Analisis Kelembagaan Lahan HASIL DAN PEMBAHASAN

dikonversi dengan asumsi bahwa jumlah beras merupakan 62,74 persen dari jumlah gabah. Jumlah kebutuhan beras masyarakat didapat dari jumlah penduduk dikalikan jumlah konsumsi beras per kapita. Jumlah penduduk diasumsikan berubah pertahunnya dengan laju sebesar 0,81 persen dan konsumsi beras diasumsikan tetap yaitu 139 kg per jiwa. Berdasarkan asumsi tersebut maka perkiraan luas sawah dan dampak terhadap ketahanan pangan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Perkiraan Perubahan Luas Lahan dan Dampak Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Cianjur dengan Konsumsi Beras Perkapita Tetap Tahun Luas Sawah Ha Jumlah Penduduk Jiwa Produksi Beras Ton Kebutuhan Beras Ton Selisih Beras Ton 2013 59.408 2.231.107 460.299 310.124 150.175 2014 59.212 2.249.179 451.119 312.636 138.483 2015 59.017 2.267.397 442.121 315.168 126.953 2016 58.822 2.285.763 433.303 317.721 115.582 2017 58.628 2.304.278 424.661 320.295 104.366 2018 58.434 2.322.943 416.191 322.889 93.302 2019 58.241 2.341.758 407.890 325.504 82.386 2020 58.049 2.360.727 399.755 328.141 71.614 2021 57.858 2.379.849 391.782 330.799 60.983 2022 57.667 2.399.125 383.968 333.478 50.489 2023 57.476 2.418.558 376.309 336.180 40.130 2024 57.287 2.438.149 368.804 338.903 29.901 2025 57.098 2.457.898 361.448 341.648 19.801 2026 56.909 2.477.807 354.239 344.415 9.824 2027 56.721 2.497.877 347.174 347.205 -31 Sumber : Badan Pusat Statistika, berbagai terbitan diolah Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 16 diketahui bahwa pada tahun 2027 produksi beras tidak dapat memenuhi kebutuhan beras di Kabupaten Cianjur. Ketersediaan produksi beras lebih kecil dari kebutuhan beras pada tahun tersebut, yaitu diperkirakan sebesar 347.174 ton dengan kebutuhan beras yang diperkirakan sebesar 347.205 ton. Sehingga pada tahun tersebut akan terjadi kekurangan beras yaitu sebesar 31 ton. Kebutuhan beras per kapita Indonesia masih sangat besar dibandingkan dengan kebutuhan beras di negara lain yaitu dua kali lipat rata-rata kebutuhan beras dunia pertahunnya yang hanya berkisar antara 60 kg per jiwa. Badan Ketahanan Pangan BKP Kementerian Pertanian Indonesia menargetkan dapat menekan konsumsi beras sebesar 1,5 persen per tahun. Penekanan konsumsi beras ini diperoleh dengan melakukan program penganekaragaman konsumsi pangan dari pangan lokal, seperti ubi, sagu, singkong dan jagung. Adanya asumsi tersebut dapat menekan konsumsi beras sebesar 1,5 persen. Kebutuhan beras masyarakat akan lebih sedikit bila ada penurunan konsumsi beras setiap tahunnya. Berdasarkan asumsi tersebut, maka simulasi mengenai ketahan pangan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Perkiraan Perubahan Luas Lahan dan Dampak Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Cianjur dengan Konsumsi Beras Perkapita Menurun Tahun Luas Sawah Ha Jumlah Penduduk Jiwa Produksi Beras Ton Kebutuhan Beras Ton Selisih Beras Ton 2013 59.208 2.231.107 458.750 305.472 153.278 2014 59.013 2.249.179 449.600 303.327 146.273 2015 58.818 2.267.397 440.633 301.197 139.435 2016 58.624 2.285.763 431.844 299.082 132.762 2017 58.430 2.304.278 423.231 296.982 126.249 2018 58.237 2.322.943 414.790 294.897 119.893 2019 58.045 2.341.758 406.517 292.827 113.690 2020 57.854 2.360.727 398.409 290.771 107.638 2021 57.663 2.379.849 390.463 288.729 101.734 2022 57.473 2.399.125 382.675 286.702 95.973 2023 57.283 2.418.558 375.043 284.688 90.354 2024 57.094 2.438.149 367.562 282.690 84.873 2025 56.905 2.457.898 360.231 280.705 79.527 2026 56.718 2.477.807 353.047 278.734 74.313 2027 56.530 2.497.877 346.005 276.777 69.229 2028 56.344 2.518.110 339.104 274.833 64.271 2029 56.158 2.538.506 332.341 272.903 59.437 2030 55.973 2.559.068 325.712 270.987 54.725 2031 55.788 2.579.797 319.216 269.084 50.131 2032 55.604 2.600.693 312.849 267.195 45.654 2033 55.420 2.621.759 306.609 265.319 41.290 2034 55.238 2.642.995 300.494 263.456 37.038 2035 55.055 2.664.403 294.501 261.606 32.895 2036 54.874 2.685.985 288.627 259.769 28.858 2037 54.692 2.707.741 282.870 257.945 24.925 2038 54.512 2.729.674 277.229 256.134 21.094 2039 54.332 2.751.784 271.699 254.336 17.364 2040 54.153 2.774.074 266.280 252.550 13.730 2041 53.974 2.796.544 260.969 250.777 10.193 2042 53.796 2.819.196 255.764 249.016 6.749 2043 53.618 2.842.031 250.663 247.267 3.396 2044 53.441 2.865.052 245.664 245.531 133 2045 53.265 2.888.259 240.764 243.807 -3.043 Sumber : Badan Pusat Statistika, berbagai terbitan diolah Berdasarkan tabel diatas, dengan adanya penurunan konsumsi beras sebesar 1,5 persen setiap tahunnya maka Kabupaten Cianjur dapat memenuhi kebutuhan beras masyarakatnya sampai pada tahun 2045. Penurunan konsumsi beras tersebut menyebabkan ketahanan pangan lebih lama 18 tahun dibandingkan dengan tidak adanya penurunan konsumsi beras. Pada tahun tersebut diperkirakan produksi beras sekitar 240.764 ton dengan konsumsi beras masyarakat sebesar 243.807 ton. Kabupaten Cianjur akan kekurangan produksi beras sebesar -3.043 ton pada tahun 2044 jika terdapat penurunan konsumsi beras sebesar 1,5 persen.

6.8 Implikasi Kebijakan

Alih fungsi lahan pertanian sulit dihindari karena kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian cenderung terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian. Perubahan jumlah lahan sawah ke penggunaan non pertanian dapat berdampak terhadap turunnya produksi pertanian, serta akan berdampak pada dimensi yang lebih luas dimana berkaitan dengan aspek-aspek perubahan orientasi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Maka dari itu diperlukan adanya kebijakan dari pemerintah untuk mengatasi masalah alih fungsi ini. Dari hasil penelitian, implikasi kebijakan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Aspek Ekonomi a. Membangun instrumen kebijakan salah satunya adalah dengan memberikan insentif kepada petani Pemberian insentif dibutuhkan para petani sebagai upaya agar petani menjaga sawah yang dimiliki. Insentif yang diberikan berupa subsidi pupuk dan benih yang ditunjukkan untuk mengurangi biaya produksi, sehingga mampu meningkatkan keuntungan usaha tani. Adanya keringanan dalam membayar pajak sawah juga akan meringankan beban petani sehingga petani akan mempertahankan sawah yang dimiliki dibanding melakukan alih fungsi lahan pertanian yang dimililki. Pemberian insentif diatur dalam UU No.41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. b. Membuat asuransi pertanian

Dokumen yang terkait

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DAN KEBUTUHAN PANGAN DI KABUPATEN JEMBER

3 183 12

Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bekasi Jawa Barat (Studi Kasus Desa Sriamur Kecamatan Tambun Utara).

8 37 112

Analisis Dampak Ekonomi dari Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bogor.

1 45 109

Analisis sikap, kepuasan, dan loyalitas petani terhadap benih kedelai di Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur

0 4 89

Pendapatan Usahatani Kedelai di Desa Sukasirna Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur

1 12 75

Analisis Ekonomi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Karawang Jawa Barat (Studi Kasus Desa Tanjungpura Kecamatan Karawang Barat)

3 34 92

PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI DESA SUKASIRNA KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

1 5 26

Perubahan Sosial Masyarakat Pertanian Akibat Pertumbuhan Kawasan Industri : studi kasus di Desa Sukasirna dan Desa Selajambe Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur.

0 1 30

BAB II LANDASAN TEORI A. ALIH FUNGSI LAHAN 1. Pengertian Alih Fungsi Lahan Pertanian - ANALISIS DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Lahan sawah Kecamatan Pagelaran Kabupaten peringsew

0 0 46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani - ANALISIS DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Lahan sawah Kecamatan Pagelaran

0 0 18