4. Kecepatan arus
Pengukuran kecepatan arus dilakukan secara langsung di lokasi dengan menggunakan botol plastik berisi air yang diikatkan pada tali rafia sepanjang
10 meter, kemudian dihanyutkan mengikuti aliran sungai hingga tali menegang, kemudian dicatat waktunya dengan stopwatch. Pengukuran
dilakukan sebanyak tiga kali ulangan di sepanjang aliran sungai pada masing- masing stasiun penelitian.
5. Debit air
Perhitungan debit air dilakukan dengan menggunakan rumus berikut. D = V x A
Keterangan : D = Debit air m
3
detik V = Kecepatan arus mdetik
A = Luas penampang saluran air m
2
3.4 Pengumpulan data
Data hasil penelitian diperoleh dari hasil pengukuran langsung in situ serta hasil pengukuran dan analisis di laboratorium. Analisis yang dilakukan di
laboratorium meliputi identifikasi perifiton dan fitoplankton serta pengukuran parameter fisika dan kimia perairan. Pengamatan dan identifikasi perifiton dan
fitoplankton dilakukan di Laboratorium Biomikro I, sedangkan analisis fisika dan kimia sebagian dilakukan secara in situ dan sebagian dilakukan di Laboratorium
Lingkungan, Bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Kelimpahan perifiton dihitung dengan menggunakan gelas objek dengan luas cover glass 20x20 mm
2
dan menggunakan perbesaran 40x10 dengan metode strip sebanyak 15 strip. Kelimpahan fitoplankton dihitung menggunakan alat
Seadgwick Rafter Counting Cell SRC pada perbesaran lensa 10x10 dengan 10 strip setiap pengamatan. Sebelum pengamatan, botol contoh dikocok terlebih
dahulu agar air sampel tercampur tidak ada yang mengendap. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop model CHS Olympus Optical. Identifikasi
morfologi perifiton dan fitoplankton menggunakan acuan buku identifikasi Davis 1955, Prescott 1970, dan Mizuno 1979.
Analisis parameter fisika dan kimia air dilakukan di laboratorium, yang terdiri dari kekeruhan, TSS, TDS, DHL, BOD
5
, COD, nitrat, amonia, dan ortofosfat. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.
3.5 Analisis data
Terhadap contoh air yang diambil dilakukan pengamatan terhadap kelimpahan perifiton dan fitoplankton setiap genus, keanekaragaman,
keseragaman, dan dominansi. Untuk menguji kesamaan nilai tengah kelimpahan selama pengamatan dilakukan uji Kruskal-Wallis Walpole 1995. Selain itu,
dilakukan analisis tingkat kesamaan kelimpahan perifiton dan fitoplankton terhadap waktu pengamatan dan analisis kualitas lingkungan perairan dengan
klasifikasi saprobik dan koefisien sistem saprobik modifikasi Dresscher dan Van der Mark 1976 in Soewignyo et al. 1986.
Nilai parameter fisika dan kimia dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan baku mutu kualitas air menurut PP RI No. 82 tahun 2001.
Selain itu, dilakukan analisis tingkat kesamaan parameter fisika dan kimia perairan terhadap waktu pengamatan dan analisis kualitas lingkungan perairan
dengan Indeks Kualitas Air–National Sanitation Foundation’s Ott 1978. Untuk melihat hubungan kelimpahan perifiton dan fitoplankton dengan parameter fisika
dan kimia perairan, digunakan pendekatan analisis statistik uji Pearson correlation Minitab Inc. 2003.
3.5.1 Kelimpahan perifiton dan fitoplankton
a. Kelimpahan perifiton
Perhitungan kelimpahan perifiton dilakukan untuk mengetahui berapa besar kelimpahan setiap genus tertentu yang ditemukan selama pengamatan. Nilai
kelimpahan perifiton dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut modifikasi Eaton et al. 1995.
Keterangan : N : Kelimpahan perifiton selcm
2
n : Jumlah perifiton yang diamati sel A
s
: Luas substrat yang dikerik 5 x 1 cm
2
untuk perhitungan perifiton A
cg
: Luas penampang permukaan cover glass mm
2
A
a
: Luas amatan mm
2
V
t
: Volume konsentrasi pada botol contoh 10 ml untuk perhitungan perifiton V
s
: Volume konsentrasi dalam cover glass ml
b. Kelimpahan fitoplankton