KERANGKA PEMIKIRAN Analisis dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap ketahanan pangan di kabupaten cianjur (studi kasus : desa sukasirna, kecamatan sukaluyu)

5. Analisis dokumenter Studi ini sering juga disebut analisis isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis. 6. Analisis kecenderungan Analisis yang digunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi. 7. Studi korelasi Jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian deskriptif mempunyai langkah-langkah penting sebagai berikut : a. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif. b. Membatasi dan merumuskan permasalahn secara jelas. c. Menetukan tujuan dan manfaat penelitian. d. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan. e. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian. f. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menetukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data. g. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan. h. Membuat laporan penelitian. Berdasarkan teori diatas, penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif studi kasus. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan gambaran mengenai karakteristik alih fungsi lahan pertanian, kerugian akibat alih fungsi lahan serta dampaknya terhadap ketahanan pangan.

4.4.2 Analisis Laju Alih Fungsi Lahan

Dalam penghitungan laju alih fungsi lahan pertanian digunakan persamaan alih fungsi lahan yang digunakan oleh Sutandi 2009 dalam Astuti 2011. Laju alih fungsi lahan dapat ditentukan dengan cara menghitung laju alih fungsi lahan secara parsial. Laju alih fungsi lahan secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut: � = � � −� �−1 � �−1 × 100 ..........................................................................................4.1 dimana: � = laju alih fungsi lahan � � = luas lahan tahun ke-t ha � �−1 = luas lahan sebelumnya ha Laju alih fungsi lahan dapat ditentukan melalui selisih antara luas lahan tahun ke-t dengan luas lahan tahun sebelumnya t-1. Kemudian dibagi dengan luas lahan tahun sebelumnya dan dikalikan dengan 100 persen. Hal ini dilakukan juga pada tahun-tahun berikutnya sehingga diperoleh laju alih fungsi lahan setiap tahun. 4.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda Analisis data yang digunakan dalam mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan adalah analisis regresi linier berganda. Tujuannya adalah membuat suatu deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta. Model analisis regresi linear berganda merupakan metode analisis yang didasarkan pada metode Ordinary Least Square OLS. Konsep dari metode OLS adalah menduga koefisien regresi βi dengan meminimumkan residual. OLS dapat menduga koefisien regresi dengan baik, karena: 1 memiliki sifat tidak bias dengan varian yang minimum, 2 variabelnya konsisten dimana dengan meningkatnya ukuran sample maka koefisien regresi mengarah pada nilai populasi yang sebenarnya, dan 3 koefisien regresinya terdistribusi secara normal Gujarati 2002. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap kegiatan alih fungsi lahan di tingkat wilayah adalah : 1. Jumlah Industri unit Semakin bertambahnya jumlah industri membuat permintaan lahan semakin meningkat. Peningkatan jumlah industri menyebabkan luas lahan mengalami penurunan. 2. Perubahan Panjang Aspal km Perubahan Panjang Aspal dapat mempengaruhi perubahan penurunan luas lahan. Bertambahnya panjang aspal akan meningkatkan permintaan lahan terutama untuk pembangunan pemukiman dan industri yang semakin tinggi sehingga luas lahan sawah mengalami penurunan. 3. Produk Domestik Regional Bruto non pertanian PDRB non pertanian merupakan salah satu indikator yang dapat menggambarkan pertumbuhan ekonomi. Semakin besar pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat mempercepat terjadinya perubahan struktur ekonomi ke arah sektor manufaktur, jasa, dan sektor non pertanian lainnya. Hal ini akan menggeser peruntukan lahan dari pertanian menjadi non pertanian. Semakin besar PDRB non pertanian maka semakin besar alih fungsi lahan yang terjadi. 4. Produktivitas Padi Sawah tonha Penurunan luas lahan akibat adanya alih fungsi lahan juga akan mempengaruhi produktivitas lahan pertanian yang terus menurun karena lahan dianggap memiliki opportunitunity cost. Analisis regresi linier berganda melalui beberapa tahapan pada koefisien- koefisien di atas maka digunakanperumusan sebagai berikut: Ln Y = α + β 1 LnX 1 + β 2 LnX 2 + β 3 LnX 3 + β 4 LnX 4 + ε.......................................4.2 dimana: Y = penurunan lahan pertanian akibat alih fungsi lahan m 2 α = intersep X 1 = Jumlah Industri X 2 = Perubahan Panjang Aspal X 3 = Produk Domestik Regional Bruto non pertanian PDRB non pertanian X 4 = Produktivitas Padi Sawah βi = koefisien Regresi ε = Eror Term Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh faktor-faktor yang telah ditentukan dalam persamaan akan mempengaruhi alih fungsi lahan, dilakukan pengujian ketelitian dan pengujian kemampuan model regresi. Pengujian model regresi ini terdiri dari uji koefisien determinasi, Uji koefisien regresi menyeluruh, dan Uji koefisien regresi parsial. 1. Uji Koefisien Determinasi R 2 Nilai R 2 mencerminkan seberapa besar keragaman dari variabel terikat yang dapat diterangkan oleh variabel bebasnya. Nilai R 2 memiliki besaran yang positif dan kurang dari satu 0 ≤ R 2 ≤ 1. Jika nilai R 2 bernilai nol maka keragaman dari variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Sebaliknya, jika nilai R 2 bernilai satu maka keragaman dari variabel terikat secara keseluruhan dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara sempurna. R 2 dapat dirumuskan sebagai berikut : R 2 = ESS TSS ...............................................................................................4.3 dimana: ESS = Explained of Sum Square TSS = Total of Sum Square 2. Uji Koefisien Regresi Menyeluruh F Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Adapun prosedur yang digunakan: H : β 1 = β 2 = β 3 = ... = βi = 0 H 1 : minimal ada satu βi ≠ 0 � ℎ�� = ��� �−1 ��� �−� .................................................................... 4.4 dimana: JKR = Jumlah Kuadrat Regresi JKG = Jumlah Kuadrat GalatResidual

Dokumen yang terkait

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DAN KEBUTUHAN PANGAN DI KABUPATEN JEMBER

3 183 12

Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bekasi Jawa Barat (Studi Kasus Desa Sriamur Kecamatan Tambun Utara).

8 37 112

Analisis Dampak Ekonomi dari Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bogor.

1 45 109

Analisis sikap, kepuasan, dan loyalitas petani terhadap benih kedelai di Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur

0 4 89

Pendapatan Usahatani Kedelai di Desa Sukasirna Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur

1 12 75

Analisis Ekonomi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Karawang Jawa Barat (Studi Kasus Desa Tanjungpura Kecamatan Karawang Barat)

3 34 92

PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI DESA SUKASIRNA KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

1 5 26

Perubahan Sosial Masyarakat Pertanian Akibat Pertumbuhan Kawasan Industri : studi kasus di Desa Sukasirna dan Desa Selajambe Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur.

0 1 30

BAB II LANDASAN TEORI A. ALIH FUNGSI LAHAN 1. Pengertian Alih Fungsi Lahan Pertanian - ANALISIS DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Lahan sawah Kecamatan Pagelaran Kabupaten peringsew

0 0 46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani - ANALISIS DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Lahan sawah Kecamatan Pagelaran

0 0 18