Analisis Korelasi Respon Optimasi Pembakaran

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Validasi metode ekstraksi dilakukan pada metode ekstraksi PAH benzoapiren BAP dan dibenzoa,hantrasen DBA dengan menggunakan tandem solid phase extraction SPE dan HPLC-UV. Linearitas metode yang ditunjukkan dengan nilai R 2 pada konsentrasi 0.1 – 10 µgml ppm untuk standar BAP adalah 0.9675 dan DBA adalah 0.9593. Hasil uji recovery pada sampel dengan spiking standar BAP dan DBA sebesar 5 µgg sampel adalah 104.21 BAP dan 101.18 DBA. Sementara nilai repeatability dari metode untuk BAP dan DBA masing-masing adalah 23.66 dan 20.85. LOD dan LOQ untuk BAP adalah 7.4 ngg dan 24.7 ngg, sementara LOD dan LOQ untuk DBA adalah 6.6 ngg dan 22.0 ngg. Kandungan BAP maksimum yang ditemukan pada ikan bakar dan ayam panggang masing-masing adalah 130.1 dan 148.1 ngg sampel. Kandungan DBA maksimum yang ditemukan pada ikan bakar dan ayam panggang masing-masing adalah 88.9 dan 149.2 ngg sampel. Kandungan total PAH jumlah BAP dan DBA maksimum yang ditemukan pada ikan bakar dan ayam panggang masing-masing adalah 206.1 dan 225.9 ngg sampel. Formula optimum untuk ikan bakar adalah pembakaran dengan jarak pembakaran 7.4 cm, lama pemanasan 30 menit dan konsentrasi bumbu 5.2. Sementara optimasi untuk ayam panggang menghasilkan jarak pembakaran 6.8 cm, lama pemanasan 29 menit, dan konsentrasi bumbu 6.1. Hasil verifikasi formula ikan bakar menunjukkan kandungan BAP, DBA, dan total PAH ikan bakar adalah tidak terdeteksi LOD BAP = 7.4 ngg; LOD DBA = 6.6 ngg, dengan nilai L sebesar 48.03, nilai °Hue sebesar 77.96 dan kadar air sebesar 59.60. Sementara hasil verifikasi ayam panggang menunjukkan kandungan BAP, DBA, dan total PAH ayam panggang adalah tidak terdeteksi LOD BAP = 7.4 ngg; LOD DBA = 6.6 ngg, nilai L sebesar 31.65, nilai °Hue sebesar 62.21, dan kadar air sebesar 50.62. Seluruh nilai prediksi formula ayam dan ikan bakar memenuhi 95 prediction interval. Nilai BAP, DBA, dan total PAH yang rendah pada kedua formula menunjukkan bahwa kedua formula dapat digunakan untuk memperoleh titik proses pembakaran yang optimum untuk reduksi PAH dari makanan bakar.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada optimasi metode ekstraksi dengan menggunakan vacuum chamber yang dapat mengatur laju alir solvent agar nilai repeatability lebih baik dari penelitian ini. Selain itu penelitian mengenai optimasi pembakaran perlu dilakukan untuk jenis makanan bakar khas Indonesia yang lain. Penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh matriks sampel protein, karbohidrat, lemak, abu, dan air serta pengaruh individual bumbu terhadap jumlah PAH yang dihasilkan selama pemanggangan juga perlu dilakukan. Formula optimum yang dihasilkan pada penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk perancangan alat pemanggang yang aman.