Lokasi dan Waktu Forest and Land Fires Management Strategy in Rawa Aopa Watumohai National Park Using Spatial Model

hutan dengan indikator faktor jarak dari lahan yang dikuasai oleh masyarakat dan jarak dari jalan berpengaruh nyata terhadap terjadinya kebakaran hutan. Faktor utama penyebab kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat adalah aktivitas manusia yang dipengaruhi jarak dari kota, penggunaan lahan, dan faktor biofisik yang dipengaruhi oleh tutupan lahan Kayoman 2010, sedangkan Samsuri 2008 mengidentifikasi ada empat faktor utama yang berpengaruh terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu tipe sistem lahan, tipe tutupan lahan, tipe tanah dan fungsi kawasan yang dapat digunakan untuk menduga kepadatan hotspot per km². Faktor biofisik yang mempengaruhi kebakaran hutan dan lahan di Sub DAS Kapuas Tengah Kalimantan Barat adalah vegetasi halus seperti rumput, alang-alang, semak yang biasanya memiliki kerapatan vegetasi sedang Arianti 2006. Prasad et al. 2008 mengidentifikasi variabel yang berpengaruh kuat pada kejadian kebakaran adalah luas kawasan berhutan, kepadatan biomassa, kepadatan penduduk pedesaan, curah hujan rata-rata kuartal terpanas, elevasi dan suhu tahunan rata-rata. Di antara variabel-variabel ini, kepadatan biomassa dan curah hujan rata-rata kuartal terpanas memiliki signifikansi tertinggi, diikuti oleh variabel lainnya. Sesuai prinsip segitiga api, kebakaran hutan dan lahan terjadi dipengaruhi bahan bakar dimana komponen ini berupa faktor biofisik yang dipresentasikan oleh Iklim rata-rata suhu tahunan, rata-rata suhu musim kemarau, rata-rata curah hujan tahunan, rata-rata curah hujan musim kemarau, Vegetasi kerapatan vegetasi, tipe penutupan lahan, dan Topografi elevasi, slope. Kebakaran tidak akan terjadi apabila tidak ada sisi kedua dalam segitiga api yaitu sumber penyalaan. Sumber penyalaan di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai disebabkan oleh aktivitas manusia, baik yang berasal dari desa sekitar Taman Nasional atau masyarakat pengguna jalan di dalam atau sekitar kawasan Taman Nasional. Aktivitas manusia sumber penyalaan dapat direpresentasikan oleh faktor Aksesibilitas jarak terhadap jalan, tipe jalan dan Kependudukan kepadatan penduduk, pendidikan, pengambilan sumber daya alam.

4.3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sesuai hasil analisis kebutuhan data, baik data primer maupun sekunder. Data yang dikumpulkan selanjutnya diperiksa keaslian, tingkat ketelitian, dan sistem proyeksi petanya. Untuk persiapan analisis, data-data berupa peta disamakan sistem proyeksinya dan dimodifikasi agar dapat terbaca terolah oleh perangkat software analisis Sistem Informasi Geografi SIG. Data-data yang dikumpulkan mencakup data dasar yang dapat diekstrak menjadi beberapa jenis peta seperti data SRTM peta topografi, GCM peta suhu, peta curah hujan, citra landsat dan Bing peta penutupan lahan, peta sungai, peta jalan, peta area kebakaran, hotspot titik panas hasil ekstraksi citra MODIS dan data-data sosial ekonomi yang digunakan sebagai peubah pembangun model. Beberapa sumber data spasial umumnya masih menggunakan sistem koordinat geografis, seperti SRTM, GCM, citra Bing dan hotspot. Sistem proyeksi