Sigit Sugito Song of Corby

189 • Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian • 188

26. Sigit Sugito Song of Corby

Seperti virus yang terus menjalar Memasuki alam pikiran,merusak sel­sel Meruntuhkan impian dan menjatuhkankan di jalanan Seperti virus saling memberi kabar Dari pintu ke pintu mengetuk pintu Dengan sopan mengabarkan tentang peradaban Seperti virus engkau berlayar sambil bernyanyi di alam pulau Bali menjanjikan surge modernisasi kami bersaksi sebagaimana engkau telah meringkus anak­anak negeri terkulai dalam pelukan mimpi merantai anak­anak negeri dalam pasungan narkotika kami bersaksi seharusnya engkau menebus dan menghisap virus virus itu dengan mulutmu seperti anak­anak negeri engkau terkulai mati dalam pelukan cita­citamu Kami bersaksi Seharusnya engkau tidak bebas dari grasi Karena sakitnya bangsa ini Telah engkau bunuh tanpa nurani. Tahun 2011 Puisi teruntuk Susilo Bambang Yudoyono Sebuah Episode Waktu Dalam Catatan Memoriku. : ­ Jotawang,1965­1966 ada yang melukai senja, ketika sore sibuk membuka jendela Pohon sawo yang berjejer dihalaman muka Menjelma sarang kelelawar yang menjatuhkan puisi dari kelopak matanya ada yang mengikuti senja , ketika senja sedang menunggu malam Mengikuti suara talu gamelan, Mengikuti gelaran wayang Menanti dalang membeberkan pakeliran Dari malam ke malam yang semakin kelam Malam yang rapat di tahun politik yang gelap Kampungku serasa sunyi dan senyap sesekali angin menyergap ada kabar rangkaian Gagar Mayang tergeletak di sudut jalan Dan duka cita kembali tiba. Hari­hari semakin kaku, dan gagu, meloncati pintu­pintu Kampungku terasa atis. Dingin, sunyi, dan gelap Tidak ada suara yang bernyanyi: ……………………………………………. 190 191 • Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian • Marhaen Indonesia Bersatulah Segera Di bawah satu barisan anti kemiskinan …………………………………………………………… Di tengah bulan yang bersembunyi ,aku mencoba belajar Untuk mengerti ditengah tarikan ideologi seperti perahu tanpa sekoci diterjang badai berlayar anak­anak memeluk bulan dikamar dipeluk sayang agar segera tidur sebelum malam nyanyian kelelawar memekik di telinga tanda ada bencana di luar ada tangan hantu suka mengetuk pintu orang­orang berbisik dan siaga menerka apa yang akan terjadi di gelap malam gerhana ada yang berdesir di bulu kuduk, Para pemuda merunduk Mencari kabar tentang siapa lagi yang di ciduk? Sikap saling curiga tidak menjamin asal tunjuk Sudahkah Bethara Kala mengunyah semuanya atau pertikaian antar saudara jamak dimengerti? Entah yang kiri entah yang kanan, semua tangan seharusnya bersalaman Seperti bumi yang akan tenggelam Bunyi gamelan ditabukan,Wayang kulit diharamkan Dari teras rumah aku mencatat, siapa yang salah? anak­anak menjadi jengah, takut menari. apalagi bermain gobak sodor di malam hari aku duduk sendiri seperti kehilangan pegangan sambil melawan Sejarah membuat sayatan ,melukai waktu Membuat arah baru kemana arah perahu Mencari pendayung ulung yang baru Seperti ceritera wayang yang di beber dalang aku seperti petaruh,memilih carangan agar dalang tidak memainkan Pakem sembarangan. Jotawang,1965-1966 193 • Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian • 192

27. Sri Wintala Achmad