Pengumpulan Data Metode Penelitian

4.3.3.5 Peta Jarak dari Sungai,

Mangrove, Kota Kecamatan dan Jalan Peta jarak dari sungai, jalan, kota kecamatan dan mangrove dibuat dengan memanfaatkan tool buffer pada Arc GIS 9.3. Untuk pembuatan peta ini digunakan input data spasial berupa peta sungai, peta jalandan peta lokasi ibu kota kecamatan hasil digitasi citra landsat serta peta batas mangrove dari peta penutupan lahan.

4.3.3.6 Peta Status Lahan

Peta status lahan disusun dengan memanfaatkan batas wilayah kawasan hutan pada peta paduserasi kawasan hutan Sulawesi Tenggara. Peta ini memberikan informasi tentang batas wilayah kawasan hutan dengan kawasan budidaya Area Peruntukkan Lain.

4.3.4 Metode Pemodelan

Analisis data yang dilakukan terhadap hotspot, data-data spasial dan kuisionerwawancara. Data hotspot yang bersumber dari situs NASA memiliki sistem koordinat geografis. Data ini diambil dari keseluruhan hotspot yang tercatat selama rentang waktu 5 tahun. Data ini seanjutnya diubah menjadi shapefile dengan memanfaatkan fasilitas “Add XY Data” pada software Arc GIS 9.3. Selanjutnya proyeksi koordinat peta dikonversi dari koordinat geografis ke koordinat UTM dengan datum WGS84 dan zona 51S. Peta sebaran hotspot diverifikasi untuk mengetahui nilai keakuratan hotspot, selanjutnya dilakukan pengacakan untuk memilih hotspot yang akan digunakan untuk pembangun model dan sisanya untuk melakukan validasi model. Hotspot yang akan digunakan untuk membangun model ditetapkan sebanyak 505 hotspot dan untuk keperluan validasi 200 hotspot. Hotspot pembangun model selanjutnya diolah dengan fasilitas Density Tool kernel density pada Arc GIS untuk membuat peta kepadatan hotspot. Out put data berupa data raster dengan ukuran tiap piksel 1 km x 1 km yang mengkalkulasi kepadatan hotspot pada radius 1 km. Peta kepadatan hotspot ini dimanfaatkan untuk menduga variabel-variabel penyusun model kebakaran hutan dan lahan. Langkah berikutnya adalah melakukan analisis spasial terhadap data-data yang telah dilakukan pra pengolahan. Tahapan-tahapan yang dilakukan sebagai berikut :

4.3.4.1 Pengkelasan Peubah

Identifikasi terhadap variabel-variabel pada aspek sosial ekonomi dan biofisik dilakukan sebelum pengkelasan. Jenis-jenis variabel yang akan diuji diperoleh dari hasil penelusuran literatur yang diduga berpengaruh terhadap terjadinya kebakaran. Masing ‐masing variabel yang digunakan dalam penyusunan model ini mempertimbangkan pengaruh aspek terkait biofisik dan antropogenic sosial ekonomi terhadap kebakaran hutan dan lahan. Penentuan variabel dilakukan dengan membuat data-data atribut sebagai parameter data. Apabila data awalnya masih spasial, maka dikonversi ke data atribut. Untuk keperluan ini digunakan hotspot tahun 2007-2012 untuk pengukuran parameter dari masing-masing variabel. Variabel selanjutnya dibagi ke dalam beberapa kelas . Jenis variabel seperti tercantum pada Tabel 13. Untuk mengetahui beda nyata antar kelas di dalam suatu variabel dilakukan analisis regresi logistik biner dengan bantuan software SPSS 16. Unit terkecil analisis regresi ini adalah area piksel ukuran 1 km x 1 km, dimana untuk wilayah studi terdiri atas 3 869 piksel. Setiap area piksel yang dijumpai ada hotspot diberi kode 1 dan piksel-piksel tanpa hotspot diberi kode 0. Model regresi logistik biner kerawanan kebakaran dinyatakan fit bagus apabila model yang terbentuk memiliki nilai signifikansi 0.05 dan hasil uji Hosmer and Lemeshow Test mempunyai nilai 0.05. Beda nyata antar kelas dapat diketahui dengan melihat nilai signifikansi setiap kelas terhadap kelas pembanding, dimana 2 kelas dinyatakan berbeda nyata apabila kelas-kelas tersebut memiliki nilai signifikansi 0.05. Tabel 13 Pengkelasan variabel yang akan digunakan dalam menyusun model No Variabel Kelas Satuan 1. Jarak darijalan 0-1; 1-4; 4-18 km 2. Kepadatan penduduk 0-25; 25-75; 75-600 orangkm² 3. Tingkat pendidikan rasio siswa terhadap jumlah penduduk 0-0.2; 0.2-0.4; 0.4-0.6; 0.6-0.8 4. Jarak dari mangrovelaut 0; 0-3; 3-26 km 5. Status kawasan Kawasan hutan; kawasan budidaya - 6. Jarak darikota kecamatan 0-7; 7-14; 14-23 km 7. Tingkat ekonomi per kapita masyarakat PDRB per kapita 0-3; 3-6; 6-10 jutaorang 8. Suhu bulanan rata-rata 22-24; 24-26; 26-28 °C 9. Curah hujan tahunan 1 900-2 000; 2 000-2 100; 2 100-2 250 milimeterth 10. Jenis tutupan lahan Hutan rawa; hutan mangrove; hutan pegunungan; pertanian dan pemukiman; badan air; savana 11. Ketinggian elevasi 0-100; 100-200; 200-1100 meter 12. Kelerengan slope 0-8; 8-30; 30 13. Jarak darisungai 0-1; 1-4; 4-7; 7-19 km

4.3.4.2 Penghitungan Nilai Skor

Nilai skor masing ‐masing variabel dapat dihitung dengan menggunakan formula berikut :