hewan,  sebagian  besar  berasal  dari  buangan  kegiatan  penduduk  di  sekitar  aliran sungai.
4.2.8 Kebutuhan oksigen kimiawi COD
Nilai konsentrasi COD di Sungai Cisadane berada pada kisaran 2,00-8,00 mgl  dengan  nilai  rata-rata  sebesar  4,33  mgl.    Perubahan  nilai  COD  di  hulu
Sungai Cisadane selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar 14.  Keberadaan COD  di  perairan  ini  dapat  berasal  dari  alam  atau  aktivitas  rumah  tangga  dan
industri.    Nilai  konsentrasi  yang  rendah  tersebut  menunjukkan  bahwa  perairan tersebut  masih  alami  atau  masih  kecilnya  pengaruh  yang  ditimbulkan  dari
aktivitas  manusia.    Hal  tersebut  dapat  dilihat  berdasarkan  masih  sedikitnya penggunaan  lahan  selain  pertanian  untuk  kegiatan  rumah  tangga  ataupun
kegiatan  industri  lain.    Apabila  dibandingkan  dengan  baku  mutu  kualitas  air termasuk ke  kelas I  10 mgl Lampiran 5.  Menurut UNESCOWHOUNEP
1992  in  Effendi  2003,  nilai  konsentrasi  COD  di  bawah    20  mgl  seperti  di hulu Sungai Cisadane, masih berada pada kisaran tidak tercemar.
Gambar 14.  Sebaran nilai COD di setiap pengamatan pada tiap stasiun di hulu Sungai Cisadane
Nilai  BOD  dan  COD  ini  secara  tidak  langsung  merupakan  gambaran kadar  bahan  organik,  yaitu  jumlah  oksigen  yang  dibutuhkan  oleh  mikroba  aerob
untuk mengoksidasi bahan organik menjadi sel baru mikroba, karbondioksida, air dan  bahan  anorganik  Davis  dan  Cornwell  1991  in  Effendi  2003.    Kemudian
hasil  oksidasi  atau  dekomposisi  mikroba  berupa  bahan  anorganik  inilah  yang dapat  dimanfaatkan  oleh  perifiton  dan  fitoplankton  untuk  pertumbuhannya  atau
sebagai makanannya Basmi 1992. Berdasarkan  pernyataan  tersebut,  BOD  dan  COD  merupakan  parameter
penunjang  yang  dapat  digunakan  sebagai  indikasi  kebutuhan  oksigen  bagi mikroba  aerob untuk  menghasilkan  bahan  anorganik  bagi  pertumbuhan  perifiton
dan  fitoplankton.    Nilai  BOD  di  perairan  ini  dapat  dipengaruhi  oleh  suhu, kepadatan plankton, dan keberadaan mikroba Boyd 1988.
4.2.9 Unsur hara
Kandungan  unsur  hara  yang  diukur  pada  penelitian  ini  adalah  amonia, nitrat,  dan  ortofosfat.    Kandungan  amonia  di  hulu  Sungai  Cisadane  selama
penelitian berkisar antara 0,02-0,84 mgl dengan nilai rata-rata sebesar 0,24 mgl. Perubahan kandungan amonia selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar 15.
Nilai  kandungan  amonia  di  setiap  stasiun  termasuk  tinggi.    Nilai  kadar amonia  tersebut  berada  pada  kondisi  perairan  yang  sudah  tidak  alami.    Seperti
yang telah diungkapkan oleh Effendi 2003, kadar amonia di perairan alami tidak lebih dari 0,1 mgl.  Hal ini mengindikasikan telah terjadi masukan bahan organik
terutama  berasal  dari  limpasan  pertanian.    Dapat  dilihat  dari  tataguna  lahan  di sekitar  aliran  sungai  yang  sebagian  besar  merupakan  lahan  pertanian  dan
perkebunan Gambar 3, Lampiran 1.
Gambar 15.  Sebaran nilai NH
3
-N di setiap pengamatan pada tiap stasiun di hulu Sungai Cisadane
Nitrat  merupakan  bentuk  utama  dari  nitrogen  di  perairan  alami  dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga.  Hasil pengukuran
kandungan  nitrat  di  hulu  Sungai  Cisadane  selama  pengamatan  berkisar  antara 0,00-4,02  mgl  dengan  nilai  rata-rata  sebesar  1,36  mgl.    Berikut  ini  Gambar
perubahan nitrat selama pengamatan di hulu Sungai Ciadane.
Gambar 16.  Sebaran nilai NO
3
-N di setiap pengamatan pada tiap stasiun Kandungan  nilai  nitrat di hulu Sungai Cisadane  menurut Effendi 2003
sudah  berada  pada  kondisi  tidak  alami    0,1  ml.    Namun  nilai  tersebut  tidak menggambarkan kondisi pencemaran antropogenik  5 mgl.  Tetapi hal tersebut
dapat  terjadi  bila  masukan  limbah  domestik  dan  pertanian  makin  meningkat. Seperti  yang  terjadi  pada  pengamatan  pengamatan  ke-5  dan  pengamatan  ke-6,
diduga  peningkatan  kadar nitrat terjadi  karena pengaruh curah  hujan  yang tinggi sehingga membawa limpasan dari daerah pertanian yang mengakibatkan tingginya
masukan  yang  berasal  dari  lahan  sekitar  aliran  sungai.    Apabila  dibandingkan dengan  baku  mutu  kualitas  air,  kandungan  nitrat  di  hulu  Sungai  Cisadane
termasuk kelas I  10 mgl Lampiran 5. Berdasarkan hasil pengamatan, pengukuran kandungan ortofosfat di hulu
Sungai  Cisadane  berkisar  antara  0,02-0,41  mgl  dengan  nilai  rata-rata  sebesar 0,14  mgl.    Perubahan  nilai  kandungan  ortofosfat  selama  pengamatan  dapat
dilihat  pada  Gambar  17.    Keberadaan  fosfor  di  perairan  alami  biasanya  relatif lebih  kecil,  dan  kadarnya  lebih  sedikit  dari  pada  kadar  nitrogen.    Fosfor
merupakan  unsur  hara  yang  esensial  bagi  tumbuhan  tingkat  tinggi  dan  alga; karena sumbernya relatif sedikit, fosfor menjadi faktor pembatas di perairan.
Gambar 17.  Sebaran nilai PO
4
-N di setiap pengamatan pada tiap stasiun Nilai  kandungan  ortofosfat  tertinggi  selama  pengamatan  terdapat  di
Stasiun 2, diduga kerena lokasi ini berada dekat lahan pertanian dan pemukiman penduduk.    Effendi  2003  mengungkapkan,  sumber  antropogenik  fosfor  yang
berasal  dari  limbah  pertanian  yang  menggunakan  pupuk  memberikan  masukan yang  besar  terhadap  keberadaan  fosfor.  Kandungan  nilai  ortofosfat  ini  menurut
Boyd 1988 masih berada pada kisaran perairan alami yaitu kurang dari 1 mgl.
4.3 Karakteristik biologi