IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik lokasi penelitian
Lokasi penelitian di bagian hulu Sungai Cisadane memiliki ketinggian
537-587 meter dari permukan laut, dengan ciri sungai pegunungan yang berarus
deras. Daerah aliran Sungai Cisadane wilayah hulu terletak pada kemiringan yang cukup tinggi dan mempunyai ciri sungai pegunungan yang berarus deras,
serta alur sungai yang berkelok-kelok, banyak tebing curam dengan dasar batuan, berkerikil, berpasir.
Lokasi pengamatan dari ketiga stasiun secara berurutan memiliki ketinggian yang berbeda dengan kemiringan lahan yang berbeda pula Lampiran
1. Stasiun 1 terletak paling hulu dengan ketinggian 587 mdpl, memiliki kecepatan arus yang relatif sangat cepat dengan jenis substrat berbatu dan
berpasir. Warna perairan masih jernih dengan kisaran kedalaman 0,05-0,6 m dan di sekitar aliran sungai belum terdapat pemukiman, namun banyak ditemukan
pohon dan sawah. Stasiun 2 terletak sebelah hilir dari Stasiun 1 dan terletak pada ketinggian
570 mdpl dengan kecepatan arus yang cukup cepat dan banyak batu besar dengan subtrat berbatu dan berpasir. Di daerah ini sudah terdapat pemukiman, aktivitas
manusia seperti MCK dilakukan di sungai, dan kegiatan pertanian lebih banyak. Stasiun 2 memiliki kedalaman yang relatif sama dengan kisaran 0,02-0,62 m dan
warna perairan sudah berubah menjadi kecoklatan. Stasiun 3 terletak lebih ke arah hilir dari stasiun lain dan terletak pada
ketinggian 537 mdpl. Di daerah ini aktivitas manusia lebih kompleks, termasuk di dalamnya kegiatan MCK, pemukiman, persawahan, dan peternakan. Pada Stasiun
3 terdapat pembendungan sebagian aliran air sehingga kecepatan arus lebih lambat dibanding stasiun lain dan kedalaman yang relatif lebih dalam, kisaran
kedalaman sungai berkisar 0,10-1,45 m dengan warna perairan yang lebih coklat. Berdasarkan klasifikasi iklim Oldman Ahsoni 2008, Sub DAS Cisadane
hulu memiliki distribusi hujan yang merata. Bulan basah bulan dengan jumlah hujan
≥ 200 mm terjadi selama 8 sampai 10 bulan yaitu dari bulan Agustus atau September hingga April atau Mei. Bulan kering bulan dengan curah hujan 100
mm hanya satu bulan, yaitu bulan Juni atau Juli. Seperti yang tersaji dalam Gambar 4 dan Lampiran 1, terjadinya bulan basah sebanyak 10 bulan dan 2 bulan
transisi antara bulan basah dan kering. Menurut musimnya, bulan Juni-Agustus merupakan musim kemarau dan bulan September-November merupakan periode
transisi musim di pulau Jawa Sitaniapessy 1984. Curah hujan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
lahan di suatu DAS. Curah hujan di Sub DAS Cisadane hulu tergolong tinggi dengan kisaran hujan antara 102,7-448,2 mmbulan dengan rata-rata curah hujan
290,2 mmbulan. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli dan tertinggi terjadi pada bulan Desember.
Berdasarkan Gambar 4, bulan Mei hingga bulan September terjadi jumlah curah hujan yang relatif rendah, dan pada bulan Oktober terjadi awal
peningkatan jumlah curah hujan. Hal tersebut menunjukkan perubahan curah hujan sebagai indikasi perubahan musim kemarau curah hujan rendah dan
transisi musim curah hujan meningkat di Sub DAS Cisadane hulu.
Gambar 4. Curah hujan Sub DAS Cisadane hulu periode 2007 BMKG Jakarta Curah hujan dan debit air rata-rata per bulan di hulu Sungai Cisadane
selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 5. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat curah hujan terendah di hulu Sungai Cisadane terjadi pada bulan Juli
dan curah hujan yang tertingi terjadi pada bulan November. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan curah hujan selama penelitian sebagai indikasi
perubahan musim.
Gambar 5. Curah hujan dan debit air hulu Sungai Cisadane selama penelitian Perubahan curah hujan berhubungan dengan debit air yang terjadi di
sungai. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November 345,4 mmbulan dengan debit air rata-rata sebesar 1,68 m
3
detik, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli 102,7 mmbulan dengan debit air rata-rata sebesar 1,16
m
3
detik Lampiran 3. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pola curah hujan pada beberapa bulan pengamatan berhubungan dengan pola debit air. Dapat
dilihat pada sebagian besar bulan pengamatan, besarnya jumlah curah hujan diikuti pula oleh meningkatnya jumlah debit air.
4.2 Parameter fisika dan kimia perairan