Alih Fungsi Lahan Tidak Alih Fungsi Lahan

tahunnya berfluktuatif, namun pembangunannya tidak banyak mengganggu luasan sawah yang ada di Kabupaten Cianjur. Variabel PDRB non pertanian juga berpengaruh nyata terhadap perubahan luas lahan sawah. Koefisien PDRB non pertanian berpengaruh negatif - terhadap penurunan luas sawah, nilai probabilitas PDRB non pertanian adalah 0,069 lebih kecil dari taraf nyata 10 persen 0,069 0,10. Hal ini berarti bahwa PDRB non pertanian berpengaruh nyata terhadap perubahan luas lahan sawah. Koefisien variabel yang bernilai -0.167 pada tabel menjelaskan bahwa, setiap kenaikan PDRB non pertanian sebesar 1 persen akan diikuti dengan penurunan luas lahan sawah sebesar 0,167 persen ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa jumlah industri berkorelasi negatif dengan luas lahan sawah. PDRB merupakan indikator pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Semakin besar pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat mempercepat terjadinya perubahan struktur ekonomi ke arah sektor manufaktur, jasa, dan sektor non pertanian lainnya. Kebijakan pemerintah daerah yang akan diimplementasikan sangat dipengaruhi oleh PDRB. Pemerintah akan memprioritaskan sektor yang memberikan kontribusi yang tinggi terhadap PDRB sehingga terjadi proses struktural ekonomi, sehingga hal ini menyebabkan adanya pengalihfungsian lahan dari pertanian ke non pertanian. Variabel produktivitas padi sawah memiliki hubungan yang positif + namun tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan luas lahan sawah dimana nilai probabilitasnya sebesar 0,454 lebih besar dari taraf nyata yaitu 10 persen 0,454 0,10. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis dan tidak berpengaruh nyata. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa perubahan produktivitas padi sawah di Kabupaten Cianjur belum tentu mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan sawah.

6.3 Faktor Mikro yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan di Tingkat

Petani Alih fungsi di lahan pertanian tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat wilayah tetapi juga dipengaruhi oleh keputusan petani itu sendiri. Faktor mikro yang dipengaruhi oleh keputusan petani disebabkan karena lahan yang dialihfungsikan merupakan milik petani. Saat petani memutuskan untuk menjual lahannya kepada investor atau pengembang, maka kepemilikan atas lahan berganti dan lahan tersebut beralih fungsi menjadi industri atau pemukiman. Faktor ini dianalisis untuk mengetahui apa penyebab petani menjual lahan kepada investor. Studi kasus mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat petani di Kabupaten Cianjur ini dilakukan di Kecamatan Sukaluyu. Sebanyak 41 responden dalam penelitian ini merupakan petani pemilik penggarap yang terdiri dari 25 responden merupakan petani yang menjual lahannya, sedangkan 16 responden merupakan petani yang tidak menjual lahannya. Keputusan petani dalam melakukan alih fungsi lahan dipengaruhi oleh jumlah tanggungan, pengalaman bertani, luas sawah, biaya produksi, dan proporsi pendapatan dari usaha tani. Dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan alih fungsi lahan digunakan metode analisis regresi logistik dengan memasukkan variabel independen ke dalam variabel dependen. Adapun variabel independen yang mempengaruhi petani melakukan alih fungsi lahan yaitu jumlah tanggungan, pengalaman bertani, luas sawah, biaya produksi, dan proporsi pendapatan dari usaha tani, sedangkan variabel dependen yang digunakan terdapat dua kemungkinan. Bagi responden yang melakukan alih fungsi lahan diberi nilai 1 Y=1 dan bagi responden yang tidak melakukan alih fungsi lahan diberi nilai 0 Y=0. Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode enter disajikan pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Hasil Estimasi Faktor - Faktor Mikro yang Mempengaruhi Petani dalam Mengalihfungsikan Lahan Sawah Variable Coefficient Sig. Exp β Keterangan Jumlah Tanggungan X 1 -1,991 0,028 0,137 Berpengaruh Nyata Pengalaman Bertani X 2 0,033 0,623 1,033 Tidak Berpengaruh Nyata Luas Sawah X 3 -0,031 0,826 0,969 Tidak Berpengaruh Nyata Biaya Produksi X 4 1,514 0,052 4,544 Berpengaruh Nyata Proporsi Pendapatan X 5 -0,073 0,026 0,929 Berpengaruh Nyata Constant 8,319 0,053 4.100 Sumber : Data Primer diolah Keterangan : nyata pada taraf 5 nyata pada taraf 10 Berdasarkan hasil analisis regresi logistik yang dapat dilihat pada Lampiran 5, diperoleh nilai Sig pada Omnimbus test sebesar 0,000. Nilai tersebut

Dokumen yang terkait

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DAN KEBUTUHAN PANGAN DI KABUPATEN JEMBER

3 183 12

Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bekasi Jawa Barat (Studi Kasus Desa Sriamur Kecamatan Tambun Utara).

8 37 112

Analisis Dampak Ekonomi dari Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bogor.

1 45 109

Analisis sikap, kepuasan, dan loyalitas petani terhadap benih kedelai di Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur

0 4 89

Pendapatan Usahatani Kedelai di Desa Sukasirna Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur

1 12 75

Analisis Ekonomi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Karawang Jawa Barat (Studi Kasus Desa Tanjungpura Kecamatan Karawang Barat)

3 34 92

PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI DESA SUKASIRNA KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

1 5 26

Perubahan Sosial Masyarakat Pertanian Akibat Pertumbuhan Kawasan Industri : studi kasus di Desa Sukasirna dan Desa Selajambe Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur.

0 1 30

BAB II LANDASAN TEORI A. ALIH FUNGSI LAHAN 1. Pengertian Alih Fungsi Lahan Pertanian - ANALISIS DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Lahan sawah Kecamatan Pagelaran Kabupaten peringsew

0 0 46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani - ANALISIS DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Lahan sawah Kecamatan Pagelaran

0 0 18