23 1. Kaki gunung api mempunyai latar belakang yang tinggi, sehingga bagian
ini mempunyai curah hujan yang lebih banyak dari pada daerah sekelilingnya. Pengisian airtanah tentu lebih banyak.
2. Fragmen-fragmen gunung api mempunyai ruang-ruang yang banyak dn dapat dengan mudah menyalurkan airtanah. Pada ujung terras akan
terbentuk akuifer yang besar dengan mata air yang banyak. 3. Mengingat pada bagian dasar aliran lava itu terdapat banyak retakan dan
ruang-ruang, maka airtanah dengan mudah dapat melalui dasar sepanjang lembah itu. Airtanah mempunyai sifat seperi air celah.
2.5.5.5. Airtanah di zona Retakan
Mengingat lapisan-lapisasn di zaman Tersier mempunyai kepadatan yang besar, porositas efektif antara butir tanah adalah kecil. Koefisien permeabilitasnya
10
-4
sampai 10
-6
cmdet dan tidak terbentuk akuifer. Akan tetapi jika terdapat zona retakan yang memotong lapisan-lapisan ini, maka di dalamnya terisi air celah.
Sesar tegak ortho-fault dengan lapisan teratas yang turun mempunyai banyak ruan-ruang rongga-rongga, dan dapat dengan mudah mengandung air celah.
Selanjutnya, mengingat airtanah yang terkumpul pada zona sesar sedemikian malampaui topografi dan geologi daerah aliran, maka dapat diambil berlimpah-
limpah airtanah yang kualitasnya baik secara terus menerus jika pengambilannya dilakukan dengan penggalian terowongan pada titik yang cukup dalam.
Sebaliknya, sesar balik dimana lapisan bawahnya yang turun, kebanyakan mempunyai ruang-ruang yang sedikit yang disebabkan oleh pembentukan sesar
airtanah liat. Airtanah itu terbendung oleh dasar, sehingga permukaan airtanah naik. Pengambilan airtanah dapat diusahakan dengan penggalian sumur
horisontal.
2.5.6. Sistem Akuifer dan Geologi
2.5.6.1. Lithologi, Stratigraphi, dan Struktur
Kondisi alami dan distribusi akuifer, aquiclude, dan aquitard dalam sistem geologi dikendalikan oleh lithologi, stratigraphi, dan struktur dari material
simpanan geologi dan formasi Freeze dan Cheery, 1979. Selanjutnya dijelaskan bahwa geologi merupakan susunan fisik dari simpanan geologi. Susunan ini
termasuk komposisi mineral, ukuran butiran dan kumpulan butiran grain
24 packing yang terbentuk dari sedimentasi atau batuan yang menampilkan sistem
geologi. Stratigraphi menjelaskan hubungan geometris dan umur antara macam- macam lensa, dasar, dan formasi dalam geologi sistem dari asal terjadinya
sedimentasi. Bentuk struktur seperti: pecahan cleavages, retakan fractures, lipatan folds, dan patahan faults, merupakan sifat-sifat geometrik dari sistem
geologi yang dihasilkan oleh perubahan bentuk deformation akibat adanya proses penyimpanan deposition dan proses kristalisasi crytallization dari
batuan. Pada simpanan yang belum terkonsolidasi unconsolidated deposits, lithologi dan stratigraphi merupakan pengendali yang paling penting.
Sumber : Todd, 1995
Gambar 2. Kondisi Cekungan dan Akuifer Airtanah
2.5.6.2. Beberapa Macam Akuifer Tak-Tertekan
Akuifer tak-tertekan merupakan akuifer dengan hanya satu lapisan pembatas yang kedap air di bagian bawahnya. Ketinggian hidrolik sama dengan ketinggian
muka airnya. Dari sistem terbentuknya dan lokasinya jenis akuifer ini ada beberapa macam yaitu:
a Akuifer Lembah Valley Akuifer Akuifer lembah merupakan akuifer yang ada pada suatu lembah dengan sungai
sebagai batas inlet atau outletnya. Jenis ini dapat dibedakan berdasarkan lokasinya yaitu, di daerah yang banyak curah hujannya humid zona seperti di
Indonesia. Pengisian air terjadi pada seluruh areal dari akuifer melalui infiltrasi.
25 Sungai-sungai yang ada di akuifer, airnya diisi recharge melalui daerah-daerah
yang mempunyai ketinggian yang sama dengan ketinggian sungai. Pada ilmu hidrologi, pengisian yang menimbulkan aliran ini dikenal dengan sebutan aliran
dasar base flow. Hal ini merupakan indikator bahwa walupun dalam keadaan tidak ada hujan musim kemarau, pada sungai-sungai tertentu masih ada aliran
airnya. Disamping itu akibat adanya recharge juga merupakan salah satu penyebab suatu sungai berkembang dari penampang yang kecil disebelah hulunya menjadi
penampang yang besar disebelah hilirnya mendekati laut. Airtanah di daerah gersang arid zona, curah hujannya sedikit kurang dari
500 mmtahun dan lebih kecil dari penguapanevapotranspirasi, fenomenanya merupakan kebalikan dari daerah humid. Karena pengisian infliltrasi ke akuifer
tidak ada akibat dari sedikitnya curah hujan, maka pengisian adalah dari sungai ke akuifer. Pada umumnya, aliran pada akuifer adalah pada arah yang sama dengan
aliran sungai. Masalah yang terjadi umumnya antara lain: Permeabilitas besar dari sungai terutama di bagian dasarnya, semakin
besar permeabilitasnya aliran sungai semakin kecil karena aliran akan meresap ke dalam tanah.
Pada daerah rendah timbul masalah salinitas yang cukup besar, karena aliran airtanah mengubah komposisi kimia makin ke hilir mendekati
unsur kimia air laut NaCI. b Perched Akuifers
Merupakan akuifer yang terletak di atas suatu lapisan formasi geologi kedap air. Biasanya terletak bebas di suatu struktur tanah dan tidak berhubungan dengan
sungai. Kadang-kadang bilamana lapisan di bawahnya tidak murni kedap air namun berupa aquitard bisa memberikan distribusi air pada akuifer di bawahnya.
Kapasitasnya tergantung dari pengisian air dari sekitarnya dan juga luasnya lapisan geologi yang kedap air tersebut.
c Alluvial Akuifers Alluvial deposits merupakan material yang terjadi akibat proses fisik di
sepanjang daerah aliran sungai atau daerah genangan flood plains. Akibat pergeseran sungai dan perubahan kecepatan penyimpanan yang sebelumnya
pernah terjadi, maka simpanan ini berisi material tanah yang beragam dan
26 heterogen dalam distribusi sifat-sifat hidroliknya. Dalam klasifikasi tanah sering
disebut well graded. Akibatnya kapasitas air di akuifer ini menjadi besar dan pada umunya volume airtanahnya seimbang aquillibrium dengan air yang ada di
sungai. Akuifer ini membantu pengaturan rezim aliran sungai. Sehingga boleh dikatakan di setiap daerah dengan akuifer jenis ini, akuifer ini merupakan sumber
yang penting untuk suplai air. Di daerah hulu aliran sungai umumnya air sungai meresap ke tanah infiltrasi dan mengisi akuifer recharge ini. Hal ini terjadi
karena ketinggian dasar sungai relatif di atas ketinggian muka airtanah pada akuifer. Namun semakin ke hilir aliran sungai, akuifer memberikan pengisian ke
aliran sungai recharge. Karena muka airtanah di akuifer relatif lebih tinggi di bandingkan dengan dasar sungai. Pengisian ini menimbulkan aliran dasar base
flow di sungai sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau tidak terjadi hujan di daerah aliran sungai DAS. Ditinjau dari kuantitas dan kandungan air
yang dimilikinya, maka akuifer ini merupakan akuifer yang paling baik dibandingkan dengan akuifer jenis lain.
Menurut Freeze dan Cherry 1979, dilihat dari terbentuknya sedimen, maka ada dua jenis sungai, yaitu sungai-sungai berbentuk selampit braided rivers dan
sungai-sungai bermeander. Sengai-sungai berbentuk selampit umumnya terjadi di bagian hulu daerah aliran sungai, dimana sedimen yang terbawa aliran air berupa
butiran pasir kasar dan kerikil serta kecepatan arusnya tinggi karena kemiringan dasar sungainya yang curam. Pergeseran posisi saluran dan perubahah kecepatan
sungai mengakibatkan simpanan material dasar sungai bed load berupa pasir dan kerikil dengan lanau dan lempung yang relatif sedikit. Sedangkan sungai-sungai
yang bermeander yaitu sungai yang berlekuk-lekuk, yang biasanya terletak di bagian hilir daerah aliran sungai juga mempunyai simpanan pasir halus dan
kerikil, tetapi kuantitasnya jauh lebih sedikit. Pada tipe sungai-sungai ini kandungan sedimennya didominasi oleh lanau dan lempung. Kemiringan dasarnya
relatif datar dengan kecepatan yang lebih lambat dibandingkan dengan sungai- sungai berselampit. Kadang-kadang karena lambatnya kecepatan di suatu tempat
aliran sungai terjadi perpotongan sungai cut-off channel.
27
2.5.7. Param-Param Aliran Airtanah