Selsa Sigit Sugito Seruni

• Antologi Puisi Saksi Korban 75 74 Jalan Remang Kesaksian •

25. Selsa

Sekilas Adamu Seberkas sinar Penyuluh gulitaku Tatkala kaki tertatih melangkah Sapa dalam tutur lembut Tekadkan diri Tatkala mulut terbungkam bisu Sedang bicara menjadi keharusan Pelukan hangat Buyarkan segala ketakutan Tatkala intimidasi membayangi jejak kaki Lalu segalanya menjadi bayan Dunia baru Terbuka kini Temanggung, juni 2015 Detik-Detik Yang Bisa Membunuh ibarat waktu, pukul setengah lima saat seluruh pedihku menjadi langit senja dan matahari tak lekas tenggelam di batas luka, aku menunggu lekas­leka purnama menyapa sehingga segala hingar siang tak lagi menawan lelahnya hari mengumpamai kecemasan seorang saksi yang takut mengungkapkan peristiwa lawan kuat seorang korban kapan detik­detik giris di meja hijau menjadi purna saat palu menyudahi ketukannya jarum waktu masih di situ seolah membeku, pukul setengah lima lewat semenit membiarkan detik menyimpan segala kecemasan di setitik zaman saksi sedialah memberi persaksian senyata indera merekam kejadian bila sedetik memori lewat, semenit dalam senja hanya menenggelamkan matahari sia­sia Ganding Pustaka, 2015 • Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian • 76 77

27. Sigit Sugito

18 Tahun sajak untuk Udin Usia ini terus bergulir Menekan detik demi detik Waktu terus tumbuh Menembus usiamu Mencari waktu yang menempuh dan berlalu Menunggu waktu Yang lelah tidak ketemu Sebentar lagi waktu akan berlalu Diikat oleh peraturan yang kaku Tidak adil dan membisu Siapa yang harus divonis Pasal demi pasal Dimakan waktu Udin, 18 tahun menunggu Kapan ada bunyi ketok palu? 12 agustus 2014, di saat kawan-kawan mengenang udin.

26. Seruni

Fragmen : kepada angeline Bersetting kandang ayam, drama kepergianmu berawal ... nona kecil. Di bulan juni, di belakang rumah. Tubuh mungilmu ditimbun gundukan tanah. Dengan luka sekujur sebagai penanda. Episode keji, ulah tangan­tangan durjana. angin pulau dewata anyir, dunia sontak terisak. Jutaan pemirsa tersedu, menyimak kisah tragismu Sekejam inikah masa kanak­kanak yang kau lewati, angeline. Kekerasan demi kekerasan kau terima. Kau tanggung sendiri pada usia dini. Hingga pada akhirnya kau benar­benar tiada. Membawa sakit dari segala rupa aniaya ... Selamat jalan, angeline. Lelaplah dalam kedamaian semesta. Penuh wangi doa Solo, 2015 78 79 • Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian • Di Atas Pesawat Jakarta – Amsterdam 7 september2004 ada berita pagi Yang mengetok­ngetok layar televisi Munir Said Thalib, terbujur gaib dalam dekapan langit Wafat dalam pesawat ini cara baru membunuh aktivis tidak dengan peluru seperti ceritera iksi segelas jus lemon membalut arsenikum di dalam senyum soal Hak azasi Manusia di negeri ini penuh misteri dari Kasus Udin, Marsinah, Penculikan dan penggusuran tanah yang tidak ada habis­habisnya rakyat sendiri teraniaya seperti angin beliung menampar­nampar semak belukar anak – anak pemberani terdampar Seperti tertera dalam peta : Negeri ini penuh mawar Tetapi yang terjadi sebuah negeri yang rusuh dan nanar ? Munir, selamat jalan Negeri ini sedang belajar melangkah Negeri ini sedang mencari arah Dengan jejak darahpara pendekar dan pejuang Negeri akan terus melahirkan anak­anak zaman. 2004-1998 Kabar Dari Kampung Samalo 16 agustus 1996 Jalan yang sepi Malam sendiri angin mendaki ada kabar duka Yang terluka secara tiba­tiba Lukanya menjadi duka Udin, namanya Pewarta hati yang menulis berita dengan nurani dalam sergapan malam yang tajam Sorot mata para penjagal Meninju tangis anak istri Udin, Meninggal dianiaya oleh seseorang Para penguasa terus mencuri Fakta – fakta dan alat bukti Hukum menjadi tidak peduli dan mati Menyisir setiap rumah dengan dingin Iwik didakwa dan terhina Bir dan perempuan menjadi jebakan aniaya Udin meninggal dalam kepungan berita dan derita Sampai kini kabarnya tak sampa­sampai juga. 1996-2011 81 • Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian • 80 Omerta Mario Puzo berkisah tentang janji setia Penutup mulut menitip nyawa pada costra nostra Omerta adalah sumpah bungkam bernyanyi Bertaruh nyawa sendiri hingga mati Tetapi sumpah itu bisa jadi serapah Bila diungkap pemberani pemilik nurani agar dunia hitam hilang kelam agar hati hitam tak jadi legam Tenggelam di palung terdalam Omerta adalah Yakuza memotong jari Ndrangheta Itali menyudah bunuh diri Sekadar nyali siapkan sesaji Menepati janji tanpa hati :Khianat berarti mati Maka sekali bersaksi di dunia beda Ia berhak peroleh pelindung nyawa. Yogyakarta 2015

28. Slamet Riyadi Sabrawi