Suyitno Ethek Sutirman Eka Ardhana Teguh Ranusastra Asmara

• Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian • 92 93

33. Suyitno Ethek

Perlindungan Saksi Dan Korban mana ada, perlindungan saksi apalagi perlindungan korban yang bisa memberi jaminan akan ketenangan saksi dalam bersaksi akan ketenangan korban yang dikorbankan sebagaimana angin yang setiap hari menerpa dadaunan tak pernah berhenti dadaunan jadi korban, ranting jadi saksi tak pernah ada yang peduli sebagaimana ombak membentur karang air laut jadi saksi bagaimana karang harus jadi korban keganasan ombak sementara tak ada yang mau bergerak melindungi karang dari ganasnya gelombang bila ada perlindungan saksi dan korban perkenalkan pada setiap orang biar saksi dan korban bisa hidup tenang bila berada dalam persidangan Mjk, 10 Juni 2015

32. Sutirman Eka Ardhana

Jangan Sembunyikan Kata-Kata aku tak ingin kau sembunyikan kata­kata di dalam mulut dan kau simpan di debar dada aku tak ingin kau pendam inginmu dalam rongga rahasia dan resah jiwa aku tak ingin kau tanam diammu di hamparan senyap hidup kelam aku tak ingin kau sia­siakan kata­kata dalam hidupmu Juni, 2015 • Antologi Puisi Saksi Korban 95 94 Jalan Remang Kesaksian •

34. Teguh Ranusastra Asmara

Tak Pernah Kembali hanya satu kata ‘lawan’ itu senjata wiji thukul tiap memimpin demo ketidaksewenangan para pemimpin yang tak mampu mensejahterakan rakyat atau lingkungan yang dicemari limbah pabrik tekstil di kota kelahiran solo dengan bait­bait puisi wiji thukul mampu menciutkan hati para penggede yang korup, ketika buruh menjerit membelah langit di tengah jalan aspal yang mulai meleleh dan jiwanya membara membakar semangat orang­orang kecil untuk menegakkan bendera kemenangan tapi wiji thukul tiba­tiba lenyap di akhir orde baru 1998 bersama 13 aktivis ia hilang tanpa jejak dan suaranya tak terdengar lagi Tuhan, dimanakah kau sembunyikan wiji thukul atau rezim orde baru telah menyingkirkan penyair jalanan tunjukan arahMu dengan tepat, berikan tempat yang layak jika disingkirkan dengan moncong senapan kini 17 tahun sudah, aku mengenangmu dengan membaca puisi dan kesaksianmu sendiri yang bicara, di tengah sepi Yogya 2015 Saksi Dan Korban daun selalu menjadi korban terpaan angin ranting selalu menjadi saksi yang tak mungkin tak mengetahui bagaimana daun­daun bergoyang menari­nari diterpa angin kenapa ranting selalu diam tak peduli melihat daun­daun menjadi korban bahkan ada yang terjatuh terkulai tak berdaya menghadapi kenyataan padahal daun tak melakukan kesalahan kenapa ranting tak mau jadi saksi bila daun­daun tak pernah menyalahi norma­norma hukum selama ini sementara angin selalu menyalahkan daun mungkin ranting tak mengerti ada yang bisa memberi perlindungan bila mau jadi saksi kenakalan setiap angin yang menerpa dedaunan Mjk, 1 Juni 2015 • Antologi Puisi Saksi Korban 97 96 Jalan Remang Kesaksian •

35. Umi Azzurasantika