2.08 Forest and Land Fires Management Strategy in Rawa Aopa Watumohai National Park Using Spatial Model

Kuadran 3 : Strategi WO Strategi Weakness-Opportunity WO merupakan penyusunan strategi untuk meminimalkan kelemahan-kelemahan organisasi agar dapat merebut peluang yang ada sekaligus memanfaatkan seluruh peluang untuk meminimalkan kelemahan yang ada. Pada Gambar 26 diperoleh strategi utama WO yaitu penyamaan persepsi, sinkronisasi kebijakan dan pemaduan rencana pengelolaan TNRAW-Pemda serta peningkatan peran masyarakat sekitar dan aparat penegak hukum dalam perlindungan kawasan. Kuadran 4 : Strategi WT Strategi Weakness-Threats WT merupakan penyusunan strategi untuk meminimalkan kelemahan-kelemahan organisasi sekaligus menghindari mengatasi gangguan yang ada. Dari Gambar 26 diperoleh strategi utama WT yaitu mengembangkan skala prioritas dalam pengendalian kebakaran hutan, baik dalam aspek penegakan hukum, minimalisasi perluasan dampak, pemberdayaan masyarakat maupun pengembangan kesepakatan konservasi untuk mengatur pemanfaatan SDAHE di dalam kawasan. 5.7.4 Tahap Pemilihan Strategi dan Pengambilan Keputusan Pemilihan strategi dalam rangka pengambilan keputusan didasarkan pada teknik Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM, merupakan teknik yang dipakai pengambil keputusan untuk memformulasikan strategi terbaik. QSPM memanfaatkan hasil analisis faktor strategi internal IFAS, faktor strategi eksternal EFAS dan matrik SWOT. Berdasarkan hasil teknik QSPM pada Lampiran 21 diperoleh urutan prioritas strategi pengendalian kebakaran hutan dan lahan berdasarkan nilai Total Sum of Attractiveness Score pada QSPM, secara berturut-turut sebagai berikut : a. Analisis gangguan dan diversifikasi metoda pengendalian kebakaran baik bersifat preventif sosialisasi, promosi dan pengembangan sarana prasarana pendukung DALKARHUT maupun tindakan bersifat represif S1, S2, S3, S4, S5, S6, S8, T1, T2, T3, T4, T5, T6, dengan nilai Total Sum of Attractiveness Score 5.87. b. Meningkatkan koordinasi dengan para pihak dalam pengelolaan buffer zone daerah penyangga dan penegasan batas kawasan terhadap area ijin pemanfataan yang dikeluarkan instansi terkait S1, S3, S4, S5, S6, S8, T2, T5, T6, T8, dengan nilai Total Sum of Attractiveness Score 5.63. c. Penyamaan persepsi, sinkronisasi kebijakan dan pemaduan rencana pengelolaan TNRAW-Pemda W4, W6, O1, O4, O5, O6, O7, dengan nilai Total Sum of Attractiveness Score 5.22. d. Mengembangkan skala prioritas dalam pengendalian kebakaran hutan, baik dalam aspek penegakan hukum, minimalisasi perluasan dampak, pemberdayaan masyarakat maupun pengembangan kesepakatan konservasi untuk mengatur pemanfaatan SDAHE di dalam kawasan W1, W3, W5, W7,