•
Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian
•
180 181
23. Raedu Basha Tanda Seru
tangan yang mengepal, genggam yang erat tak perlu dilemahkan oleh geretak mereka yang keparat
kejujuran adalah kekuatan tapi siapa telah membelinya dengan laknat
kejahilan mengutuk dengus syahwat jual beli hukum mengisi kantong bolong pengacara melarat
tapi jangan takut kecuali kau cecurut di sini ada temanmu yang tak satupun melorotmu
ia kan melindungi dari coro tangan mengepal, genggam erat
takkan dapat dilemahkan selama barisan bermufakat membawa apa yang kau bela dengan kebenaran
menyemburat perkasa
Ganding Pustaka, 2015
24. Selsa Rumah Kita
Rumahmu Jeruji besi
Gelap Terkungkung dalam kebekuan
Rumahku Rumah masa depan
aman Meneduhkan
ada cerita ceria Di sela harinya
Impas Tuntas
Mbraol, juni 2015
182 183
•
Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian
•
Persimpangan
Kepada jiwa malam yang tengah berkelana Telah pupus pengharapan atasmu
Enggan sudah hati ini menuai cabik asmara Lelah menampi kebaikkan
Di persimpangan ini aku harus memilih
antaramu Yang telah menohok ke dalam jurang nista
Dan dia Penawar lentera jiwa
Wisma sesungguhnya Tuk dapatkan kasih sayang nyata
Dalam belaian tutur kata lembu Juga ketentraman syahdu
Tempat rumpahkan duka dan ketakutan atasmu
atas laku durjanamu, padaku Temanggung Juni 2015
Pada Sebuah Kesaksian
Meski air mata mengering sudah Meski duka teramat perih menyemat di dada
Namun tekad telah menguat akan sebuah asa
Menuntut sebuah keadilan Pada meja hijau
Pada palu sang hakim Pada sebuah kebenaran
Yang sejatinya tertulis di catatan alam Ketakutan sirna sudah
Kecemasan lenyap telah Tersisa kini
Lantang sebuah kesaksian Yang kan membungkam kelaliman
Dan siap jerumuskan pelaku Ke tempat yang sesungguhnya
Hotel prodeo Temanggung, Juli 2015
185
•
Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian
•
184
25. Seruni Rahasia Ibu
Jangan lagi tanya soal bapak, ngger. Satu saat kau akan paham, kenapa ibu memilih bungkam. Tak berkisah perihal
masa lalu, siapa dan dimana bapakmu? Cukup, ibu simpan semua. Bahwa kau, lahir dari benih luka. Dari malam yang
nyeri, dari sunyi yang tak manusiawi Satu saat kau paham, ngger. Tentang ketakadilan ini. Dan
rasa sakit bernama aib. Ketika waktu melecehkan, mengoyak kehormatan. Menjadikanmu haram ...
Solo, 2015
KDRT
1 Sebab katamu
Lebam di tubuh itu adalah graiti cinta Yang harus dilakoni
Sebagaimana rekaatrekaat dalam keyakinan Menjadi istri
Dan makmum abadi
2 Iya, kurelakan
Raga ini mati pelanpelan Setiap kali kau jatuhkan ciuman
Seiring cambukan
3 Kelak kau mengerti
Kematianku adalah berkah Dengan tasbih cinta yang terus tengadah
Dari hati Yang melafal namamu berkalikali
Melewati siang malam Sepanjang biduk perjalanan
Solo, 2015
186 187
•
Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian
•
Sajak Bulan Juni
Tak ada hujan di bulan ini, Sapardi. Tapi ketabahan yang pernah kau tuliskan adalah kasunyatan ...
Kasunyatan dimana waktu bergulir sungsang Menuntun seorang angeline
Pada dingin kasih sayang Kau tahu ?, Juni berdetak tengil dijantungnya
Membelainya dengan aniaya Sementara ayah ibu tak di sisi, ketika ia menganyam luka sendiri
Tak ada hujan di bulan ini, Sapardi Tapi badai kekerasan
Membawanya berpulang, ditemani boneka kesayangan Ia menempuh kesakitan
Tak ada hujan di bulan ini Hanya tragedi
Membasahi televisi Berkabar dahsyat, mengerikan sekali
Solo, Juni 2015 : Sajak Hujan di bulan Juni karya Sapardi Joko Damono
Monolog Saksi Bayaran
Sekali ini saja, TUHaN Kusembunyikan kebenaran
atas nama keselamatan Sebab satu kata adalah bencana
Yang mengancam keluarga Sekali ini saja, TUHaN
aku jadi tumbal Kebenaran yang dipalsukan
Maaf, TUHaN Bila segalanya kupermainan
anakanak butuh perlindungan Meski tak KaU halalkan ...
Solo, 2015
189
•
Antologi Puisi Saksi Korban Jalan Remang Kesaksian
•
188
26. Sigit Sugito Song of Corby