3 merata; dan 4 terjangkau. Dari definisi pada undang-undang tersebut, ketahanan pangan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup, yaitu
pangan dalam jumlah yang cukup dan dengan kualitas atau gizi yang memadai dalam setiap rumah tangga di Indonesia. Ketersediaan pangan ini
harus mencukupi jumlah satuan kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat
2. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, diartikan sebagai bebas
dari cemaran biologis, kimia, atau benda lain yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan manusia. Hal tersebut juga termasuk aman dari kaidah
agama atau kepercayaan masing-masing. 3.
Terpenuhinya pangan secara merata, diartikan dengan pangan yang aman dan berkualitas tadi harus tersebar merata untuk mencukupi kebutuhan
jumlah kalori setiap rumah tangga di Indonesia. 4.
Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, yaitu pangan yang aman dan berkualitas tadi harus dapat dibeli dengan harga yang terjangkau oleh
semua kalangan masyarakat Indonesia.
2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 3. .........................................................................................
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Judul Metode
HasilPenelitian Intisari yang diharapkan
1 Fanny Anugerah
2005 Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Konversi
Lahan Sawah ke Penggunaan Non Pertanian di Kabupaten
Tangerang Analisis Regresi Linear
berganda, Analisis Location Quetient LQ,
Analisis Surplus Pendapatantenaga
kerja, Analisis Elastisitas
Pertumbuhan pendapatantenaga kerja
Kabupaten Tangerang
telah terjadi konversi lahan sebesar
5.407 hektar dengan laju sebesar 2,44 persen per tahun. Rata- rata
kehilangan produksi padi per hektar
lahan sawah yang
terkonversi sekitar
selama periode 1994-2003 yaitu sebesar
3.588,11 ton per tahun,
sedangkan kehilangan
nilai produksi yaitu sebesar Rp
48.439.417.500 Dapat mengetahui metode
apa yang digunakan dalam analisis dampak alih fungsi
lahan.
2 Muhamad Dika
Yudhistira 2013 Analisis Dampak Alih Fungsi
Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan Di
Kabupaten Bekasi Jawa Barat Studi Kasus Desa Sriamur
Kecamatan Tambun Utara Analisis Logistik, Analisis
Regresi, Analisis Deskriptif,
Rata-rata Selisih
Pendapatan, Estimasi Dampak Produksi
Laju alih fungsi lahan pertanian yang terjadi di Kabupaten
Bekasi tahun 2001-2011
berfluktuasi dengan rata-rata sebesar -0,43 persen. Laju alih
fungsi lahan yang tertinggi adalah -1,55 persen pada tahun
2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan
pertanian secara makro yaitu PDRB dan laju pertumbuhan
penduduk, sedangkan
faktor yang mempengaruhi alih fungsi
lahan pertanian secara mikro adalah jumlah tanggungan petani
dan proporsi pendapatan usaha tani
dari pendapatan total.
Dampak yang terjadi terhadap Dapat mengetahui metode
apa yang digunakan dalam analisis dampak alih fungsi
lahan.
16