Limit of detection dan limit of quantification instrumen

Proses pembakaran dilakukan pada suhu 250-300 °C. Pengukuran suhu pembakaran dilakukan pada 6 titik sebanyak 4 kali selama proses pembakaran Gambar 4. Ikan yang digunakan adalah ikan bawal berukuran 250-300 g. Bumbu kuning yang digunakan terdiri dari kunyit 2.5 dari total berat bumbu, lengkuas 15.0, bawang putih 12.5, bawang merah 50.0, kemiri 2.5, merica 2.5, garam 2.5, dan jahe 2.5. Bumbu yang digunakan dalam pembuatan ikan bakar juga digunakan dalam pembuatan ayam panggang. Respon yang digunakan untuk optimasi proses pembakaran adalah konsentrasi BAP, DBA dan total PAH, kadar air, dan intensitas warna nilai L dan °Hue. Tahap akhir adalah verifikasi respon dari kombinasi perlakuan yang dihasilkan dari software. Tabel 2 Variabel independen yang digunakan dalam desain RSM Simbol Variabel Independen Nilai minimum maksimum A Jarak Pemanasan 2.0 cm 8.0 cm B Lama Pemanasan 28 menit 40 menit C Konsentrasi bumbu 15.0 Konsentrasi bumbu yang digunakan dihitung dari bobot ikan atau ayam mentah

3.6 Tahap Ketiga: Optimasi kombinasi

variasi pembumbuan, lama pemanasan, dan jarak pemanasan terhadap kandungan PAH ayam panggang Formulasi bumbu ayam panggang dilakukan dengan menggunakan bumbu yang sudah umum digunakan oleh pedagang di pinggir jalan. Bumbu yang akan digunakan untuk ayam panggang adalah bumbu kuning yang sama dengan bumbu yang digunakan pada tahap 2. Pembuatan ayam panggang dilakukan dengan menggunakan alat pemanggang Gambar 4 dengan sumber panas dari briket batu bara. Penentuan kombinasi konsentrasi bumbu, jarak pemanasan, dan lama pemanasan dilakukan dengan menggunakan desain percobaan response surface methodology RSM dengan variabel independen kombinasi bumbu, lama pemanasan, dan jarak pemanasan seperti terlihat pada Tabel 2. Jumlah ulangan dan pengacakan didapat melalui program Design Expert® 8. Sebelum dilakukan proses pembakaran, ayam terlebih dahulu dikukus selama 30 menit mengikuti proses yang biasa dilakukan di masyarakat dan penjual ayam panggang. Tahapan Penelitian Kegiatan Luaran Gambar 3 Diagram alir tahapan penelitian. Tahap I: Validasi metode ekstraksi polycyclic aromatic hydrocarbon PAH dengan menggunakan ekstraksi solid phase extraction SPE dan analisis dengan HPLC-UV Validasi metode ekstraksi meliputi uji linearitas, penentuan limit of detection LOD, Penentuan limit of quantification LOQ, uji recovery dan uji repeatability. Diperoleh nilai koefisien linearitas metode, LOD alat, LOQ metode, recovery metode dan repeatabilitas metode Tahap II: Studi efek kombinasi dari variasi pembumbuan, lama pemanasan, dan jarak pemanasan terhadap kandungan PAH ikan bakar Pengujian pengaruh kombinasi dari variasi penambahan bumbu, lama pemanasan, dan jarak pemanasan terhadap PAH dari ikan bakar. PAH diekstraksi dengan metode SPE dan dianalisis dengan HPLC-UV. Kadar dibenzoa,hantrasen DBA dan benzoapiren BAP dari ikan bakar pada berbagai variasi pembumbuan, lama pemanasan, dan jarak pemanasan Tahap III: Studi efek kombinasi dari variasi pembumbuan, lama pemanasan, dan jarak pemanasan terhadap kandungan PAH ayam panggang Pengujian pengaruh kombinasi dari variasi penambahan bumbu, lama pemanasan, dan jarak pemanasan terhadap kadar PAH dari ayam panggang. PAH diekstraksi dengan metode SPE dan dianalisis dengan HPLC- UV. Kadar dibenzoa,hantrasen DBA dan benzoapiren BAP dari ayam panggang pada berbagai variasi pembumbuan, lama pemanasan, dan jarak pemanasan 21 21