, nilai tersebut

Dokumen yang terkait

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DAN KEBUTUHAN PANGAN DI KABUPATEN JEMBER

3 183 12

Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bekasi Jawa Barat (Studi Kasus Desa Sriamur Kecamatan Tambun Utara).

8 37 112

Analisis Dampak Ekonomi dari Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bogor.

1 45 109

Analisis sikap, kepuasan, dan loyalitas petani terhadap benih kedelai di Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur

0 4 89

Pendapatan Usahatani Kedelai di Desa Sukasirna Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur

1 12 75

Analisis Ekonomi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Karawang Jawa Barat (Studi Kasus Desa Tanjungpura Kecamatan Karawang Barat)

3 34 92

PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI DESA SUKASIRNA KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

1 5 26

Perubahan Sosial Masyarakat Pertanian Akibat Pertumbuhan Kawasan Industri : studi kasus di Desa Sukasirna dan Desa Selajambe Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur.

0 1 30

BAB II LANDASAN TEORI A. ALIH FUNGSI LAHAN 1. Pengertian Alih Fungsi Lahan Pertanian - ANALISIS DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Lahan sawah Kecamatan Pagelaran Kabupaten peringsew

0 0 46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani - ANALISIS DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Lahan sawah Kecamatan Pagelaran

0 0 18