Analisis indeks keanekaragaman H’, keseragaman E, dan dominansi C

maupun fitoplankton. Perubahan tersebut berkaitan dengan kemampuan perifiton atau fitoplankton dalam mentolerir perubahan kondisi lingkungan habitatnya, seperti kemampuan terhadap perubahan arus, kekeruhan, bentuk subtrat, dan akumulasi bahan-bahan terlarut. Diatom dari kelompok pennales cenderung mendominasi pada perairan berarus dan sebagai alga bentik. Hal ini terkait dengan bentuk selnya sehingga mampu bergerak meluncur melawan arus dan bentuk membran selnya sehingga mampu menempel dan bergerak di substrat Basmi 1999; Sze 1993. Menurut sifat hidupnya, alga yang ditemukan selama pengamatan di hulu Sungai Cisadane ada jenis-jenis yang tergolong hanya sebagai perifiton atau fitoplankton maupun kedua-duanya Lampiran 10. Jenis dari kelas Bacillariophyceae umumnya tergolong sebagai perifiton dan fitoplankton. Seperti pendapat Bold dan Wynnne 1985 in Izzah 2000 bahwa Bacillariophyceae diatom merupakan jenis alga yang banyak dijumpai di perairan tawar baik planktonik maupun bentik. Alga yang berasal dari kelas lain memiliki proporsi yang seimbang, baik sebagai planktonik atau bentik maupun keduanya. Seperti halnya perifiton, uji Kruskal-Wallis yang telah dilakukan terhadap ragam kelimpahan fitoplankton selama pengamatan, didapatkan kelimpahan yang ditemukan di ketiga stasiun di hulu Sungai Cisadane tidak berbeda nyata, sedangakan uji Kriskal-Wallis berdasarkan waktu pengamatan didapatkan kelimpahan yang ditemukan disetiap waktu pengamatan berbeda nyata. Hal tersebut menunjukkan adanya kesamaan kelimpahan setiap stasiun, namun perbedaan kelimpahan terjadi disetiap waktu pengamatan Lampiran 14.

4.3.1.3 Analisis indeks keanekaragaman H’, keseragaman E, dan dominansi C

Berdasarkan waktu pengamatan yang berbeda, didapat pula nilai indeks keanekaragaman perifiton yang berkisar antara 1,80-2,69 Lampiran 11. Nilai keanekaragaman tertinggi terdapat di Stasiun 3 pengamatan ke-1 dan nilai keanekaragaman terendah terdapat di Stasiun 3 pengamatan ke-5. Berdasarkan kriteria nilai indeks keanekaragaman Mason 1981, sebagian besar keanekaragaman perifiton di hulu Sungai Cisadane yang termasuk rendah H’2,3026 menunjukkan keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah. Hal ini diduga karena adanya faktor lingkungan yang menyebabkan stabilitas komunitas rendah, yaitu arus. Hanya jenis-jenis tertentu saja yang mampu beradaptasi terhadapat perubahan kecepatan arus untuk dapat hidup dan berkembang di daerah hulu Sungai Cisadane. Nilai indeks keseragaman E dan indeks dominansi C terhadap perifiton selama pengamatan di hulu Sungai Cisadane masing-masing berkisar antara 0,55-0,87 dan 0,08-0,29 Lampiran 11. Nilai keseragaman tertinggi dan nilai dominansi terendah terdapat di Stasiun 3 pengamatan ke-1, karena kelimpahan yang ditemukan tiap genus hampir sama atau penyebaran jenis merata dan tidak ada jenis yang mendominasi jenis lain. Nilai keseragaman terendah dan nilai dominansi tertinggi terdapat di Stasiun 3 pengamatan ke-5, karena adanya beberapa genus yang memiliki kelimpahan lebih besar dari genus yang lainnya, yaitu Achnantes sp. dan Navicula sp Lampiran 6, namun kelimpahannya tidak mendominasi jenis lain. Secara keseluruhan nilai indeks keseragaman yang didapat selama pengamatan termasuk cukup tinggi dan nilai indeks dominansi rendah. Hal ini menggambarkan keadaan jenis perifiton di hulu Sungai Cisadane memiliki keseragaman populasi yang cukup tinggi dengan penyebaran individu tiap jenis cukup merata sehingga tidak terdapat genus yang mendominasi. Berdasarkan waktu pengamatan, didapat pula nilai indeks keanekaragaman fitoplankton yang berkisar antara 1,89-2,67 Lampiran 11. Nilai keanekaragaman tertinggi terdapat di Stasiun 2 pengamatan ke-2 dan nilai keanekaragaman terendah terdapat di Stasiun 2 pengamatan ke-4. Berdasarkan kriteria nilai indeks keanekaragaman Mason 1981, sebagian besar keanekaragaman fitoplankton yang terdapat di hulu Sungai Cisadane termasuk rendah H’2,3026. Hal tersebut menunjukkan keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah. Sebagaimana perifiton, diduga arus yang cukup besar menyebabkan kestabilan komunitas fitoplankton yang rendah. Nilai indeks keseragaman E dan indeks dominansi C terhadap fitoplankton selama pengamatan di hulu Sungai Cisadane masing-masing berkisar antara 0,56-0,81dan 0,10-0,24 Lampiran 11. Nilai keseragaman tertinggi dan nilai dominansi terendah terdapat di Stasiun 2 pengamatan ke-2, karena kelimpahan yang ditemukan tiap genus hampir sama atau penyebaran jenis merata dan tidak ada jenis yang mendominasi jenis lain. Nilai keseragaman terendah terdapat di Stasiun 2 pengamatan ke-4, karena adanya beberapa genus yang memiliki kelimpahan lebih besar dari genus yang lainnya, yaitu Navicula sp., Melosira sp., dan Amphora sp. Lampiran 7 namun kelimpahannya tidak mendominasi jenis lain. Nilai indeks dominansi tertinggi terdapat di Stasiun 2 pengamatan ke-4, namun kisaran nilainya masih rendah mendekati 0. Hal tersebut menggambarkan bahwa di hulu Sungai Cisadane tidak ada kelimpahan jenis yang mendominasi jenis lain. Secara keseluruhan nilai indeks keseragaman yang didapat selama pengamatan termasuk cukup tinggi dan nilai indeks dominansi rendah. Hal ini menggambarkan bahwa keadaan jenis perifiton di hulu Sungai Cisadane memiliki keseragaman populasi yang sedangcukup tinggi dengan penyebaran individu tiap jenis cukup merata sehingga tidak terdapat jenis yang mendominasi.

4.4 Analisa tingkat kesamaan antar waktu pengamatan