Sumber Daya Air TINJAUAN PUSTAKA

4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sumber Daya Air

Air merupakan sumberdaya vital yang sekaligus paling berlimpah di muka bumi. Sekitar 71 dari permukaan bumi tertutupi oleh air. Dari seluruh air yang ada di bumi, 97,2 nya adalah air laut. Dan hanya 2,8 yang berupa air baku fresh water. Sebanyak 70 dari air baku tersebut berbentuk benua dan gunung es di kutub bumi. Sisa yang 30 dari air baku tersebut berada di tanah sebagai kelengasan tanah dan sebagian lagi berada jauh di dalam akifer di perut bumi. Air baku yang siap untuk didayagunakan manusia hanya tersedia kurang dari 1 0,01 dari seluruh air yang ada di bumi. Air itu tersedia di danau, sungai, dan di sumur dangkal. Ini menunjukkan bahwa air merupakan sumberdaya yang melimpah di muka bumi sekaligus sangat terbatas untuk dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sumberdaya air baku di permukaan bumi tersedia dalam distribusi yang tidak merata. Ditinjau dari curah hujan, maka distribusinya bervariasi dari kondisi sangat berlimpah sampai tidak ada hujan, seperti di daerah gersang dan padang pasir. Luas wilayah dengan iklim kering dan setengah gersang meliputi 40 permukaan bumi. Namun wilayah ini hanya memperoleh 2 dari total air baku. Curah hujan yang turun di daratan sekitar 110.000 km 3 , sebagian besar akan menguap lagi ke udara, sebagian lagi terserap oleh tanaman dan masuk ke dalam tanah. Curah hujan yang terserap ke dalam tanah mengalir menjadi sungai dan danau jumlahnya sekitar 42.700 km 3 . Ketimpangan distribusi air ini juga dapat dilihat dari jumlah aliran di sungai-sungai dunia. Sungai Amazon misalnya, mengangkangi tidak kurang dari 16 aliran dunia. Lebih dari 98 dari semua air di daratan berada di bawah permukaan tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Dua persen sisanya terlihat sebagai air di sungai, danau, dan reservoir. Setengah dari dua persen ini disimpan di reservoir buatan dan 98 dari air di bawah permukaan disebut airtanah dan digambarkan sebagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka airtanah. Dua persen sisanya adalah kelembaban tanah. 5 Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tabel 1 berikut menyajikan perkiraan jumlah sumberdaya air di bumi. Tabel 1. Perkiraan Jumlah Sumberdaya Air di Bumi Lokasi Volume Air km 3 Persentase Air di daratan 37800.00 2.8000 Danau air tawar 125.00 0.0090 Danau air asin dan laut daratan 104.00 0.0080 Sungai 1.25 0.0001 Kelembaban tanah dan air vadose 67.00 0.0050 Airtanah sampai kedalaman 4000 m 8350.00 0.6100 Es dan glaciers 29200.00 2.1400 Air di atmosfir 13.00 0.0010 Air di Lautan 1320000.00 97.200 Total Air di Dunia 1360000.00 100.000 Sumber : Fetter, 1994 Ketersediaan air baku di muka bumi rata-rata sebesar 7.300 m 3 kapitatahun pada tahun 1995. Dibanding tahun 1970, kondisi ini merosot sebesar 37 . Kondisi terjadi sebagai akibat terus meningkatnya jumlah penduduk. Ketersediaan diprediksi akan merosot lagi pada 2025 menjadi antara 40 sampai 60 . Pada saat itu diperkirakan bahwa 35 penduduk dunia akan mengalami krisis air. Meningkatnya jumlah penduduk, meskipun Benua Asia memiliki sumberdaya air baku yang terbesar dibanding benua lain, tetapi ketersediaan air per kapitanya tergolong yang terendah. Secara keseluruhan, Indonesia termasuk wilayah yang kaya sumberdaya air. Distribusi sumberdaya air Indonesia per kapita per tahun tidak kurang dari 15.000 m 3 . Tetapi kalau dicermati lebih dalam, maka kita akan dikejutkan oleh ketimpangan distribusi ini. Seperti halnya dengan Benua Asia, maka Pulau Jawa misalnya, meskipun mendapat karunia hujan yang berlimpah tetapi ketersediaannya per kapita sangatlah rendah. Penduduk Jabotabek yang bermukim di Daerah Aliran Sungai Ciliwung, hanya memperoleh distribusi 200 m 3 kapitatahun. Suatu angka yang sangat rendah. Bertambahnya kebutuhan air untuk kegiatan manusia dan juga peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat, kelangkaan air merupakan masalah yang sangat penting. Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian menguap kembali menjadi 6 air di udara, sebagian masuk ke dalam tanah, sebagian lagi mengalir di permukaan. Aliran air di permukaan ini kemudian akan berkumpul mengalir ke tempat yang lebih rendah dan membentuk sungai yang kemudian mengalir ke laut.

2.2. Siklus Hidrologi